Kamis, Mei 1

Syamsir Alam, Anak Balingka

Syamsir Alam, goal getter tim SAD Indonesia dalam Quinta Division Uruguay 2008/2009, ternyata adalah anak “Rang Balingka” Kabupaten Agam. Nun, jalan menuju kelok 44 yang terkenal panorama alamnya di Sumatra Barat, sambil menyaksikan kemilau air danau Maninjau.

Pemain kelahiran 6 Juli 1992 ini, dalam kompetisi Quinta Division U-17 Liga Uruguay yang telah dijalaninya, acap kali menciptakan gol untuk kesebelasannya. Produktifitas Syamsir memang tercipta berkat penampilan briliannya dalam setiap pertandingan.

Sementara pada putaran pertama, dari 23 pertandingan yang dilaksanakan, Syamsir Alam juga telah mengoleksi 10 gol selama kompetisi putaran pertama tahun 2008 lalu, disusul Shalan Shodiq dengan 5 gol, hingga total gol yang telah diraihnya selama kompetisi Quinta Division berjumlah 14 gol, sementara untuk putaran pertama ini anak sulung dari Edinas Sikumbang,SH yang pengacara kondang di Jakarta dan berkantor di Menara Sudirman ini, baru mencetak satu gol waktu menjebol tim Racing, Awal April 2009 lalu.

Sehingga tidak mengherankan jika dari hasil analisa pelatih Cesar Payovich, performa Syamsir selalu mendapatkan nilai lebih. Dalam dua laga awal bahkan Cesar memberikan nilai 9 untuk aksi pemain bernomor punggung 10 ini.

“Dari segi fisik dan teknik, Syamsir Alam saat ini memang yang terdepan diantara pemain SAD yang lain. Kemampuan dribel dan pergerakan tanpa bolanya sangat baik. Saya harap ia terus tekun berlatih dan mampu mengambil pelajaran dari ketatnya persaingan di Liga Uruguay. Yang penting, jangan pernah merasa sombong dan puas diri,” komentar Cesar Payovich.

Dalam skema permainan Cesar Payovich, Syamsir Alam yang di akhir putaran pertama sering dimainkan sebagai gelandang serang yang bermain di belakang dua striker dalam pola 4-3-1-2, sejak dua pertandingan terakhir lebih dimaksimalkan sebagai striker bersama Alan Martha.

“Dengan kapasitas teknis dan visi bermainnya yang bagus, Syamsir Alam mampu memainkan peran yang bagus saat sebagai striker maupun gelandang. Buktinya, dalam beberapa pertandingan dia juga mampu mencetak gol saat bermain sebagai gelandang serang, “ tutur Cesar.

Tekanan pertandingan dalam Liga Uruguay 2008 dikatakan oleh Cesar tak berbeda jauh dengan di Eropa. Seorang pemain tidak hanya cukup mengandalkan kualitas teknis saja. Tapi diperlukan juga kondisi fisik yang prima serta visi bermain yang baik untuk selalu melepaskan diri dari tekanan lawan.

“Hal inilah yang harus terus dipelajari oleh Syamsir. Dalam beberapa pertandingan terakhir, ia selalu mendapatkan pengawalan ketat dari pemain belakang lawan. Ke depannya ia akan semakin mendapat penjagaan ketat karena sudah mulai disegani,” kata Roberto Regis Milano, agen yang mengurusi SAD Indonesia selama di Uruguay.

Dan kepiawaiannya dalam mengolah “si kulit bundar” di lapangan permainan, tidak hanya dikagumi para pelatih maupun pemain bola di Uruguay. Kalangan gadis-gadis cantik penggemar sepakbola di Amerika Latin juga ikut-ikutan mengagumi Alam. Salah satu diantaranya adalah Denise, warga Argentina penggila sepakbola yang ikut tergila-gila dengan Alam.

“Ah, Denise itu hanya teman biasa aja om. Kebetulan aja dia sering curhat sama Alam, sehingga terlihat kami sering bersama pada waktu libur latihan.” Kilah Alam ketika ditanya soal hubungan intimnya dengan warga Atgentina tersebut. Bagi yang ingin kenalan dengan Alam, bisa membaca komentarnya dengan mengklik pas photo alam di halaman utama.

Memang, meski usia Syamsir Alam sebaya dengan 24 rekan lainnya di Uruguay, ia lebih memiliki jam terbang internasional yang tinggi. Saat masih berusia 12 tahun, Syamsir sudah memperkuat Timnas U-14 di Piala Asia U-14 2004. Ia juga sempat mencicipi mulusnya rumput di Perancis dalam kejuaraan Danone Cup. Yang terakhir, dalam usia 15 tahun, Syamsir malah berhasil masuk timnas U-19 asuhan pelatih Bambang Nurdiansyah di kualifikasi Piala Asia U-19 tahun lalu. Selain itu, Syamsir sudah pernah berlatih di Belanda bersama timnas U-23 dan tim-tim yunior Divisi Utama Belanda. (jer)

FROM URUGUAY WITH LOVE – Cerita Syamsir Alam: Kenapa Harus Jadi Penonton, Kalau Bisa Jadi Pemainnya?

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Apa kabar Indonesia?

Mungkin pembaca sudah tidak sabar menunggu kabar terkini dari tim S.A.D Indonesia di Montevideo, Uruguay. Sekarang saya sedang fokus latihan untuk kekuatan otot tubuh. Jadi, lagi banyak latihan beban.

Kompetisi putaran kedua sudah dimulai akhir bulan lalu. Pada pertandingan pertama, kami menang 2-1 atas Bella Vista, kemudian kalah 3-1 dari Basañez dan pekan lalu menang 1-0 atas Racing. Jadi kami memenangkan dua dari tiga pertandingan pertama dalam kompetisi Torneo de Honor.

Saya tidak berani mengomentari kekalahan dari Basañez, karena saya tidak bermain. Tapi, menurut saya, teman-teman bermain sangat baik. Sayangnya, Basañez mempunyai semangat lebih untuk menang. Hebatnya pada Minggu (7/6), kami bisa meredam Bella Vista. Setidaknya kami sukses membalas kekalahan 4-0 tahun lalu.

Tim masih mempersiapkan diri untuk target utama, yaitu kualifikasi Piala Asia di Jakarta, akhir tahun nanti. Kami bertekad membuat masyarakat Indonesia bangga dengan hasil jerih payah kami selama dua tahun ini. Kami harap dukungan penuh masyarakat di Stadion Utama Gelora Bung Karno nanti.

Target tim untuk putaran kedua kompetisi ini adalah bermain sebaik mungkin dan tidak ingin kalah lagi dalam pertandingan-pertandingan berikutnya. Target saya pribadi, membuat banyak gol dan membantu tim meraih kemenangan. Tapi, saya akan lebih mementingkan kemenangan tim.

Bulan Juni ini di Uruguay memasuki musim dingin. Agak aneh ya, karena kalau di Jakarta pasti seharusnya sudah musim kemarau dan menjelang libur sekolahan. Di Eropa sedang musim panas dan orang-orang pergi berlibur. Bulan Juni memang musimnya liburan, tapi itu tidak berlaku di sini. Sekarang musim dingin dan suasana Montevideo saat musim dingin sangat membosankan. Tidak ada orang yang mau keluar rumah karena cuaca sangat dingin.

Tapi, nanti dulu. Semangat jalan-jalan kami tak lantas luntur karena udara dingin belaka. Sabtu (6/6) lalu, saya dan teman-teman pergi ke stadion kebanggaan masyarakat Uruguay, yaitu Stadion Centenario, untuk menyaksikan pertandingan Eliminatorias Sudamericana [Pra Piala Dunia 2010] antara tuan rumah melawan Brasil. Seru! Brasil sebelumnya sangat susah menang di kandang Uruguay, tapi kali ini mereka membantai tuan rumah dengan skor 4-0. Saya senang bisa menyaksikan Kaka sebagai pencetak gol terakhir. Sayangnya Uruguay kurang memberikan perlawanan, padahal Julio Cesar pernah bilang, Uruguay lebih berat daripada Argentina.

Oh ya, soal final Liga Champions kemarin… seperti semua fans Manchester United lainnya, saya sangat menyesal Red Devils kalah. Harus saya akui Barcelona bermain sangat baik. Teman-teman di sini banyak yang taruhan, hanya untuk seru-seruan. Tapi, yang menarik bukan taruhannya, tapi saling ejek. Apalagi para pemain yang mendukung Arsenal, Liverpool, dan Chelsea semua mendukung Barcelona karena mereka benci Manchester United. Hehehe…

Nah, saya juga lumayan menyesal karena tidak bisa menyaksikan langsung Manchester United bermain di Jakarta bulan depan. Itu membuat saya bertekad, kenapa harus jadi penonton, jika punya kesempatan menjadi pemainnya? Itulah yang selalu saya tanamkan kepada diri saya sendiri.

Mudah-mudahan semuanya tercapai dan berjalan lancar.

Sampai nanti, Indonesia!

-Syamsir Alam-
http://www.goal.com/id-ID/news/1643/eksklusif/2009/0 4/23/1224970/from-uruguay-with-love-cerita-syamsir-alam-dari -montevideo





Tidak ada komentar: