Selasa, Januari 31

Made in Indonesia, BUKAN Buatan Indonesia


Saya pikir kita telah berlebihan menerjemahkan “Made In Indonesia” itu sebagai “Buatan Indonesia…Karena arti sesungguhnya adalah “Dibuat di Indonesia…”

Made in Indonesia itu dibuat di Indonesia, namun pemilik pabriknya adalah orang-orang asing (Taiwan, Korea, dll.) sebagai kontaktor dari merk-merk terkenal dari seperti Nike, Adidas, Reebok, GAP, Old Navy, dll.

Banggakah kita jika ada barang-barang ber-merk terkenal dari mulai pakaian bayi sampai sepatu olah raga dengan label “Made in Indonesia” bertengger di sebuah outlet di Jl. Oxford, London, misalnya..?
Atau seperti pengalaman dari mbak Zila.nixon di Australia yang membeli sepatu Adidas ternyata Made In Indonesia…

Yah.., mungkin ada rasa bangga.. tentunya.. meski sesungguhnya barang-barang bermerk terkenal itu dibuat dari keringat para buruh Indonesia…

Dari sebuah celana boxer ber-merk terkenal seharga £ 8 (poundsterling), atau sekitar Rp 112,000, seorang buruh Indonesia hanya mendapatkan Rp 500 saja..! Padahal ia harus menghasilkan 3000 celana per hari.

Begitu murahnya harga buruh di Indonesia…,
bahkan jika upah seluruh buruh di Indonesia dikumpulkan menjadi satu, masih kalah dari bayaran yang diterima oleh Tiger Woods dalam meng-iklan-kan salah satu sepatu ber-merk terkenal. Bayangkan seorang pegolf yang sudah menurun karirnya pun masih bisa mendapatkan royalti yang besar dari setiap pembelian sepatu ber-merk tersebut. Sementara seorang buruh yang harus menghasilkan 100 pasang sepatu per hari hanya mendapat $ 2,46 per hari, sedangkan sepasang sepatunya saja bisa seharga US $100…!
Buruh murah untuk menarik investor asing katanya… namun sayangnya kode etik tidak diterapkan di banyak pabrik…. Peraturan perusahaan/ kode etik dari merk-merk tersebut tidak pernah diketahui oleh para buruh.

Jam kerja bisa betambah secara drastis saat ada pesanan mendadak untuk ekspor. Perusahaan akan memberlakukan long shift, yaitu bekerja dari jam 7.30 sampai 7.30 esok paginya… (24 jam ‘booo…!’) dengan dua kali istirahat. Dua jam kemudian langsung bekerja lagi sampai 18.30….

Tidak jauh berbeda di lain tempat, ada yang bekerja dari jam 8 sampai jam 12 malam, dengan alasan ada pesanan mendadak untuk ekspor, dan para buruh pun harus 16 jam (kurang lebih) berdiri… nyaris tanpa duduk….

Tidak ada pilihan lain… Buruh Indonesia sudah sedemikian miskin, dan tingkat pengangguran sudah sedemikian tinggi. Sehingga mereka mau bekerja apa saja dan berapa pun upahnya.

Di sinilah tempat tinggal para buruh yang memproduksi merk-merk terkenal yang biasa dipajang di mall-mall. Kehidupan seperti inilah yang harus dijalani buruh demi sepatu ber-merk, pakaian bagus, dan celana jeans dengan label “made in Indonesia…”
Tempat tinggal mereka dibuat seadanya. Saat hujan terkena banjir, dan kesulitan air bersih. Banyak anak-anak kekurangan gizi dan terjangkit penyakit. Perkampungan yang rentan dengan sarang nyamuk demam berdarah berkembang biak, yang mengancam kematian pada anak-anak.


Inilah tempat buruh bekerja, pengolahan sumber ekonomi, tempat di mana para pekerja membanting tulang dengan upah yang rendah. Pabrik-pabrik yang tampak modern di dalamnya, namun kita akan melihat wajah-wajah kelelahan… 1000 orang yang kebanyakan perempuan muda, bekerja dalam keadaan penuh sesak, di bawah lampu neon bersuhu 40 derajat celcius. Satu-satunya ruangan ber-AC ada di lantai atas untuk para bos.
Menurut pemerintah upah buruh sekarang ini, setengah lebih tinggi dari standar hidup. Tapi persoalannya standar hidup siapa..??

Seperti dikatakan oleh Nina Levi, yang memiliki pengalaman bekerja baik di perbankan maupun di bidang produksi.
“… umumnya pekerja produksi di Indonesia menghidupi tak hanya dirinya, kadang-kadang sampai 2-3 keluarga lainnya, tak sedikit mereka harus membagi gajinya untuk orang tua, mertua, adik ipar, adik kandung, dll. Hal inilah sering kali menjadikan (upah) pekerja produksi tak mencukupi, walaupun gajinya (bisa) lebih dari pekerja bank.” (Nina Levi)
Ini menggambarkan kondisi kemiskinan di negeri yang kaya akan sumber daya alamnya ini…. Tidak heran jika dari 119,4 juta orang angkatan kerja, lebih banyak terjun ke sektor informal, dari mulai petani, pembantu rumah tangga, pedagang asongan, kaki lima, warung, tukang tambal ban, pedagang bakso, pemulung, dlsb..

Untuk bekerja di kantor atau di sektor formal (swasta/pemerintah) hanya mampu menyediakan / menyerap 20% saja dari seluruh angkatan kerja. Jadi jangan heran jika pedestrian (kaki lima) selalu ‘dijajah’ oleh para pedagang informal, pasar selalu ‘tumpah’ hingga ke jalan-jalan raya, dan akhirnya banyak angkatan kerja yang memilih menjadi TKI ke luar negeri.

Tuntutan buruh pada dasarnya sederhana saja, bukan ingin menjadi manajer apalagi menggulirkan revolusi, melainkan hanya menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan keamanan dari pemecatan. Adapun tuntutan upah yang memadai itu karena memang minimnya akses terhadap fasilitas sosial untuk mereka sebagai rakyat kecil, yang seharusnya disediakan oleh pemerintah. Karena buruh pun sebenarnya juga berkepentingan untuk melanggengkan kapitalisme.

Oleh: Erri Subakti | 30 January 2012

Kamis, Januari 26

OSCAR PISTORIUS PELARI TERCEPAT TANPA KAKI

SCAR PISTORIUS


Salutlah pada lelaki ini. Ia pelari cepat yang tidak memiliki kaki!.

Adalah bayi mungil yang oleh orang tuanya diberi nama Oscar Pistorius. Lahir 25 tahun lalu di Pretoria, Afrika Selatan, sang bayi menjejak ke dunia tanpa fibula, ('Fibula' adalah tulang pipih di belakang tulang kering antara lutut dan pergelangan kaki).

Kemudian ultimatum itu datang, saat Dokter mengatakan: "Kaki anak ini harus diamputasi..."
Orang tuanya menyerah dan akhirnya merelakannya.
'Kaki' Oscar -saat itu berusia 11 bulan, pun dipotong bawah lutut. Pada 13 bulan, ia dilengkapi dengan kaki palsu. Pada usia 17 bulan, dia pun mulai belajar berjalan.

Saat remaja, tanpa kaki, ia mulai menyenangi olahraga lari. Lalu, ia ubah garasi rumahnya menjadi tempat berlatih; ia pasang peti untuk menjadi tolakkan berlatih start, dan seorang mantan pemain Rugby menjadi pelatih pribadinya.

Sekarang, Oscar Pistorius adalah pelari peringkat atas dunia kategori lari 400 meter estafet, dan menjadi favorit untuk lolos ke Olimpiade London 2012 ini.
Maka, jika ia berprestasi pada even bermotto Citius, Altius, Fortius (Tercepat, tertinggi, terkuat) ini, ia akan menjadi orang pertama tanpa kaki biologis utuh untuk bersaing diketatnya pertarungan olimpiade.
Ia tidak hanya akan menjadi milik Afrika Selatan, tapi juga inspirasi bagi dunia.
Media menyebutnya, the “fastest man on no legs"!.
Ayo Oscar! Let's go, Blade Runner!

Masjid Indonesia pertama di korea utk menampung 25 ribu muslim

Inilah Masjid Indonesia di Korea pertama, sumbangan dari Masyarakat Muslim Indonesia di Korea Selatan.

Posted by Fabian Imanasa Asof (Mahasiswa Indonesia yang sedang menutut Ilmu di Negeri Ginseng Korea Selatan)


Masjid Sayyidina Bilal Changwon, Korea Selatan.
Alhamdulillah berkat penggalangan dana yang dikoordinatori oleh Komunitas Muslim Indonesia (KMI) maka pada tanggal 2 Februari 2011 Masjid Sayyidina Bilal Changwon diresmikan.

Sebelumnya masjid ini merupakan gedung perkantoran yang terdiri dari 2 tingkat+1 basement. Gedung tersebut dialihfungsikan menjadi masjid setelah terkumpul dana ~5.6 Milyar Rupiah dari seluruh warga muslim Indonesia di Korea Selatan (AllahuAkbar!). Jumlah muslim Indonesia di Korea Selatan diestimasikan mencapai 25.000 orang.


Inilah Foto tampilan luar Masjid 'Sayyidina Bilal Changwon' hasil sumbangan Masyarakat Muslim Indonesia di Korea Selatan.

Berikut ini foto-foto saat peresmian yang dihadiri oleh Kedubes RI untuk Korea Selatan, Konsulat Jenderal RI untuk Busan-KorSel dan ratusan Masyarakat Muslim Indonesia yang tinggal untuk Bekerja atau menempuh pendidikan di Korea Selatan.


Berkumpul ratusan orang di dalam aula Masjid Sayyidina Bilal Changwon


Dubes RI untuk Korea, Bpk. Nicholas Tandidamen, memberikan kata sambutan. Didampingi oleh Ketua KMC Changwon, Bpk. Endang Asrori.


Dio,salah satu anggota Youngnam Leadership Center (YLC), sedang memberikan materi pelatihan

“Perumpaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratur biji, Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dia kehendaki, dan Allah maha luas karunia-Nya lahi maha mengetahui.” (QS Al Baqarah : 261)

Meski cita-cita pendirian Masjid ini sudah tercapai dan telah diresmikan, namun usaha saudara-saudara muslim kita di Korea-Selatan masih terus harus dilakukan agar 25.000 dari jumlah masyarakat Muslim Indonesia di Korea dapat tertampung dalam kegiatan Ibadah dan pendalam islam nya dan dapat menyatukan Ukhuwah Islamiah nya, juga diharapkan dapat juga menampung Muslim-muslim dari Negara lain nya dan tentunya juga dari Negara Ginseng sendiri yang ingin melakukan Ibadah dimasjid ini. Insya Allah. Amin.

Masjid HM Soeharto Terbesar di Bosnia


Do you know what it is? A mosque. True.
Where is this?Middle east. Wrong!It’s in Sarajevo, Bosnia-Herzegovina.
What is the name of the mosque?Something you are familiar with. It’s Istiqlal Džamija.
Who built it?It was built by former President Soeharto of Indonesia

Mesjid Haji Muhammad Soeharto akan menjadi mesjid terbesar dan terpenting di Bosnia. Selain monumental, keberadaan mesjid itu akan menjadi simbol bagi solidaritas Muslim Indonesia terhadap perjuangan rakyat Bosnia yang menderita akibat perang. Pak Harto melakukan perjalanan bersejarah ke Bosnia yang sedang diamuk perang. Perjalanan ke Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegofina, Maret 1995, memang penuh risiko. Namun tekad Pak Harto untuk berkunjung ke Bosnia sudah bulat. Perjalanannya ke Sarajevo setelah menghadiri KTT untuk Pembangunan Sosial di Kopenhagen, Denmark, dan kunjungan balasan ke Kroasia.

Dalam referendum Mei 1991, pasca berakhirnya kekuasaan komunis di negara-negara bekas Yugoslavia, Kroasia dan Bosnia, memutuskan menjadi negara yang merdeka. Indonesia telah membuka hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut. Di Bosnia, Pak Harto meresmikan Masjid M. Soeharto yang dibangun dengan dana bantuan pengusaha Indonesia, H. Probosutedjo.

Tahun 1995, kawasan bekas Yugoslavia ini dilanda perang saudara yang melibatkan pasukan Serbia-Kroasia dan Serbia-Bosnia. Kedua pihak mengerahkan pasukan dan persenjataan berat, termasuk serangan mortir dan artileri besar-besaran. Saat itu perang Balkan sedang menghangat.

Dalam penerbangan ini semua anggota rombongan sesuai ketentuan harus menggunakan rompi anti peluru dan menandatangani pernyataan menanggung segala risiko. Pak Harto melakukannya karena menyerahkan dirinya kepada kekuasaan Allah. Kekhawatiran bagi keamanan perjalanan Presiden RI ke Sarajevo, tidak saja ada di kalangan pejabat Indonesia tetapi juga para staf PBB di Zagreb.

Presiden Soeharto berada di Sarajevo sekitar dua jam dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Ketika itu, Alija sangat mengharapkan Pak Harto mengambil peranan aktif untuk mengatasi kemelut yang melanda negerinya.

Perjalanan yang penuh risiko ini dilakukan Pak Harto karena komitmennya yang kuat selaku Ketua GNB, agar bisa membantu terciptanya perdamaian di kawasan Balkan. Pak Harto berupaya keras menghentikan konflik bersenjata yang menewaskan rakyat sipil, khususnya pembantaian muslim Bosnia.


Pada awal Maret 1995, Soeharto, yang seperti biasa didampingi beberapa pembantu terdekatnya, seperti Mensesneg Moerdiono dan Menlu Ali Alatas mengadakan lawatan ke Eropa. Dalam agenda kunjungan itu, Soeharto juga akan ke Sarajewo, ibukota Bosnia, yang ketika itu menjadi kawasan perang yang brutal. ABRI mengirimkan pasukan pendahulunya untuk menyiapkan kedatangan Soeharto beserta rombongan ke Bosnia, termasuk melakukan pendekatan kepada pemerintah Bosnia serta berbagai faksi yang sedang berseteru.

Ketika rombongan Presiden RI tiba di Eropa, belum ada kepastian bisa tidaknya rombongan itu ke Bosnia. Dalam suasana belum pasti itu, sebuah pesawat milik PBB yang melintas di Bosnia ditembak jatuh pada 11 Maret 1995.Kejadian itu memberikan tekanan yang tinggi bagi rombongan Indonesia yang ingin ke Bosnia tersebut. Namun, Soeharto memutuskan tetap pergi ke medan tempur itu pada 13 Maret, atau dua hari setelah pesawat PBB ditembak jatuh.Persiapan pun terus dilaksanakan, mulai menyiapkan substansi pertemuan hingga persiapan pengamanan.Puluhan wartawan yang menjadi bagian rombongan kunjungan presiden pun berharap bisa ikut penerbangan "berani mati" ke kawasan yang ketika itu sedang diwarnai pertumpahan darah itu. Maka, mulai lah banyak rayuan yang disampaikan ke Moerdiono, penanggung jawab perjalanan, agar bisa masuk dalam daftar yang ikut ke Sarajevo, ibukota Bosnia.

Upaya rayu-merayu itu berjalan alot, karena sudah dipastikan bahwa jumlah rombongan yang akan ikut Soeharto ke Bosnia itu sangat terbatas.Akhirnya Moerdiono memutuskan bahwa hanya dua wartawan yang akan ikut terbang ke Bosnia, yakni dari LKBN ANTARA serta RRI. Alasan pemilihan itu akhirnya dapat diterima oleh puluhan wartawan lainnya. Dua wartawan itu kemudian mendapat tugas untuk membuat laporan kepada teman-teman wartawan yang tidak ikut dalam penerbangan itu, walaupun ketika itu belum diketahui cara melaporkan berita kepada mereka dan kepada redaksi masing-masing.

'Kontrak mati'

Akhirnya Presiden Soeharto berangkat dari Kroasia ke Sarajevo, ibu kota bosnia Herzegovina, pada 13 Maret 1995. Jumlah penumpang pesawat buatan Rusia itu hanya 15 orang yang terdiri atas seorang wanita petugas PBB, serta 14 orang Indonesia.Soeharto, didampingi Moerdiono, Ali Alatas, diplomat senior Nana Sutresna, ajudan Kolonel Soegijono, Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, juru foto kepresidenan Saidi, serta beberapa orang lainnya, termasuk ANTARA dan RRI.

Para wartawan yang tinggal di Kroatia kemudian menyalami ANTARA dan RRI di tangga pesawat dan pada wajah-wajah mereka tampak jelas kekhawatiran atau ketakutan akan nasib rombongan ini. Mungkin juga, perasaan kurang beruntung karena mereka tidak bisa turut.Tidak lama setelah pesawat PBB itu tinggal landas dari Kroasia, seluruh rombongan mendapat sebuah formulir berbahasa Inggeris yang harus ditandatangani semua orang, termasuk Soeharto. Formulir itu berupa penegasan bahwa PBB tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penerbangan itu.

Walau sempat ragu-ragu, tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali menandatangani kontrak itu. Terlihat juga Soeharto, Moerdiono, Ali Alatas membubuhkan tanda tangannya dalam formulir tersebut.Setelah terbang sekitar satu jam, akhirnya pesawat buatan Rusia itu mendarat dengan mulus di Sarajevo.Sambil mengenakan rompi anti peluru ANTARA pun dengan tergesa keluar pesawat agar bisa memotret Soeharto turun dari pesawat.

Ketika itu, Soeharto mendapat pengawalan sangat ketat oleh pasukan bersenjata PBB serta Paspampres.
Kemudian anggota rombongan diperintahkan segera masuk ke kantor PBB di bandara itu sambil menunggu persiapan ke kantor pemerintah setempat di tengah kota. Untuk rombongan itu, PBB menyediakan beberapa kendaraan lapis baja pengangkut personel (armoured personel carrier/APC).Soeharto yang juga naik APC disertai ajudan dan pengawal serta seluruh anggota  rombongan kemudian berangkat ke pusat kota Sarajevo dengan mendapat pengawalan yang super ketat.

Begitu sampai di pusat pemerintahan Bosnia, Soeharto langsung mengadakan pertemuan tertutup dan anggota rombongan lainnya tidak diperkenankan pergi ke tempat lain agar terhindar dari kemungkinan serangan bersenjata dan penembak gelap. Sambil menunggu, ANTARA dan RRI mulai gelisah karena tidak tahu cara untuk mengirim berita. Akhirnya berkat bantuan juru foto Saidi, kedua wartawan ini bisa berbicara dengan Dan Grup A Paspampres Kolonel Sjafrie untuk memakai pesawat telepon langsung yang disiapkan untuk Soeharto.

Tanpa memakai kode akses lokal atau internasional, giliran pertama diberikan kepada wartawan RRI untuk langsung menelepon ke kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.Ketika itu dia langsung bisa mengudara dan laporan berita olah raga yang ketika itu, sekira pukul 20.10 WIB, sedang disampaikan RRI di sela laporan langsung dari Bosnia.Kemudian giliran ANTARA menelepon ke Jakarta dan dilanjutkan ke wartawan-wartawan yang menunggu di Kroasia untuk memberikan laporan mengenai kunjungan Soeharto di negeri yang sedang berperang itu.

Pengalaman mengirim berita dari medan perang itu bakal tak terlupakan.Setelah Soeharto berunding dengan pejabat-pejabat tinggi Bosnia, akhirnya rombongan kembali ke bandara untuk selanjutnya terbang lagi ke Kroasia. Namun ANTARA dan RRI ternyata tidak bisa lagi satu pesawat dengan Soeharto karena ada dua jenderal TNI yang datang mendahului Soeharto harus ikut satu pesawat dengan presiden.Dengan bantuan seorang letnan kolonel Paspampres, ANTARA dan RRI hari itu juga bisa bergabung dengan menggunakan pesawat PBB yang mengangkut ratusan prajurit

PBB yang akan istirahat di Kroasia.Malam itu juga, kedua wartawan ini tiba di Kroasia. Tepuk tangan meriah diberikan wartawan lain ketika mereka melihat dua wartawan itu sudah berada di lobi hotel dengan selamat.Perjalanan Soeharto ke medan perang itu, walaupun tidak diikuti dengan konperensi internasional mengenai penyelesaian masalah Bosnia seperti direncanakan, semula tetap dikenang sebagai sebuah perjalanan bersejarah. Lawatan itu akhirnya menghasilkan berdirinya sebuah mesjid megah di ibu kota Bosnia yang merupakan hasil penyaluran bantuan banyak dermawan asal Indonesia.

Jumat, Januari 20

Simpang Ampek, BUKAN Simpang Empat..!


Ibukota Pasaman Barat Simpang Empat sejak tanggal 19 September 2011 resmi namanya disebut Simpang Ampek. Kecamatan Gunung Tulas, diresmikan namanya jadi Gunuang Tuleh, dan Sungai Aur diresmikan menjadi Sungai Aua.

Hal itu disampaikan Bupati Pasbar H. Baharuddin R yang didampingi Wabup Pasbar H. Syahrul Dt Marajo, dalam peresmian nama ibukota Pasbar, dan nama kecamatan, nagari, jorong, dan nama jalan di halaman kantor bupati Simpang Ampek, Senin (19/9).

Hadir juga dalam peresmian tersebut, Ketua LKAAM Sumbar Drs. H. M. Sayuti Dt Panghulu, M.Pd. Pemangku Adat Simpang Ampek Hendri Eka Putra.SE Daulat Parik Batu, dan sejumlah tokoh masyarakat di Pasbar.

Pengembalian nama-nama daerah ke bahasa aslinya itu, kata Baharuddin, sebagai realisasi Perda nagari yang telah disahkan DPRD setempat baru-baru ini.

Selanjutnya, sebut Baharuddin, untuk nama Kecamatan Parit, diganti dengan Parik Koto Balingka. Ujung Gading, diresmikan namanya Ujuang Gadiang. Kecamatan Silaping diresmikan sebutannya dengan Silapiang.

Sebutan bundo kandung, dikembalikan namanya bundo kanduang. Sebutan Suka Menanti, disesuaikan lagi dengan Suko Menanti. Selama ini sebutan Padang Tujuh, juga dikembalikan menjadi Padang Tujuah. Dan Air Bangis dikembalikan kenama aslinya Aia Bangih. Nagari Sinurut, dikembalikan kenama aslinya Sinuruik.

Dengan demikian seluruh nama nama-nama kecamatan, nagari, jorong, di Pasaman Barat dikembalikan kepada nama-nama aslinya. Sehingga budaya Minangkabau itu di Pasaman Barat, imbuh bupati akan tetap selalu eksis dan masyarakat bangga dengan bahasa sendiri atau bahasa aslinya.

Ditempat yang sama Ketua LKAAM Sumbar M Sayuti Dt Panghulu, memberikan apresiasi kepada bupati Pasbar H. Baharuddin R yang punya inisiatif untuk mengembalikan nama-nama daerah ke bahasa aslinya Minangkabau. Sebab, tidak semua bahasa Minang yang bisa dijadikan bahasa Indonesia, yang mengandung arti yang benar.

”Di Sumbar baru Pasaman Barat yang pertama punya inisiatif mengembalikan nama-nama kecamatan, nagari, kampung, jalan ke bahasa aslinya Minangkabau,” kata Sayuti.

Seiring dengan itu, kata Sayuti, falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah itu, diharapkan akan berjalan dengan baik di bumi Pasaman Barat

" AYO KEMBALIKAN LAGI KE EJAAN MINANG " 

Saya sangat setuju seandainya nama yang telah diIndonesiakan tersebut dikembalikan ke bentuk bahasa asalnya.
Seperti nama Pauh Kambar dikembalikan menjadi Pauah Kamba, Sungai Sarik dikembalikan menjadi Sungai Sariak, Alang Lawas dikembalikan menjadi Alang Laweh dan lain sebagainya. Saya melihat nama-nama daerah atau kota yang telah diIndonesiakna itu seakan menyiratkan ketidakpercayaan diri orang Minang sebagai putra Minang. Sangat kontradiktif dengan perilaku dan budaya Minang yang memperlihatkan dominasinya di kancah Nasional. Sebut saja Bapak Pendiri Bangsa ini yang kebanyakan adalah Putra Minang, seperti Tan Malaka, M Hatta, Sutan Syahrir, M Natsir, dll.

Bagitu juga dengan budaya kuliner yang sudah terkenal di seluruh pelosok Tanah Air bahkan ke mancanegara. Rumah Makan Padang atau Masakan Padang sudah menjadi kalimat yang tak lazim lagi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Sangat ironi dengan penamaan daerah tadi yang bahkan telah merambah ke dalam bidang pemerintahan.

Pemerintah Daerah dan Kota di Sumatera Barat seakan menyetujui penamaan yang telah salah ini. Saya tidak mengetahui pasti kenapa masyarakat Minang membiarkan hal ini sampai terjadi. Apakah hal tersebut dikaitkan dengan peristiwa PRRI atau yang lainnya, sepertinya harus diperlukan pembuktian lebih lanjut.

Kita lihat daerah lain selain Sumatera Barat, dimulai dari Aceh sampai ke Papua, mereka sangat bangga memakai nama tempat atau daerahnya dengan bahasa setempat. Contoh: Meulaboh (Aceh), Aek Pining (Sumut), Kuto Besak (Sumsel), Dayehkolot (Jabar), Nabire (Papua) dan masih banyak lainnya.

Suatu kali ketika saya berbincang-bincang dengan teman-teman yang berasal bukan dari Sumatera Barat, mereka menanyakan tentang arti dari nama daerah yang ada di Sumatera Barat. Waktu itu mereka menanyakan arti “Tabing”. Awalnya saya dengan ringan menjawab, dalam bahasa Minang kata tersebut dilafalkan dengan “Tabiang” yang berarti Tebing. Lalu saya kaget sendiri dengan kata dalam bahasa Indonesia nya yang disebut dengan “Tabing” bukan “Tebing”. Pengalaman ini menggelitik saya dan dengan spontan mengingat nama-nama lain yang kebanyakan tidak memiliki padanan yang sesuai dengan bahasa Indonesia yang benar.

Lewat tulisan ini saya menghimbau agar masyarakat Minang kembali menyadari bahwa dengan mengembalikan nama tempat atau daerah tersebut adalah salah satu sikap untuk memajukan budaya dengan berbahasa Minang seutuhnya. Dalam istilah Minang disebut “Indak saparo ula saparo baluik (Tidak sebagian ular sebagian belut)” yang berarti tidak plin plan. Sebagai orang Minang saya tidak ingin dicap sebagai orang yang tidak berbudaya. Bagaimana dengan anda?

Translator / Kamus Minang - Indonesia, Indonesia - Minang

Indonesia Minang
Softaware ini berguna bagi orang minang maupun non minang untuk menterjemahkan bahasa minang ke indonesia ato sebaliknya, juga bermanfaat bagi orang minang yang lahir di perantauan dan belum mengerti bahasa minang.
Software ini dibuat oleh Nur Evida Kurniawati. Walaupun Evi bukanlah berdarah minang, ketertarikannya dengan khasanah adat budaya minang khususnya Bahasa Minang membuat materi Ujian Akhir untuk kuliah nya di Univ Ahmad Dahlan berbuah software translator indonesia minang ini.
Mudah mudahan hasil jerih payah Evi ini bisa berguna untuk kita semua dan mendapat balasan yg setimpal dari  Allah SWT.
Software ini mempunyai fitur fitur antara lain : 
  • Input dapat berupa file (txt atau rtf) ataupun pengetikan langsung (on the fly) pada jendela software
  • Database Kosa kata yg bisa di update
  • Pada saat ini terdapat kurang lebih 5000 database kata
  • Database Kosa kata diambil dari kamus Minang tulisan Gouzali Saydam
  • Dapat berfungsi sebagai kamus yg bisa di Search
Software ini mempunyai manfaat :
  • Aplikasi ini dapat membantu mengenalkan bahasa Minang kepada mansyarakat Minang di perantauan, terutama anak kemenakan yg lahir dan besar di rantau
  • Aplikasi ini dapat memperkenalkan bahasa Minang kepada masyarakat umum
  • Aplikasi ini dapat menjadi salah satu alat bantu untuk  melestarikan kebudayaan daerah Minang, khususnya bahasa daerah
Silahkan download secara gratis dengan klik tombol Download dibawah, software ini dipercayakan kepada cimbuak.net untuk mendistribusikannya secara gratis kepada dunsanak semua nya.
Download disini
MIRROR
Wempi Mirror Download

Daftar Nama Nagari di Sumatera Barat

Kabupaten Agam

Kabupaten Agam terdiri dari 16 kecamatan dan 82 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Lubuk Basung.

I. Kecamatan Baso
  1. Simarasok
  2. Padang Tarok
  3. Koto Tinggi
  4. Tabek Panjang
  5. Salo
  6. Koto Baru
II. Kecamatan IV Angkek Candung
  1. Batu Taba
  2. Biaro Gadang
  3. Balai Gurah
  4. Lambah
  5. Panampuang
  6. Ampang Gadang
  7. Pasia
III. Kecamatan Sungai Pua
  1. Padang Laweh
  2. Sungai Pua
  3. Batagak
  4. Batu Palano
  5. Sariak
IV. Kecamatan Banuhampu
  1. Padang Lua
  2. Sungai Tanang
  3. Taluak Ampek Suku
  4. Pakan Sinayan
  5. Kubang Putiah
  6. Ladang Laweh
  7. Cingkariang
V. Kecamatan IV Koto
  1. Koto Tuo
  2. Balingka
  3. Guguak Tabek Sarojo
  4. Koto Panjang
  5. Sianok Anam Suku
  6. Sungai Landia
  7. Koto Gadang
VI. Kecamatan Malalak
  1. Malalak Utara
  2. Malalak Selatan
  3. Malalak Barat
  4. Malalak Timur
VII. Kecamatan Canduang
  1. Canduang Koto Laweh
  2. Lasi
  3. Bukik Batabuah
VIII. Kecamatan Kamang Magek
  1. Kamang Mudiak
  2. Magek
  3. Kamang Hilia
IX. Kecamatan Tilatang Kamang
  1. Koto Tangah
  2. Kapau
  3. Gaduik
X. Kecamatan Palupuh
  1. Nan Tujuah
  2. Pagadih
  3. Koto Rantang
  4. Pasia Laweh
XI. Kecamatan Tanjung Raya
  1. Maninjau
  2. Tanjung Sani
  3. Koto Kaciak
  4. Koto Gadang VI Koto
  5. Koto Malintang
  6. Duo Koto
  7. Paninjauan
  8. Sungai Batang
  9. Bayua
XII. Kecamatan Matua
  1. Lawang
  2. Matua Mudik
  3. Matua Hilia
  4. Panta Pauh
  5. Tigo Balai
  6. Parik Panjang
XIII. Kecamatan Palembayan
  1. IV Koto Palembayan
  2. Sipinang
  3. Sungai Pua
  4. Baringin
  5. Tigo Koto Silungkang
  6. Salareh Aia
XIV. Kecamatan Lubuk Basung
  1. Garagahan
  2. Kampung Tangah
  3. Lubuk Basung
  4. Manggopoh
  5. Kampung Pinang
XV. Kecamatan Ampek Nagari
  1. Batu Kambing
  2. Bawan
  3. Sitanang
  4. Sitalang
XVI. Kecamatan Tanjung Mutiara
  1. Tiku Utara
  2. Tiku Selatan
  3. Tiku Limo Jorong

Kabupaten Dharmasraya

Kabupaten Dharmasraya terdiri dari 11 kecamatan dan 52 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Pulau Punjung.

I. Kecamatan Pulau Punjung
  1. IV Koto Pulau Punjung
  2. Sungai Kambul
  3. Gunung Selasih
  4. Sungai Dareh
  5. Tabing Tinggi
  6. Sikabu
II. Kecamatan IX Koto
  1. Silago
  2. Lubuk Karak
  3. Koto Nan IV Dibawah
  4. Balai
III. Kecamatan Sitiung
  1. Siguntur
  2. Sitiuang
  3. Gunung Medan
  4. Sungai Duo
IV. Kecamatan Timpeh
  1. Timpeh
  2. Taratak Tinggi
  3. Tabek
  4. Panyuharangan
  5. Ranah Palabi
V. Kecamatan Koto Salak
  1. Koto Salak
  2. Padukuan
  3. Pulau Mainan
  4. Simalidu
  5. Ampalu
VI. Kecamatan Tiumang
  1. Tiumang
  2. Koto Baringin
  3. Sipangkur
  4. Sungai Langkok
VII. Kecamatan Padang Laweh
  1. Padang Laweh
  2. Batu Rijal
  3. Sopan Jaya
  4. Muaro Sopan
VIII. Kecamatan Koto Besar
  1. Koto Besar
  2. Abai Siar
  3. Bonjol
  4. Koto Gadang
  5. Koto Laweh
  6. Koto Tinggi
  7. Koto Ranah
IX. Kecamatan Asam Jujuhan
  1. Sungai Limau
  2. Sinamar
  3. Lubuk Besar
  4. Tanjung Alam
  5. Alahan Nan Tigo
X. Kecamatan Koto Baru
  1. Koto Baru
  2. Ampang Kuranji
  3. Sialang Gaung
  4. Koto Padang
XI. Kecamatan Sungai Rumbai
  1. Sungai Rumbai
  2. Sungai Rumbai Timur
  3. Kurnia Koto Salak
  4. Kurnia Selatan

Kabupaten Lima Puluh Koto

Kabupaten Lima Puluh Koto terdiri dari 13 kecamatan dan 79 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Sarilamak.

I. Kecamatan Situjuah Limo Nagari
  1. Situjuah Gadang
  2. Situjuah Banda Dalam
  3. Situjuah Ladang Laweh
  4. Situjuah Batur
  5. Tungka
II. Kecamatan Luhak
  1. Mungo
  2. Andaleh
  3. Sungai Kumayang
  4. Sikabu-Kabu Tanjung Aro
III. Kecamatan Harau
  1. Tarantang
  2. Sarilamak
  3. Solok Bio-Bio
  4. Harau
  5. Gurun
  6. Lubuk Batingkok
  7. Koto Tuo
  8. Batu Balang
  9. Bukik Limbuku
  10. Taram
  11. Pilubang
IV. Kecamatan Payakumbuh
  1. Taeh Bukik
  2. Taeh Baruah
  3. Koto Tangah Simalanggang
  4. Koto Baru Simalanggang
  5. Simalanggang
  6. Piobang
  7. Sungai Baringin
V. Kecamatan Lareh Sago Halaban
  1. Ampalu
  2. Halaban
  3. Sitanang
  4. Tanjuang Gadang
  5. Labuah Gunung
  6. Balai Panjang
  7. Bukik Sikumpa
  8. Batu Payuang
VI. Kecamatan Akabiluru
  1. Koto Tangah Batuhampar
  2. Batu Hampar
  3. Sariek Laweh
  4. Sungai Balantiak
  5. Suayan
  6. Pauh Sangik
  7. Durian Gadang
VII. Kecamatan Guguak
  1. Sungai Talang
  2. Guguak VIII Koto
  3. Kubang
  4. Simpang Sugiran
  5. VII Koto Talago
VIII. Kecamatan Mungka
  1. Mungka
  2. Jopang Mangganti
  3. Talang Maur
  4. Simpang Kapuak
  5. Sungai Antuan
IX. Kecamatan Suliki
  1. Suliki
  2. Kurai
  3. Sungai Rimbang
  4. Limbanang
  5. Tanjuang Bungo
  6. Andiang
X. Kecamatan Gunuang Omeh
  1. Koto Tinggi
  2. Talang Anau
  3. Pandam Gadang
XI. Kecamatan Bukik Barisan
  1. Baruah Gunuang
  2. Sungai Naniang
  3. Koto Tangah
  4. Banja Loweh
  5. Maek
XII. Kecamatan Pangkalan Koto Baru
  1. Koto Alam
  2. Mangilang
  3. Pangkalan
  4. Gunuang Malintang
  5. Tanjuang Balik
  6. Tanjuang Pauh
XIII. Kecamatan Kapur IX
  1. Koto Lamo
  2. Lubuak Alai
  3. Muaro Paiti
  4. Koto Bangun
  5. Durian Tinggi
  6. Sialang
  7. Galugua

Kabupaten Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan dan 60 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Parik Malintang.

I. Kecamatan Sungai Geringging
  1. Malai III Koto
  2. Kuranji Hulu
  3. Batu Gadang Kuranji Hulu
  4. Sungai Sirah Kuranji Hulu
II. Kecamatan IV Koto Aur Malintang
  1. III Koto Aur Malintang
  2. III Koto Aur Malintang Utara
  3. III Koto Aur Malintang Selatan
  4. III Koto Aur Malintang Timur
  5. Balai Baiak Malai III Koto
III. Kecamatan Sungai Limau
  1. Kuranji Hilir
  2. Koto Tinggi Kuranji Hilir
  3. Guguak Tinggi Kuranji Hilir
  4. Pilubang
IV. Kecamatan V Koto Kampung Dalam
  1. Campago
  2. Sikucur
V. Kecamatan Batang Gasan
  1. Malai V Suku
  2. Gasan Gadang
VI. Kecamatan V Koto Timur
  1. Gunuang Padang Alai
  2. Kudu Gantiang
  3. Limau Puruik
VII. Kecamatan Padang Sago
  1. Koto Baru
  2. Batu Kalang
  3. Koto Dalam
VIII. Kecamatan Patamuan
  1. Sungai Durian
  2. Tandikek
  3. Tandikek Utara
IX. Kecamatan VII Koto
  1. Lurah Ampalu
  2. Lareh Nan Panjang
  3. Balah Air
  4. Sungai Sariak
X. Kecamatan Nan Sabaris
  1. Kapalo Koto
  2. Padang Bintungan
  3. Pauh Kambar
  4. Kurai Taji
  5. Sunur
XI. Kecamatan VI Lingkung
  1. Pakandangan
  2. Toboh Ketek
  3. Parit Malintang
  4. Koto Tinggi
  5. Gadur
XII. Kecamatan 2x11 Enam Lingkung
  1. Sicincin
  2. Lubuk Pandan
  3. Sungai Asam
XIII. Kecamatan 2x11 Kayu Tanam
  1. Kapalo Hilalang
  2. Kayu Tanam
  3. Anduriang
  4. Guguak
XIV. Kecamatan Lubuk Alung
  1. Lubuk Alung
  2. Pasie Laweh Lubuk Alung
  3. Punggung Kasiak Lubuk Alung
  4. Aie Tajun Lubuk Alung
  5. Sikabu Lubuk Alung
XV. Kecamatan Batang Anai
  1. Katapiang
  2. Kasang
  3. Sungai Buluh
  4. Buayan Lubuk Alung
XVI. Kecamatan Ulakan Tapakis
  1. Ulakan
  2. Tapakis
XVII. Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
  1. Sintuak
  2. Toboh Gadang

Kabupaten Pasaman

Kabupaten Pasaman terdiri dari 12 kecamatan dan 32 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Lubuk Sikaping.

I. Kecamatan Tigo Nagari
  1. Malampah
  2. Ladang Panjang
  3. Binjai
II. Kecamatan Simpang Alahan Mati
  1. Simpang
  2. Alahan Mati
III. Kecamatan Bonjol
  1. Koto Kaciak
  2. Limo Koto
  3. Ganggo Hilie
  4. Ganggo Mudiak
IV. Kecamatan Lubuk Sikaping
  1. Tanjung Beringin
  2. Jambak
  3. Durian Tinggi
  4. Pauah
  5. Aia Manggih
  6. Sundata
V. Kecamatan Mapatunggul Selatan
  1. Silayang
  2. Muaro Sungai Lolo
VI. Kecamatan Panti
  1. Panti
VII. Kecamatan Padang Gelugur
  1. Padang Gelugur
VIII. Kecamatan Rao Selatan
  1. Tanjung Betung
  2. Lansek Kadok
  3. Lubuk Layang
IX. Kecamatan Rao
  1. Tarung-Tarung
  2. Padang Mantinggi
X. Kecamatan Rao Utara
  1. Koto Rajo
  2. Koto Napan
  3. Languang
XI. Kecamatan Mapatunggul
  1. Lubuk Gadang
  2. Pintu Padang
  3. Muaro Tais
XII. Kecamatan Duo Koto
  1. Cubadak
  2. Simpang Tonang

Kabupaten Pasaman Barat

Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 11 kecamatan dan 19 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Simpang Ampek.

I. Kecamatan Talamau
  1. Kajai
  2. Talu
  3. Sinuruik
II. Kecamatan Sungai Beremas
  1. Aia Bangih
III. Kecamatan Lembah Malintang
  1. Ujung Gadiang
IV. Kecamatan Ranah Batahan
  1. Batahan
  2. Desa Baru
V. Kecamatan Koto Balingka
  1. Parit
VI. Kecamatan Pasaman
  1. Lingkuan Aua
  2. Aia Gadang
  3. Aua Kuniang
VII. Kecamatan Gunung Tuleh
  1. Muaro Kiawai
  2. Robi Jonggor
VIII. Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
  1. Sasak
IX. Kecamatan Sungai Aua
  1. Sungai Aua
X. Kecamatan Luhak Nan Duo
  1. Koto Baru
  2. Kapa
XI. Kecamatan Kinali
  1. Kinali
  2. Katiagan Mandiangin

Kabupaten Pesisir Selatan

Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari 12 kecamatan dan 76 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Painan.

I. Kecamatan Koto XI Tarusan
  1. Siguntur
  2. Taratak Sungai Lundang
  3. Baruang2 Balantai
  4. Baruang2 Balantai Selatan
  5. Duku
  6. Batu Hampar
  7. Nanggalo
  8. Ampang Pulai
  9. Sungai Pinang
  10. Kapuah
  11. Kapuah Utara
  12. Mandeh
II. Kecamatan Bayang
  1. Pasa Baru
  2. Koto Barapak
  3. Gurun Panjang
  4. Talaok
III. Kecamatan IV Nagari Bayang Utara
  1. Puluik-puluik
  2. Koto Ranah
  3. Muaro Aie
  4. Pancuang Taba
IV. Kecamatan IV Jurai
  1. Painan
  2. Bungo Pasang Salido
  3. Salido
  4. Sago Salido
  5. Tambang
  6. Lumpo
V. Kecamatan Batang Kapeh
  1. Taluak
  2. Koto Nan Duo IV Koto Hilie
  3. Koto Nan Tigo IV Koto Hilie
  4. IV Koto Hilie
  5. IV Koto Mudiak
VI. Kecamatan Sutera
  1. Surantiah
  2. Ampiang Parak
  3. Amping Parak Timur
  4. Taratak
VII. Kecamatan Lengayang
  1. Kambang Utara
  2. Kambang Timur
  3. Kambang
  4. Kambang Barat
  5. Lakitan Utara
  6. Lakitan Selatan
  7. Lakitan Timur
  8. Lakitan
  9. Lakitan Tengah
VIII. Kecamatan Ranah Pasisia
  1. Pelangai
  2. Sungai Tunu Utara
  3. Sungai Tunu
  4. Sungai Tunu Barat
IX. Kecamatan Linggo Sari Baganti
  1. Punggasan Utara
  2. Punggasan Timur
  3. Padang XI Punggasan
  4. Punggasan
  5. Lagan Mudik Punggusan
  6. Lagan Hilir Punggasa
  7. Air Haji
X. Kecamatan Pancung Soal
  1. Muaro Sakai
  2. Tiga Sepakat
  3. Inderapura Barat
  4. Inderapura
  5. Kudo-Kudo
  6. Inderapura Selatan
  7. Inderapura Timur
  8. Inderapura Utara
XI. Kecamatan Basa IV Balai Tapan
  1. Sungai Gambir Sako Tapan
  2. Binjai Tapan
  3. Talang Koto Pulai tapan
  4. Pasa Tapan
  5. Ampang Tulak Tapan
  6. Batang Arah Tapan
  7. Tanjung Pondok Tapan
  8. Kubu Tapan
XII. Kecamatan Lunang Silaut
  1. Lunang Utara
  2. Lunang
  3. Lunang Selatan
  4. Lunang Barat
  5. Silaut

Kabupaten Sijunjung

Kabupaten Sijunjung terdiri dari 8 kecamatan dan 60 nagari dan 1 desa,
dengan ibukota pemerintahan di Muaro Sijunjung.

I. Kecamatan Kupitan
  1. Padang Sibusuk
  2. Pamuatan
  3. Batu Manjulur
  4. Kampung Baru (desa)
II. Kecamatan Koto VII
  1. Limo Koto
  2. Padang Laweh
  3. Guguak
  4. Tanjung
  5. Palaluar
  6. Bukit Bual
III. Kecamatan Sumpur Kudus
  1. Kumanih
  2. Tanjung Bonai Aua
  3. Tanjung Bonai Aua Selatan
  4. Tamparungo
  5. Tanjuang Labuang
  6. Sumpur Kudus
  7. Sumpur Kudus Selatan
  8. Sisawah
  9. Silantai
  10. Unggan
  11. Mangganti
IV. Kecamatan Sijunjung
  1. Sijunjung
  2. Muaro
  3. Pematang Panjang
  4. Aia Angek
  5. Paru
  6. Durian Gadang
  7. Solok Ambah
  8. Silokek
  9. Kandang Baru
V. Kecamatan IV Nagari
  1. Palangki
  2. Koto Tuo
  3. Koto Baru
  4. Muaro Bodi
  5. Mundam Sati
VI. Kecamatan Lubuk Tarok
  1. Lubuk Tarok
  2. Lalan
  3. Buluh Kasok
  4. Silongo
  5. Latang
  6. Kampung Dalam
VII. Kecamatan Tanjung Gadang
  1. Timbulun
  2. Pulasan
  3. Taratak Baru
  4. Taratak Baru Utara
  5. Tanjung Gadang
  6. Tanjung Lolo
  7. Sibakur
  8. Sinyamu
  9. Langki
VIII. Kecamatan Kamang Baru
  1. Sungai Lansek
  2. Muaro Takung
  3. Kamang
  4. Aie Amo
  5. Sungai Betung
  6. Padang Tarok
  7. Tanjung Kaliang
  8. Siaur
  9. Maloro
  10. Lubuk Tarantang
  11. Parik Rantang

Kabupaten Solok

Kabupaten Solok terdiri dari 14 kecamatan dan 74 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Arosuka.

I. Kecamatan Pantai Cermin
  1. Lolo
  2. Surian
II. Kecamatan Lembah Gumanti
  1. Alahan Panjang
  2. Sungai Nanam
  3. Salimpat
  4. Aia Dingin
III. Kecamatan Hiliran Gumanti
  1. Talang Babungo
  2. Sariak Alahan Tigo
  3. Sungai Abu
IV. Kecamatan Tigo Lurah
  1. Rangkiang Luluih
  2. Tanjuang Balik Sumiso
  3. Batu Bajanjang
  4. Garabak Data
  5. Simanau
V. Kecamatan Lembang Jaya
  1. Batu Banyak
  2. Batu Bajanjang
  3. Selayo Tanang Bukik Suleh
  4. Koto Laweh
  5. Limau Lunggo
  6. Koto Gadang Koto Anau
VI. Kecamatan Danau Kembar
  1. Simpang Tanjuang Nan IV
  2. Kampuang Batu Dalam
VII. Kecamatan Gunung Talang
  1. Cupak
  2. Talang
  3. Koto Gadang Guguak
  4. Jawi - Jawi
  5. Sungai Janiah
  6. Batang Barus
  7. Aie Batumbuak
  8. Koto Gaek Guguak
VIII. Kecamatan Bukik Sundi
  1. Muaro Paneh
  2. Kinari
  3. Bukik Tandang
  4. Parambahan
  5. Dilam
IX. Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
  1. Taruang Taruang
  2. Siaro Aua
  3. Pianggu
  4. Sungai Durian
  5. Bukik Baih
  6. Sungai Jambua
  7. Guguak Sarai
  8. Koto Laweh
  9. Indudur
X. Kecamatan Kubung
  1. Koto Baru
  2. Salayo
  3. Panyangkalan
  4. Gaung
  5. Tanjuang Bingkuang
  6. Gantuang Ciri
  7. Saok Laweh
  8. Koto Hilalang
XI. Kecamatan Payuang Sakaki
  1. Supayang
  2. Sirukam
  3. Aie Luo
XII. Kecamatan X Koto Singkarak
  1. Sumani
  2. Tikalak
  3. Koto Sani
  4. Singkarak
  5. Aripan
  6. Kacang
  7. Tanjuang Alai
  8. Saniang Baka
XIII. Kecamatan X Koto Diatas
  1. Sulik Aia
  2. Tanjuang Balik
  3. Paninjauan
  4. Kuncir
  5. Katialo
  6. Pasilihan
  7. Bukit Kanduang
  8. Siberambang
  9. Labuah Panjang
XIV. Kecamatan Jujuang Sirih
  1. Paninggahan
  2. Muaro Pingai

Kabupaten Solok Selatan

Kabupaten Solok Selatan terdiri dari 7 kecamatan dan 39 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Padang Aro.

I. Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
  1. Pakan Rabaa
  2. Pakan Rabaa Utara
  3. Pakan Rabaa Tengah
  4. Pakan Rabaa Timur
II. Kecamatan Sungai Pagu
  1. Pasir Talang
  2. Pasir Talang Utara
  3. Pasir Talang Selatan
  4. Pasir Talang Barat
  5. Sako Pasia Talang
  6. Koto Baru
  7. Pulakek
  8. Pasa Muara Labuah
  9. Bomas
  10. Sako Utara Pasia Talang
  11. Sako Selatan Pasia Talang
III. Kecamatan Pauh Duo
  1. Alam Pauh Duo
  2. Pauh Duo Nan Batigo
  3. Luak Kapau Alam Pauh Duo
  4. Kapau Alam Pauh Duo
IV. Kecamatan Sangir
  1. Lubuk Gadang
  2. Lubuk Gadang Selatan
  3. Lubuk Gadang Timur
  4. Lubuk Gadang Utara
V. Kecamatan Sangir Balai Tigo
  1. Sungai Kunyit
  2. Sungai Kunyit Barat
  3. Talao Sungai Kunyit
  4. Talunan Maju
VI. Kecamatan Sangir Jujuan
  1. Lubuk Malako
  2. Padang Air Dingin
  3. Bidar Alam
  4. Padang Limau Sundai
  5. Padang Ganting
VII. Kecamatan Sungai Batang Hari
  1. Ranah Pantai Cermin
  2. Lubuak Ulang Aling
  3. Lubuak Ulang Aling Selatan
  4. Lubuak Ulang Aling Tangah
  5. Dusun Tangah
  6. Sitapus
  7. Abai

Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14 kecamatan dan 75 nagari,
dengan ibukota pemerintahan di Batusangkar.

I. Kecamatan Batipuah
  1. Gunuang Rajo
  2. Andaleh
  3. Sabu
  4. Batipuah Ateh
  5. Batipuah Baruah
  6. Pitalah
  7. Tanjung Barulak
  8. Bungo Tanjuang
II. Kecamatan Batipuah Selatan
  1. Sumpur
  2. Guguak Malalo
  3. Batu Taba
  4. Padang Laweh Malalo
III. Kecamatan Rambatan
  1. Padang Magek
  2. Simawang
  3. Rambatan
  4. III Koto
  5. Balimbing
IV. Kecamatan Limo Kaum
  1. Limo Kaum
  2. Cubadak
  3. Baringin
  4. Parambahan
  5. Labuah
V. Kecamatan Tanjuang Ameh
  1. Pagaruyung
  2. Saruaso
  3. Tanjung Barulak
  4. Koto Tangah
VI. Kecamatan Sungayang
  1. Minangkabau
  2. Sungai Patai
  3. Sungayang
  4. Tanjung
  5. Andaleh Baruh
VII. Kecamatan Sungai Tarab
  1. Sungai Tarab
  2. Gurun
  3. Koto Tuo
  4. Pasie Laweh
  5. Rao-Rao
  6. Kumango
  7. Koto Baru
  8. Padang Laweh
  9. Simpuruik
  10. Talang Tangah
VIII. Kecamatan Salimpaung
  1. Situmbuk
  2. Lawang Mandahiling
  3. Supayang
  4. Salimpaung
  5. Sumaniak
  6. Tabek Patah
IX. Kecamatan Tanjuang Baru
  1. Barulak
  2. Tanjung Alam
X. Kecamatan Pariangan
  1. Sawah Tangah
  2. Sungai Jambu
  3. Simabur
  4. Pariangan
  5. Tabek
  6. Batu Basa
XI. Kecamatan Padang Ganting
  1. Atar
  2. Padang Gantiang
XII. Kecamatan Lintau Buo
  1. Taluak
  2. Buo
  3. Pangian
  4. Tigo Jangko
XIII. Kecamatan Lintau Buo Utara
  1. Batu Bulek
  2. Balai Tangah
  3. Tanjung Bonai
  4. Lubuak Jantan
  5. Tapi Selo
XIV. Kecamatan X Koto
  1. Singgalang
  2. Paninjauan
  3. Pandai Sikek
  4. Panyalaian
  5. Aie Angek
  6. Tambangan
  7. Jaho
  8. Koto Baru
  9. Koto Laweh

Ketika Sariak Menjadi Sarik



" POSKO TV One: Pasar Pauh Kambar Padang Pariaman ". 
Demikian running text di layar televisi berita itu pascagempa mengguncang Sumatera Barat, 30 September lalu. Yang menggelitik dari kalimat di atas adalah upaya mengindonesiakan nama Pauh Kambar, satu daerah di Kabupaten Padang Pariaman, yang juga luluh-lantak terkena lindu berkekuatan 7,9 skala Richter itu.

Nama asli ibu kota Kecamatan Nan Sabarih (sering diterjemahkan menjadi Nan Sabaris) itu, sesuai dengan dialek sehari-hari masyarakat adalah Pauah Kamba. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah mangga kembar. Kepopuleran nama itu bagi masyarakat Padang Pariaman seperti menyebut Mangga Dua bagi warga Jakarta.
Kata Pauah mungkin wajar bila diindonesiakan menjadi Pauh karena masih memiliki kesamaan arti. Namun, ketika Kamba menjadi Kambar, nama ini terdengar aneh. Lagi pula kata tersebut tidak mempunyai arti yang jelas karena tidak dikenal dalam bahasa Minang. Kalaupun kambar versi Indonesia dilekatkan pada nama tersebut, artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kura-kura. Tentu sangat meleset dari makna kata kembar.

Inilah salah satu contoh salah kaprah yang sudah lama terjadi di Sumatera Barat dalam hal menerjemahkan nama-nama daerah. Apalagi nama tersebut kemudian melekat ke nama sekolah, nama pasar, dan nama pusat kesehatan masyarakat.

Di Padang Pariaman, misalnya, ada daerah lain bernama Sungai Sariak. Sariak adalah sebutan untuk sejenis bambu. Artinya sungai yang di sisinya banyak terdapat pohon bambu. Namun warga, ataupun pejabat setempat, sering mengindonesiakan nama Sariak tersebut menjadi Sarik. Dalam bahasa Minang, artinya melenceng jauh dari bambu menjadi susah. Adapun dalam bahasa Indonesia kata sarik juga tidak dikenal.
Penerjemahan yang salah kaprah ini tampaknya sudah menjadi hal yang resmi. Lihat misalnya nama-nama nagari dan kecamatan di kabupaten serta kota di daerah ini. Masih di Kabupaten Padang Pariaman, Kecamatan Ulakan Tapakih berubah menjadi Ulakan Tapakis. Demikian pula Sungai Garinggiang menjadi Sungai Geringging. Tapakis tidak ditemukan artinya dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, akan terasa lucu bila mendengar "sungai kesemutan" karena geringging berarti kesemutan menurut KBBI.

Di Kota Padang, misalnya, ada Kecamatan Lubuak Bagaluang. Artinya adalah lubuk yang melingkar. Dalam administrasi resmi pemerintahan, nama ini berubah menjadi Lubuk Begalung. Sekali lagi, kalau memang perlu nama ini diindonesiakan, kenapa tidak menjadi Lubuk Melingkar saja, karena tidak ada arti begalung dalam bahasa Indonesia.

Meskipun kata lawas dalam arti lebar dan lapang telah diadopsi KBBI, rasanya tetap kurang tepat untuk menggantikan kata laweh untuk nama daerah Padang Laweh, Ladang Laweh, Bancah Laweh, dan Koto Laweh. Demikian pula pengindonesiaan koto menjadi kota, seperti Kabupaten Limapuluh Kota atau nama daerah Kota Baru. Hal yang sama juga terjadi pada kata aia yang diubah menjadi air untuk nama daerah Sulit (dari Sulik) Air, Air Angek, atau Jambu Air.

Ada yang menyatakan bahwa semangat penerjemahan ini adalah salah satu bentuk sikap terbuka dan inklusivitas masyarakat Minang. Dengan menerjemahkan nama tersebut diharapkan pemahaman dan interaksi dari pihak luar menjadi lebih mudah. Secara politis, penerjemahan nama-nama daerah juga gencar dilakukan pascapemberontakan PRRI Permesta 1958.

Munculnya nama-nama baru ter-sebut tentu sangat disayangkan karena bisa melunturkan makna aslinya. Ia tidak sekadar menjadi pembeda satu tempat dibanding tempat lainya, tapi lebih jauh dari itu, sebagai salah satu cara bagi masyarakat Minang untuk mempertahankan dan menjaga warisan sejarah serta kekayaan budaya setempat. Bila kata sederhana seperti nama daerah tersebut sudah tercerabut dari makna dan pengertian aslinya, tentu semakin berat mempertahankan berbagai ungkapan, pantun, pepatah, dan idiom Minang yang penuh metafora.

Sudah seharusnya nama-nama terjemahan itu dikembalikan ke bentuk khasnya. Termasuk Bukik Tinggi untuk Bukittinggi, Batu Sangka untuk Batu Sangkar, Tanah Data untuk Tanah Datar, Payo Kumbuah untuk Payakumbuh, serta puluhan, mungkin ratusan nama lain yang telanjur diterjemahkan di tingkat kabupaten, kota, kecamatan, dan nagari.

Paling tidak, ada sejarah yang melekat pada nama asli ini. Salah satu contoh nama Kecamatan Banuhampu di Kabupaten Agam. Banu berasal dari bahasa Arab, yang berarti keluarga atau keturunan. Adapun kata hampu berasal dari mampu sehingga arti lengkapnya keluarga atau keturunan orang yang mampu secara ekonomi. Nama ini lahir karena daerah Banuhampu memang sangat subur sejak zaman dulu dan terkenal sebagai penghasil palawija. Kesuburan lahan inilah yang membuat orang-orang Banuhampu kuat secara ekonomi.
Untunglah nama Banuhampu yang terletak di dekat Kota Bukik Tinggi ini terpelihara dan tidak ikut diterjemahkan menjadi "banuhampa", misalnya. Kalau begitu, tentu artinya menjadi sangat tidak jelas.
Rifwan Hendri

Selasa, Januari 17

Jangan Panggil Aku " Si Padang "


Sungguh….
Saya tak habis mengerti, dari mana kisah bermula ketika pada akhirnya ‘Orang Minang ‘ justru disebut sebagai ‘ Orang Padang ’…?

…berbilang masa, kerancuan itu mengalir begitu saja…
sepertinya… kita anak negeri penghuni Ranah Minang sendiri… tenang-tenang saja ..
sepertinya pula… kita Orang Minang sudah membenarkan begitu saja ketika kita yang terlahir di Bukittinggi…ketika kita yang terlahir di Lima Puluh Kota misalnya, justru kita dipanggil sebagai “Orang Padang….”

Sebutan ‘Orang Padang’ agaknya memang lebih lekat di benak banyak orang ketimbang menyebut “Orang Minang”..
Padahal sesungguhnya, bukankah Padang itu sendiri hanyalah setumpak kecil wilayah dalam sebentang hamparan luas Ranah Minang nan rancak bana…?

Tapi kenapa orang luar Minang lidahnya justru lebih fasih menyebut istilah ‘Orang Padang’ ketimbang ‘Orang Minang’ ?
Mereka lebih terbiasa menyebut ‘Adat Padang’ ketimbang ‘Adat Minang’…?
Mereka terbiasa menyebut Bahasa Padang ketimbang Bahasa Minang…?
Dan kitapun sadar atau tidak, dimana-mana tanah perantauan terlalu sering melabeli diri dengan label “Padang” daripada ‘Minang’
Maka yang tersohor justru ‘Rumah Makan Padang’…bukan ‘Rumah Makan Minang’
…padahal di kota Padang sendiri tidak pernah ada Rumah Makan Padang kan..?

Meski kelezatan Sate Padang diperantauan menjadi buah sebut si orang banyak, namun bukankah di Ranah Minang sendiri Sate Padang yang sesungguhnya justru kalah pamor ketimbang Sate Pariaman….Sate Danguang-Danguang atau sate Padang Panjang….?

Kita sendirikah yang telah membengkokkan sebuatan “Minang” menjadi “Padang”…?
Ataukah memang kita sepakat dan setuju-setuju begitu saja ketika darah Minang yang mengalir ini disebut sebagai darah Padang..?

Begitu pula agaknya, kenapa setiap kubuka-buka jendela Facebook-ku…
selalu saja, ada sahabat jauhku yang menyapa, lalu bertanya..;
“Bagaimana kabar Padang, Pak…?...Kami rindu Jam Gadang dan Ngarai Sianoknya…!”
Bahkan sahabatku di perantauan yang kampung kelahirannya di Suliki-pun justru ikut-ikutan juga juga menyebut ‘rindu mudik ke Padang’ Lebaran mendatang….

…maka berkali-kali pula aku meluruskan pertanyaan dan pernyataan sahabat-sahabatku itu….bahwa; ..aku bukan di Padang….!..Ngarai Sianok dan Jam Gadang itupun bukanlah di Padang,.. tapi di Bukittinggi..!..Suliki itu 150 km lebih dari kota Padang…(baa kok sato lo manyabuik ‘mudik ke Padang’ Mpuang…?)

“Oh, bukannya Bukittinggi itu di Padang juga Pak..?” begitulah tragisnya sahabat-sahabatku sering rancu dalam membayangkan Ranah Minang.

Begitu makin populernya istilah ‘Orang Padang’ ketimbang Orang Minang, makanya; kalau ada yang mengatakan bahwa; Orang Padang itu pelit…saya jawab iya…!
Kalau ada yang bilang ; Orang Padang itu licik….saya jawab; iyaa juga…!
Kalau ada yang bilang Orang Padang itu doyan ngibul…gadang ota…gadang suaro…gadang garegak…gadang karengkang….gadang sarawa….; yaaa…saya jawab iya…!

Lho..?
Kok iya…..iyaaa…. iyaaa aja…?

Habis,..saya bukan Orang Padang siiih…saya kan Orang Bukittinggi..!, begitu slalu, kelakar ringan ini sering saya pelintir sekedar menghibur diri ketika ‘ke-MINANG-anku terasa begitu mengganjal saat aku dipanggil sebagai “Si Padang…”

oleh Erison J Kambari

Senin, Januari 16

Saatnya Kita Mencontoh Binatang


Denai - Mari petikan setangkai bunga untuk kekasih hati

Lebih tinggi, lebih mudah menangkap bola dong

Siapapun kamu, walaupun berbeda dengan kami, kami akan selalu menghangatkanmu

Klo ga kuat manjat ya gendong dong

Klo bersatu pasti kita bisa lawan predator ini gan! Cobra : "lu beraninya kroyokan neh

Mari buat lingkaran dan diskusi

Santai gan, yang bawah bagianya paling banyak dah

Miauw...mau ngintip aja susah amat

beruang1: Cepetan bro, ane mau tidur diatas neh,beruang2: Lu berisik ajah gan. Bokong ente bau tau !

Mari berbagi kawanku ! 

Anakku, aku akan membawa kalian kemanapun aku pergi.

Ui Lu yang dikanan...tahan jepitanya lebih semangat donk ! Mau lu ntar kejeplak ?

Cepetan dikit napa lu dok. Jangan nyelem yah ! Ntra guwa bisa mampus

Kita bawa bersama !

Gotong bareng2 yuk biar ringan

Bentar lagi gan tahan ! ane mau baca ni note majikan !

Kasih Sayang...Hmmm is the best !

Haduh ma, enak bgt nih numpang kek gini. kagak capek 

Wortelnya bagi 4 deh ntr hehe

 Mari berjabat tangan

Rabu, Januari 4

Cara Non Aktifkan / Disable Facebook Timeline

Setelah membahas cara mengaktifkan Facebook Timeline
dan seiring waktu..
Ternyata...........
Banyaknya orang yang tau soal Timeline-nya Facebook, ternyata banyak pula pro-kontranya.
Tau sendirilah, yang tampilan biasa aja banyak yang kontra, apa lagi tampilan Timeline.
Katanya (denger-denger tapi), Facebook Timeline itu: 4lay, l3b4y, G4lau, dll.

Nah, bagi Sobat yang rindu akan tampilan facebook yang dulu, nih tutorialnya [note]: ada yang berhasil ada juga yang nggak berhasil, i dont know why

CARA 1 [Hapus Aplikasi]
  1. Buka halaan Developer Facebok (https://developers.facebook.com/apps)
  2. Pada daftar aplikasi di sebelah kiri, klik aplikasi Anda yang open graph nya telah diaktifkan.
  3. Pada bagian kanan atas klik tombol Edit App

Pada sidebar sebelah kiri, silahkan klik Hapus Aplikasi pada halaman setting.

Lihat hasilnya

CARA 2 [Nonaktifkan open Graph]
  1. Sama, buka halaman Developer Facebook
  2. Pilih Aplikasi yang open graph nya telah Anda aktifkan. Pada bagian kanan klik Edit Open Graph
  3. Masuk ke dashboard open graph. Silahkan hapus semua pengaturan yang pernah Anda buat dengan klik tanda silang di sebelah kanan.
  4. Lihat hasilnya

Cara Mengaktifkan Facebook Timeline

Facebook denger-denger akan memperbaikki atau lebih tepatnya menambah baik tampilan awalnya. Hal tersebut direalisasikan dengan nama "Facebook Timeline" yaitu tampilan facebook yang kata orang lebih interaktif, kalo kataku lebih gedhe gambarnya ,bisa buat narsis, hihihi. . .

Contoh tampilan Facebook Timeline (di halaman profil)


Gimana? lanjut?

Nah sekarang Cara Mengaktifkan Facebok Timeline seperti ini

CARA 1 [simple]
Buka saja salah satu profil facebook temen Kamu yang menggunakan Facebook Timeline, di bagian atas kan ada tulisan "blablbla".
Pokoknya untuk mengaktifkan Facebook Timeline-nya.
Klik saja itu, facebook Sobat sudah berubah! Wow, cepet


CARA 2
Pergi ke halaman Facebook Developer (https://developers.facebook.com/apps)
Klik memulai pada bagian Open Graph (yang belum pernah mebuat aplikasi, silahkan buat terlebih dahulu dengan klik create app)
Nanti ada dua kolom yang harus diisi, isilah! hehehe.. baca petunjuknya
Scroll ke bawah, klik save Changes and Next
Klik Save and Finish.Sekarang tinggal mengaktifkannya
Cara Mengaktifkan Timeline Facebook yang Anda buat

Buka Beranda Facebook (Home)
Akan ada pemberitahuan untuk mencoba Facebook Timeline.
Klik Gunakan Sekarang
Klik Terbitkan Sekarang atau Start Tour bagi yang ingin melihat fitur-fiturnya.
Setelah diterbitkan, maka tampilan facebook Anda akan berubah.
Nikmati :)Nah, pada Facebook Timeline nanti akan Sobat temukan fitur-fitur baru yang sebelumnya nggak ada di facebook yag lama. Makanya coba sajadeh :)


Timeline is your collection of all the top photos, posts and apps that
help tell your story. Learn more at http://www.facebook.com/about/timeline.
Berikut Videonya . . .

Minggu, Januari 1

Sebuah Surat Dari Masa Depan

Kepada Yth
Manusia Di Tahun 2012

Aku hidup di tahun 2050. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.
Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.

Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.
Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.


Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG BUANG AIR” Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.

Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering.

Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.

Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.

Manusia tidak bisa membuat air.
Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.
Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri.

Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim.

Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.

Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau.
Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.
Dia bertanya:  Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?
Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. ..

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga !.
Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi…

Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini ! 

Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. 

Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. 
Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak”
SUMBER

Selamat Datang Tahun 2012

Selamat Tahun Baru 2012
" Happy New Years 2012 "