Selasa, Januari 17

Jangan Panggil Aku " Si Padang "


Sungguh….
Saya tak habis mengerti, dari mana kisah bermula ketika pada akhirnya ‘Orang Minang ‘ justru disebut sebagai ‘ Orang Padang ’…?

…berbilang masa, kerancuan itu mengalir begitu saja…
sepertinya… kita anak negeri penghuni Ranah Minang sendiri… tenang-tenang saja ..
sepertinya pula… kita Orang Minang sudah membenarkan begitu saja ketika kita yang terlahir di Bukittinggi…ketika kita yang terlahir di Lima Puluh Kota misalnya, justru kita dipanggil sebagai “Orang Padang….”

Sebutan ‘Orang Padang’ agaknya memang lebih lekat di benak banyak orang ketimbang menyebut “Orang Minang”..
Padahal sesungguhnya, bukankah Padang itu sendiri hanyalah setumpak kecil wilayah dalam sebentang hamparan luas Ranah Minang nan rancak bana…?

Tapi kenapa orang luar Minang lidahnya justru lebih fasih menyebut istilah ‘Orang Padang’ ketimbang ‘Orang Minang’ ?
Mereka lebih terbiasa menyebut ‘Adat Padang’ ketimbang ‘Adat Minang’…?
Mereka terbiasa menyebut Bahasa Padang ketimbang Bahasa Minang…?
Dan kitapun sadar atau tidak, dimana-mana tanah perantauan terlalu sering melabeli diri dengan label “Padang” daripada ‘Minang’
Maka yang tersohor justru ‘Rumah Makan Padang’…bukan ‘Rumah Makan Minang’
…padahal di kota Padang sendiri tidak pernah ada Rumah Makan Padang kan..?

Meski kelezatan Sate Padang diperantauan menjadi buah sebut si orang banyak, namun bukankah di Ranah Minang sendiri Sate Padang yang sesungguhnya justru kalah pamor ketimbang Sate Pariaman….Sate Danguang-Danguang atau sate Padang Panjang….?

Kita sendirikah yang telah membengkokkan sebuatan “Minang” menjadi “Padang”…?
Ataukah memang kita sepakat dan setuju-setuju begitu saja ketika darah Minang yang mengalir ini disebut sebagai darah Padang..?

Begitu pula agaknya, kenapa setiap kubuka-buka jendela Facebook-ku…
selalu saja, ada sahabat jauhku yang menyapa, lalu bertanya..;
“Bagaimana kabar Padang, Pak…?...Kami rindu Jam Gadang dan Ngarai Sianoknya…!”
Bahkan sahabatku di perantauan yang kampung kelahirannya di Suliki-pun justru ikut-ikutan juga juga menyebut ‘rindu mudik ke Padang’ Lebaran mendatang….

…maka berkali-kali pula aku meluruskan pertanyaan dan pernyataan sahabat-sahabatku itu….bahwa; ..aku bukan di Padang….!..Ngarai Sianok dan Jam Gadang itupun bukanlah di Padang,.. tapi di Bukittinggi..!..Suliki itu 150 km lebih dari kota Padang…(baa kok sato lo manyabuik ‘mudik ke Padang’ Mpuang…?)

“Oh, bukannya Bukittinggi itu di Padang juga Pak..?” begitulah tragisnya sahabat-sahabatku sering rancu dalam membayangkan Ranah Minang.

Begitu makin populernya istilah ‘Orang Padang’ ketimbang Orang Minang, makanya; kalau ada yang mengatakan bahwa; Orang Padang itu pelit…saya jawab iya…!
Kalau ada yang bilang ; Orang Padang itu licik….saya jawab; iyaa juga…!
Kalau ada yang bilang Orang Padang itu doyan ngibul…gadang ota…gadang suaro…gadang garegak…gadang karengkang….gadang sarawa….; yaaa…saya jawab iya…!

Lho..?
Kok iya…..iyaaa…. iyaaa aja…?

Habis,..saya bukan Orang Padang siiih…saya kan Orang Bukittinggi..!, begitu slalu, kelakar ringan ini sering saya pelintir sekedar menghibur diri ketika ‘ke-MINANG-anku terasa begitu mengganjal saat aku dipanggil sebagai “Si Padang…”

oleh Erison J Kambari

1 komentar:

Armandioza As mengatakan...

da,,rancak blog'y mah da
numpang copas yo da d fanspage https://www.facebook.com/pages/Muda-Mudi-Koto-Pulai/306842376043699

makasih da
kunjung balik yo da d blog saya
http://rhieoza.blogspot.com