Selasa, Februari 9

SEJARAH FACEBOOK ( MARK ZUCKERBERG )


Riwayat

Mark Elliot Zuckerberg (lahir di White Plains, New York, 14 Mei 1984 umur 26 tahun). Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah seorang programer komputer dan pengusaha asal Amerika Serikat. Menjadi kaya di umurnya yang relatif muda karena berhasil mendirikan dan mengembangkan situs jaringan sosial Facebook di saat masih kuliah dengan bantuan teman Harvardnya Andrew McCollum dan teman sekamarnya Dustin Moskovitz dan Crish Hughes. Saat ini ia menjabat sebagai CEO Facebook. Zuckerberg terlahir sebagai Yahudi, namun ia memproklamirkan dirinya sebagai seorang Atheis

Forbes mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika.

Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders.

Semasa Kuliah

Zuckenberg adalah anggota Alpha Epsilon Pi. Pada awalnya Mark Zuckerberg hanyalah seorang mahasiswa dari Universitas Harvard. Zuckerberg lalu membuat suatu sistem jejaring sosial untuk kelasnya.Tetapi setelah ia membuat sistem tersebut,ternyata semakin banyak saja orang yang tergabung didalamnya.Sistem itu lama kelamaan telah menjaring universitas terdekat dari tempatnya kuliah, dan inilah awal dari Facebook yang kita kenal saat ini.

Dari situasi inilah, Zuckerberg berinisiatif untuk mengembangkan sistem jejaring tersebut.Mula-mula Zuckerberg mengembangkan sistem ini dan memberi nama Facebook. Zuckerberg dan kawan-kawannya lalu menyewa tempat di Palo Alto,California sebagai tempat untuk mengembangkan Facebook. Karena keasyikan untuk mengembangkan proyek Facebook, maka Zuckerberg lupa akan kuliahnya. Zuckerberg dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit antara memilih pendidikannya atau bisnis proyek yang sedang dia kembangkan.Dengan sikap yang optimis Zuckerberg dan kawan-kawannya memilih untuk meninggalkan kuliah mereka,dan memfokuskan diri pada proyek Facebook tersebut.

Sejarah FaceBook


Mark Zuckerberg memulai Facebook pada dari ruang kamarnya di Harvard. Setelah berhenti sekolah dan pindah ke Silicon Valley, penemu Facebook ini mulai memantapkan langkahnya di bisnis situs jejaring social.

Saat ini Zurkerberg merupakan milyuner terkaya di dunia sepanjang sejarah yang menghasilkan kekayaan sepenuhnya dari usaha sendiri.

Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

Hebohnya, dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki account di Facebook. Tak hanya itu, beberapa kampus lain di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam jaringan Facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan dua temannya untuk membantu mengembangkan Facebook dan memenuhi permintaan kampus-kampus lain untuk bergabung dalam jaringannya. Dalam waktu 4 bulan semenjak diluncurkan, Facebook telah memiliki 30 kampus dalam jaringannya.

Dengan kesuksesannya tersebut, Zuckerberg beserta dua orang temannya memutuskan untuk pindah
ke Palo Alto dan menyewa apartemen di sana. Setelah beberapa minggu di Palo Alto. Zuckerberg berhasil bertemu dengan Sean Parker (cofounder Napster), dan dari hasil pertemuan tersebut Parker pun setuju pindah ke apartemen Facebook untuk bekerja sama mengembangkan Facebook.

Tidak lama setelah itu, Parker berhasil mendapatkan Peter Thiel (cofounder Paypal) sebagai investor pertamanya. Thiel menginvestasikan 500 ribu US Dollar untuk pengembangan Facebook.

Pada September 2005 Facebook tidak lagi membatasi jaringannya hanya untuk mahasiswa.Facebook pun membuka jaringannya untuk para siswa SMU. Beberapa waktu kemudian Facebook juga membuka jaringannya untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat e-mail.

Tidak ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik Facebook terhadap user. Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Terdapat penambahan 200 ribu account baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya. Rata-rata user menghabiskan waktu sekitar 19 menit perhari untuk melakukan berbagai aktifitas di Facebook.

Melihat perkembangan yang begitu signifikan tersebut sang pendahulunya Friendster bermaksud untuk membeli facebook seharga 10 juta US Dollar, namun ditolak oleh Zuckerberg. Ia juga pernah menolak tawaran dari Viacom yang ingin membeli facebook seharga 750 juta US Dollar, dan terakhir tawaran dari Yahoo yang ingin membeli facebook seharga 1 milyar US Dollar.

Pada usia 23 tahun, penemu situs jejaring social Facebook, Mark Zuckerberg adalah milyuner termuda sepanjang sejarah yang menghasilkan kekayaan dengan usahanya sendiri. Seperti diumumkan oleh majalah Forbes, Zurkerberg ada pada urutan 785 dalam daftar orang-orang terkaya dunia.

Minggu, Februari 7

Dari Minangkabau untuk Republik



Ditulis oleh Gamawan Fauzi- sekarang MENDAGRI Selasa, 24 Februari 2009 17:59

Tahun 2008 merupakan momentum yang mempunyai arti sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pertama, karena bertepatan dengan peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional 1908. Kedua, pada penghujung tahun ini tepat dua tahun sejak keluarnya Keputusan Presiden No. 28/2006 tertanggal 18 Desember 2006 yang menetapkan hari lahirnya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat pada tanggal 19 Desember 1948 sebagai “Hari Bela Negara” dan merupakan hari besar nasional.
Negara Republik Indonesia dirintis, didirikan, dipertahankan, dibela, dan dibangun atas usaha, perjuangan dan pengorbanan seluruh bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan daerah yang tersebar di lebih 17.000 pulau. Sebagaimana suku bangsa lainnya di Indonesia, suku bangsa Minangkabau telah pula turut memberikan sumbangannya bagi sejarah dan perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa perintisan, perjuangan, hingga 63 tahun usia kemerdekaan bangsa kita.

Ada dua peristiwa sejarah penting selama Perang Kemerdekaan yang hendak saya catatkan untuk dapat kita kenang dan renungkan, lalu kita tangkap maknanya sebagai tingginya semangat “bela negara” masyarakat kita. Pertama, sumbangan rakyat Minangkabau berupa pembelian sebuah kapal terbang untuk mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1947. Kedua, peristiwa terbentuknya dan eksistensi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berpusat di Sumatera Barat, tahun 1948 – 1949.

Riwayat Kapal Terbang Avro Anson



Hanya beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada ranggal 17 Agustus 1945, Belanda yang telah menjajah negeri kita selama hampir tiga setengah abad ingin kembali menguasai Indonesia. Mulanya membonceng dengan pasukan Sekutu, kemudian dengan kekuatan militernya kembali menduduki sebagian wilayah Tanah Air kita. Dengan sekuat tenaga dan penuh semangat, meskipun dengan bekal dan senjata seadanya, seluruh rakyat Indonesia berjuang mempertahankan negara yang baru merdeka ini.

Namun tekanan dan gempuran tentara Belanda tak urung membuat bangsa kita terjepit. Di samping menghadapi serangan militer, bangsa kita juga dipersulit dengan blokade ekonomi. Puncaknya, pertengahan Juli 1947 Belanda melancarkan apa yang kita kenal dengan Agresi Militer I. Kota-kota besar di Jawa dan Sumatera diduduki tentara Belanda. Ibukota RI pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Di Sumatera, kota-kota besar seperti Medan, Padang, dan Pelembang juga dikuasai Belanda. Ibukota Keresidenan Sumatera Barat terpaksa dipindahkan ke Bukittinggi. Setelah Medan dan Pematang Siantar juga diduduki Belanda, Komisariat Pemerintah Pusat untuk Sumatra yang dipimpin Mr. Tengku Mohammad Hassan pun pindah pula ke Bukittinggi.

Meskipun Jawa dan Sumatera sama-sama menjadi sasaran pendudukan Belanda, namun Wakil Presiden Bung Hatta melihat Sumatera lebih memungkinkan menjadi daerah alternatif untuk menjadi pusat pemerintahan bila Jawa dikuasai Belanda. Maka selama tujuh bulan, dari bulan Juni 1947 hingga Februari 1948, Wakil Presiden Bung Hatta bersama sejumlah pejabat tinggi negara dan stafnya berkantor di Bukittinggi untuk memimpin perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di (dari) Sumatera.
Bersama para pemimpin di daerah ini Bung Hatta juga berusaha mencari jalan mengatasi blokade ekonomi yang makin menyulitkan posisi pemerintah Republik dan menyusahkan kehidupan rakyat. Salah satunya, dengan meminta rakyat Minangkabau menyumbangkan sebuah kapal terbang untuk mengatasi blokade Belanda dan mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Demikianlah, atas Instruksi Wakil Presiden Republik Indonesia Mohammad Hatta, pada tanggal 27 September 1947 di Bukittinggi dibentuk sebuah panitia yang diberi nama sesuai dengan maksud dan tujuannya: Panitia Pusat Pengumpulan Emas untuk Membeli Kapal Terbang. Panitia ini dipimpin oleh Mr. A. Karim, Direktur Bank Negara, dengan anggota para pejabat dan tokoh yang ikut rombongan Bung Hatta dari Yogyakarta serta diperkuat oleh Mr. Sutan Mohammad Rasjid, residen Sumatera Barat.

Panitia pusat dibantu panitia lokal yang terdiri dari pemuka masyarakat dan pimpinan perjuangan di daerah, bertugas mengumpulkan sumbangan perhiasan emas dari rakyat Sumatera Barat. Semua unsur kepemimpinan tradisional Minangkabau dilibatkan: terdiri dari tali tigo sapilin yakni ninik mamak, cerdik pandai, alim ulama, serta kaum ibu. Mereka turun ke kota-kota hingga ke pelosok nagari-nagari, menggugah masyarakat dan meminta kerelaan kaum ibu menyumbangkan perhiasan emas mereka untuk perjuangan. Pertemuan diadakan di berbagai tempat: tanah lapang, mesjid, surau-surau, juga gedung sekolah, bioskop dan sebagainya.

Tanpa diduga, meskipun rakyat sedang susah di masa revolusi yang sulit, program tersebut mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Sebagai contoh, ketika Residen Mohammad Rasjid dan Komandan Divisi Banteng Kolonel Ismael Lengah mengumpulkan dana perjuangan di Padang Panjang. Di depan hadirin yang memenuhi gedung bioskop tempat pertemuan diadakan, kedua pimpinan perjuangan tersebut memaparkan suka-duka para prajurit di front pertempuran menghadapi tentara Belanda. Dilukiskan pula bagaimana kekejaman tentara Belanda yang membunuh Walikota Padang Bagindo Azizchan. Karena Padang Panjang termasuk dekat dengan daerah pertempuran, tidaklah terlalu sulit menjelaskannya kepada rakyat.

Ternyata, dalam keadaan krisis dan hidup dalam kesusahan, ketika menghadapi musuh bersama, rakyat mudah dipersatukan. Secara serentak mereka mendaftarkan dan menyerahkan sumbangan. Dalam kesempatan tersebut, kaum ibulah yang berdiri di barisan terdepan, karena pada saat itu juga mereka dengan rela menyerahkan perhiasan emas yang dipakainya: gelang, subang, lontin, bahkan cincin kawin –karena itulah yang terbawa pada waktu itu. Gelora semangat perjuangan untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia yang sedang terancam membuat mereka lupa dengan kesulitan hidup mereka sendiri.

Walhasil, hanya dalam tempo kurang dari dua bulan, emas sudah terkumpul sebanyak satu kaleng biskuit. Pada akhir November 1947, bertempat di kantornya Gedung Agung (kini Istana Bung Hatta), Wakil Presiden Bung Hatta menerima emas seberat 14-15 kg tersebut dari tangan Ketua Majelis Pertahanan Rakyat Daerah (MPRD) Sumatera Barat, Chatib Sulaiman. Emas perhiasan yang berasal dari sumbangan rakyat Sumatera Barat itu lalu dilebur dan dijadikan emas batangan.

Wakil Presiden Bung Hatta lantas menugaskan salah seorang pembantu dekatnya, Aboe Bakar Loebis bersama timnya mencari kapal terbang untuk dibeli. Berkat bantuan dua staf Perwakilan RI di Singapura --kebetulan putra Minang pula-- yakni Letnan Penerbang Mohammad Sidik Tamimi alias Dick Tamimi dan Ferdy Salim (putra Haji Agus Salim), didapat sebuah kapal terbang jenis Avro Anson di Muangthai. Pesawat tersebut milik Paul H. Keegan, seorang warga negara Australia dan bekas penerbang RAF (Angkatan Udara Kerajaan Inggris) pada Perang Dunia II, memang hendak dijual oleh yang empunya. Awal Desember 1947, Avro Hanson itu pun diterbangkan ke lapangan udara Gadut di Bukittinggi oleh pemiliknya, didampingi Dick Tamimi dan Ferdy Salim, untuk disaksikan oleh para pemimpin yang ada di daerah ini.

Transaksi disepakati. Harga pesawat itu setara dengan 12 kg emas batangan. Tapi Paul Keegan minta pembayaran diserahkan di Songkhla, Thailand. Maka pada tanggal 9 Desember 1947, Avro Anson diterbangkan dari Gadut menuju Songkhla dengan transit di Pekanbaru untuk mengisi bahan bakar. Dua penerbang AURI, Iswahyudi sebagai pilot dan Halim Perdanakusuma sebagai navigator, didatangkan dari Yogyakarta untuk menerbangkan pesawat tersebut. Penumpangnya adalah Paul Keegan, Aboe Bakar Loebis, Is Yasin, dan Dick Tamimi. Mereka sampai di Songkhla sore hari. Nasib nahas menimpa Aboe Bakar Loebis dkk. Para pejuang Indonesia itu diusir polisi setempat karena dituduh sebagai penyelundup candu dan emas. Mereka terpaksa keluar dari Thailand melalui Penang (Malaysia) selanjutnya ke Singapura dan kembali ke Indonesia. Sementara pesawat diterbangkan kembali ke Bukittinggi oleh Iswahyudi berdua saja dengan Halim Perdanakusuma.

Keesokan harinya, sekitar satu jam setelah sampai di Singapura, Aboe Bakar Loebis menerima telegram dari Polisi Malaka yang mengabarkan sebuah pesawat Avro Anson telah jatuh di pantai Selat Malaka, dekat daerah Tanjong Hantu, Negeri Perak, Malaysia. Hanya jenazah Halim Perdanakusuma yang ditemukan, sedangkan Iswahyudi hilang. Halim dikuburkan di Malaysia –beberapa tahun kemudian dipindahkan ke TMP Kalibata di Jakarta.

Begitulah nasib pesawat Avro Anson. Belum sempat dimanfaatkan, telah jatuh. Tapi kapal terbang yang dibeli dengan sumbangan emas rakyat Sumatera Barat tersebut dicatat oleh sejarah karena telah melahirkan dua pahlawan nasional: Iswahyudi dan Halim Perdanakusuma. Nama Iswahyudi diabadikan untuk lapangan terbang AURI di Malang, sedangkan Halim Perdanakusuma dipakai untuk nama pangkalan utama AURI di Jakarta.



Pemerintah Darurat Republik Indonesia

Bulan Februari 1948 Bung Hatta kembali ke Yogyakarta. Saat itu pemerintah pusat di Yogyakarta maupun para pemimpin perjuangan di Bukittinggi sudah menyadari perang akan meletus kembali karena Belanda mulai melanggar isi perjanjian Renville yang telah ditandatangani sebelumnya. Oleh karena Sumatera sejak semula dipandang sebagai daerah harapan dan sekaligus alternatif bagi kedudukan pemerintahan nasional jika seluruh Jawa terkepung Belanda, maka pemerintah pusat mengirim sejumlah pemimpin ke Sumatera. Dalam bulan November 1948, telah datang ke Bukittinggi delegasi menteri-menteri dan pejabat tinggi negara, di bawah pimpinan Menteri Kemakmuran Mr. Sjafroeddin Prawiranegara, guna mempersiapkan segala sesuatu jika sampai terjadi keadaan darurat.

Tepat pada pukul 23.30, Sabtu malam tanggal 18 Desember 1948, wakil Mahkota Tinggi Belanda di Jakarta, Dr. Beel, menyatakan bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan perjanjian Renville (kesepakatan tapal batas wilayah kekuasaan Belanda dengan Republik Indonesia). Pada malam itu juga, sebuah pesawat jenis Mustang meraung-raung di atas udara Kota Bukitting¬gi. Pada mulanya pesawat itu oleh para pemimpin dan sebagian penduduk Bukittinggi dikira membawa Presiden Soekarno yang sebelumnya dikabarkan akan mengadakan perjalanan ke India memenuhi undangan PM Nehru. Karena itu, mereka sibuk membantu menerangi lapangan udara Gadut dengan lampu-lampu mobil guna mempermudah pendaratan malam. Namun ternyata pesawat itu adalah kepunyaan Belanda yang terbang menjatuhkan pamflet.

Penyebaran ribuan pamflet tersebut berlanjut hingga keesokan harinya. Kira-kira pukul 06.00 pagi hari Minggu tanggal 19 Desember 1948, kapal terbang Belanda itu melayang rendah di atas Hotel Merdeka, dekat stasiun kereta api Bukittinggi. Pesawat itu menjatuhkan sebuah peti besar bermuatan ribuan pamflet, antara lain berisi pemberitahuan bahwa pada pagi itu tentara Belanda mulai bergerak dari Padang; pukul 13.00 siang akan memasuki Bukittinggi; sambutlah tanpa perlawanan, polisi hendaklah tinggal di tempat dan menyerahkan senjata (kepada tentara Belanda), dan rakyat umum hendaklah tenang.

Pagi hari itu Belanda melancarkan serangan serentak di Jawa dan Sumatera. Sasaran utama mereka di Jawa menduduki ibukota Yogyakarta, kemudian menawan Presiden dan Wakil Presiden RI, Ir. Soekarno dan Dr. Moh. Hatta, serta sejumlah pemimpin lainnya termasuk bekas Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Di Sumatera se¬rangan ditujukan ke jantung pertahanan Republik di Bukittinggi. Bergerak dari basis pertahanan mereka di Padang, pasukan Belanda melakukan terobosan cepat lewat tiga jurusan. Pertama, menyusuri jalan raya Padang-Kayutanam dan seterusnya via Lembah Anai, menggunakan formasi tempur dengan perlengkapan tank-waja dan senjata berat menerobos ke Padang Panjang dan selanjutnya menuju Bukittinggi. Kedua, memotong garis pertahanan militer Republik di pedalaman dengan menggunakan empat pesawat Catalina yang didaratkan di Danau Singkarak.

Ketiga, melintasi garis Renville dekat Indarung di Front Timur dan seterusnya via celah Subang menuju Solok. Meskipun telah dirintangi dengan perusakan jembatan serta penebangan pohon dan membelintangkannya di jalan, namun pasukan Belanda dapat bergerak cepat tanpa mendapat perlawanan yang berarti hingga berhasil menduduki Kota Solok pada Senin sore tanggal 20 Desember.

Walaupun pasukan Republik yang bahu-membahu dengan rakyat tak berhasil membendung gerak maju tentara Be¬landa, namun kegigihan mereka mengusahakan blokade dan perintangan telah memberikan kesempatan kepada para pemimpin sipil dan militer di Bukittinggi untuk melakukan berbagai persiapan bagi langkah-langkah perjuangan selanjutnya.

Tatkala tentara Belanda sedang bergerak menuju Padang Panjang, pada tengah hari tanggal 19 Desember, berlangsung suatu rapat kilat di bekas Istana Wakil Presiden (kini Istana Bung Hatta)di Bukittinggi yang waktu itu menjadi rumah kediaman Ketua Komisariat Pemerintah Pusat untuk Sumatera, Mr. Teuku Moh. Hasan. Rapat dihadiri Menteri Kemakmuran Mr. Sjafroeddin Prawiranegara dan rombongan yang sudah berada di Bukittinggi sejak sebulan sebelumnya —antara lain Komisaris Negara Urusan Keuangan Mr. Lukman Hakim-- dengan Gubernur Sumatera Tengah Mr. M. Nasroen, Panglima Tentara Teritorium Sumatera (PTTS) Kolonel Hidajat, Kepala Polisi Provinsi Sumatera Tengah Soelaiman Effendi, Kepala Jawatan Kepolisian Negara Cabang Sumatera Komisaris Besar Oemar Said, serta sejumlah pembesar lainnya.
Dalam rapat tersebut diambil keputusan: segera meninggalkan Kota Bukittinggi. Malam hari sekitar pukul 20.00, Sjafroeddin Prawiranegara, Lukman Hakim, T.M. Hasan, dan beberapa pembesar serta anggota rombongan berikut sejumlah perlengkapan bertolak menuju Payakumbuh selanjutnya ke Halaban –daerah sekitar 16 km di selatan Paya¬kumbuh. Sedangkan rombongan Gubernur Sumatera Tengah Mr. Nasroen, PTTS Kolonel Hidajat, Ketua DPR-ST Iljas Jakoeb dan Kepala Polisi Sumatera Tengah Soelaiman Effendi, menuju arah Utara. Nasroen dan Iljas Jacoub melanjutkan perjalanan ke Lubuk Sikaping, di mana Gubernur Sumatera Tengah berkantor selama masa Agresi II Belanda tersebut. Sedangkan Soelaiman Effendi bersama pasukan Mobbrig membangun basis pertahanan di daerah Palupuh, lk. 25 km sebelah utara Bukittinggi. Sementara Kolonel Hidajat setelah sampai di Koto Tinggi (Suliki) meneruskan perjalanan ke Sumatera Utara, kemudian ke Aceh dan menetap di sana hingga Penyerahan Kedaulatan.

Sementara itu, Residen Sutan Mohammad Rasjid bersama sejumlah pimpinan pemerintah keresidenan masih bertahan di Bukittinggi hingga tanggal 21 Desember. Selama hari Senin dan Selasa (20 dan 21 Desem¬ber), Residen yang juga merangkap Ketua Dewan Pertahanan Daerah (DPD), bersama seluruh anggota DPD dan Dewan Eksekutif Keresidenan, sangat sibuk membahas situasi yang sedang dihadapi. Baru menjelang tengah malam hari Selasa 21 Desember, rombongan Residen meninggalkan Kota Bukittinggi menuju Payakumbuh, selanjutnya ke Selatan untuk bergabung dengan rombongan Sjafroeddin. Sebelum berangkat sejumlah bangunan di Kota Bukittinggi dibumihanguskan, termasuk Hotel Merdeka dan Istana Wakil Presiden (kini Istana Bung Hatta) di depan Jam Gadang, agar kalau Belanda datang tidak bisa lagi mereka manfaatkan.

Pagi Subuh tanggal 22 Desember pasukan Belanda yang telah membangun basis di Padang Panjang bergerak menuju Bukit¬tinggi, dan siangnya memasuki kota yang telah ditinggalkan para pejabat pemerintahan RI dan sebagian besar penduduknya yang telah mengungsi ke daerah sekitar. Pada hari itu pula, Sjafroeddin dan rom¬bongan di Halaban telah mendapat berita resmi bahwa ibukota RI, Yogyakarta, telah jatuh ke tangan Belanda serta Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohd. Hatta ditawan Belanda.

Mengantisipasi kekosongan pemerintahan Republik, dan untuk melanjutkan kepemimpinan perjuangan, Sjafroeddin Prawiranegara membentuk Peme¬rintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang ia pimpin sendiri dengan jabatan Ketua PDRI merangkap Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan, dan Menteri Luar Negeri. Anggota kabinet terdiri dari: Mr. T. Mohamad Hasan (Wakil Ketua PDRI merangkap Menteri Dalam Negeri, Menteri PPK, dan Menteri Agama); Mr. St. Mohamad Rasjid (Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial, Menteri Pembangunan, dan Menteri Pemuda); Mr. Lukman Hakim (Menteri Keuangan merangkap Menteri Kehakiman); Ir. M. Sitompul (Menteri Pekerjaan Umum merangkap Menteri Kesehatan); Ir. Indra Tjahja (Menteri Perhubungan merangkap Menteri Kemakmuran); dan M. Danubroto sebagai Sekretaris PDRI. Selanjutnya ditetapkan pula Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar Angkatan Perang RI; Kolonel Hidajat (Panglima Tentara Teritorium Sumatera /PTTS); Kolonel Laut Nazir (Kepala Staf Angkatan Laut), Kolonel H. Soejono (Kepala Staf Angkatan Udara), dan Komisaris Besar Oemar Said sebagai Kepala Kepolisian Negara.

Menurut Mr. Sutan Mohammad Rasjid, embrio PDRI sudah terbentuk di Bukittinggi tanggal 19 Desember 1948. Tetapi baru setelah diterima berita resmi bahwa ibukota Yogyakarta telah jatuh ke tangan Belanda, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta ditawan Belanda, Sjafroeddin mengumumkan terbentuknya PDRI di Halaban pada dini hari jam 3.40, Rabu tanggal 22 Desember 1948.

Susunan Kabinet PDRI beberapa kali mengalami perubahan. Setelah kontak dengan Mr. A.A. Maramis di New Delhi (India), ia ditunjuk menjabat Menteri Luar Negeri PDRI. Satu lagi anggota Kabinet PDRI yang tidak berada di Sumatera adalah Jenderal Soedirman yang diangkat menjadi Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Soedirman dan pasukannya selama periode PDRI tetap bergerilya dan memimpin pasukannya di Jawa, menyatakan dukungan dan tunduk kepada PDRI di Sumatera. Ketua PDRI juga menunjuk Komisariat PDRI untuk Pulau Jawa.
Lahirnya PDRI boleh disebut karena tuntunan dan perlindungan Allah Swt. atas bangsa Indonesia. Sebelum ditangkap dan ditawan Belanda, Presiden Soekarno telah mengirimkan radiogram yang memberikan mandat kepada Mr. Sjafroeddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatera “apabila pemerintahan di Yogyakarta karena sesuatu dan lain hal tidak dapat berfungsi”. Walaupun mandat itu tak pernah diterima oleh Sjafruddin, namun bersama para pemimpin perjuangan di Sumatera ia segera memutuskan membentuk PDRI karena dilandasi oleh naluri bahwa setelah pemerintah di Yogya lumpuh perlu dibentuk pemerintahan darurat untuk melanjutkan eksistensi Negara RI.

Terbentuknya PDRI jelas di luar perhitungan penguasa Belanda di Indonesia. Dengan menduduki Yogya dan menawan Presiden dan Wakil Presiden, mereka berharap akan terjadi keadaan kosong pemerintahan (vacum of power). Bila itu terjadi, maka hilanglah Negara RI –karena tidak lagi memenuhi syarat sebuah negara yang mencakup adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan yang berdaulat— dan Indonesia akan kembali menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Belanda.

Dengan demikian, jelaslah, terbentuknya PDRI telah menjadi “penyambung nyawa” sekaligus pelanjut eksistensi Negara Republik Indonesia. Situasi ini tentu mengecewakan Belanda, sehingga mereka bertekad menghancurkannya dengan terus menyerang dan mengejar kedudukan PDRI. Namun hal itu pun tak dapat dilakukan Belanda, karena setelah dibentuk di Halaban, PDRI kemudian menjadi pemerintahan yang selalu bergerak (mobile). Kedudukan pusat (pimpinan) PDRI selalu berpindah-pindah dan berpencar-pencar di Koto Tinggi (Suliki, 50 Kota), Sumpur Kudus (Kabupaten Sijunjung), dan Bidar Alam (Kabupaten Solok). Persis seperti yang dilukiskan kelak dalam buku PDRI; Somewhere in the Jungle --Suatu tempat di dalam hutan (Mestika Zed, 1997).

Selama delapan (19 Desember 1948 hingga pertengahan Juli 1949) berjuang untuk menjaga dan melanjutkan eksistensi Negara RI, para pejabat dan pemimpin PDRI hidup bersama rakyat -- tinggal dan berkantor di rumah penduduk, makan dari dapur umum, dan mandi di sungai atau pancuran. Selama periode PDRI, rakyat Sumatera Barat bahu-membahu dengan TNI dan Majelis Pertahanan Rakyat Derah (MPRD) dengan Barisan Pengawal Nagari/Kota (BPN/K)-nya, berjuang melindungi, memenuhi kebutuhan pokok, dan memberikan dukungan yang sangat besar demi membela eksistensi Negara Republik Indonesia. Rakyat mendirikan dapur-dapur umum di setiap nagari dan menyediakan makanan untuk tentara dan para pejuang.

Berkat eksistensi PDRI --walaupun ibukota RI diduduki dan Presiden dan Wakil Presiden ditawan— status RI sebagai negara tetap terjaga karena adanya pemerintahan yang berdaulat, sehingga dapat melanjutkan perjuangan bersenjata maupun melalui diplomasi. Eksistensi PDRI pulalah yang menjadi satu kekuatan utama diplomasi Republik Indonesia di dunia internasional, sehingga akhirnya memaksa pemerintah Kerajaan Belanda memberikan pengakuan kedaulatan terhadap RI dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Denhaag, Negeri Belanda akhir tahun 1949.

Oleh Pemerintah RI, 58 tahun kemudian, hari lahir PDRI tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu tonggak penting perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 28/2006 tanggal 18 Desember 2006, telah menetapkan hari lahir PDRI, tanggal 19 Desember, sebagai Hari Bela Negara dan hari besar nasional.

Semangat Bela Negara: Indonesia Bisa!

Dari kedua peristiwa sejarah sangat penting di atas, makna yang dapat kita tangkap dengan jelas adalah, bahwa kemerdekaan Indonesia direbut, dipertahankan dan diperjuangkan oleh para pemimpin berkat andil dan pengorbanan seluruh rakyat. Dua peristiwa penting itu juga menunjukkan kepada kita bahwa rakyat Indonesia sangat mencintai bangsanya, rela berkorban harta dan jiwa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaannya.

Selama Perang Kemerdekaan, sejarah membuktikan, rakyat telah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam menjaga dan membela eksistensi negara yang baru merdeka. Hubungan para pemimpin dengan rakyat sangat dekat. Keadaan bangsa yang baru merdeka, rasa senasib dan sepenanggungan telah menyatukan mereka. Tidak ada jarak dan tidak ada perbedaan yang mencolok. Pemimpin dan rakyat sama-sama tinggal di rumah yang sederhana, makan dari dapur umum yang sama, mandi di sungai dan air pancuran yang sama. Rakyat menjaga, membela dan mengikuti apa kata pemimpinnya, karena sangat yakin bahwa apa yang dikerjakan oleh para pemimpin adalah untuk kepentingan bersama, kepentingan bangsa dan negara –negara yang didirikan bersama dengan tujuan kesejahteraan rakyat dan bukan untuk kemakmuran pemimpin (saja).

Rakyat mau berkorban karena mereka meyakini bahwa para pemimpin pun memberikan contoh dan tauladan dengan bekerja, berbuat, berkorban dan berjuang tanpa pamrih –kita yakin para pemimpin pada waktu itu tak pernah memikirkan gaji dan tunjangan jabatan, apalagi fasilitas jabatan ini dan itunya. Tak diragukan lagi, para pemimpin zaman itu memperoleh legitimasi dan pengakuan, bahkan dukungan dan kesetiaan penuh dari rakyat, semata-mata adalah karena integritas, kepribadian, moral, kejujuran, serta kemampuan mereka untuk merasakan penderitaan dan kesusahan rakyat. Sumber legitimasi mereka bulan pemilu atau pemilihan oleh MPR. Soekarno dan Hatta dengan penuh percaya diri menandatangani dan membacakan Proklamasi Kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia, karena keyakinan bahwa yang mereka lakukan adalah untuk memenuhi kehendak rakyat. Keyakinan seperti itu pulalah kiranya yang mendasari Sjafroeddin Prawiranegara dengan berani dan percaya diri membentuk dan memimpin PDRI. Untuk memikul amanah dan tanggung jawab sebesar itu, ia tidak memerlukan legalitas, persetujuan Parlemen, atau semacam SK dan upacara pelantikan. Ia cukup berunding dengan sesama para pemimpin dan pejuang, lalu mengambil keputusan, karena ia yakin keputusan itu akan didukung rakyat.

Semangat rela berkorban, memberikan apa yang ada dan melakukan apa yang bisa, akan terbangun dan bergelora ketika kita harus menjaga eksistensi bangsa dan negara yang dibangun bersama; ketika kita menghadapi musuh bersama; ketika gerak perjuangan mempunyai tujuan yang sama; ketika hidup dalam rasa senasib dan sepenanggungan dan melangkah ke arah cita-cita dan kehendak bersama; dan ketika para pemimpin pun sedia berdiri bersama dan menyelami perasaan rakyatnya. Itulah semangat “bela negara”.

Semangat “bela negara” –rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara—yang telah ditunjukkan oleh generasi perintis dan pejuang kemerdekaan Indonesia enam dekade yang lalu, kiranya tetap dan masih sangat relevan untuk terus kita jaga, dipupuk dan digelorakan; lebih-lebih ketika bangsa kita menghadapi situasi sulit akibat ancaman krisis global yang terjadi sekarang ini.

Momentum peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional (1908 – 2008), dan peringatan kedua ditetapkannya tanggal kelahiran PDRI sebagai Hari Bela Negara, adalah saat yang tepat bagi kita bangsa Indonesia untuk kembali merenung dan mengambil hikmat dan pelajaran dari nilai-nilai dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di masa lalu.

Sejarah adalah masa lalu; sesuatu yang telah lewat. Tetapi masa lalu bisa menjadi kompas pemandu untuk melangkah ke masa depan. Simaklah tema besar peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional 2008: Indonesia Bisa! Lebih enam puluh tahun yang silam, ketika Republik Indonesia masih seumur jagung, ketika eksistensi negara terancam, ternyata rakyat Indonesia di Sumatera Barat bisa dan rela memberikan apa yang ada dan melakukan apa yang bisa; mengumpulkan emas untuk membeli sebuah kapal terbang untuk disumbangan kepada Negara Republik Indonesia. Padahal ketika itu zaman sedang sulit dan rakyat hidup dalam kesusahan.

Kekuatan rakyat –yang memiliki semangat bela negara dan rasa cinta kepada bangsa— adalah modal dasar yang besar, sumber mata air inspirasi yang tak pernah kering untuk bangsa ini bangkit menuju kejayaannya sebagaimana cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945; negara dan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. (selesai)

Sabtu, Februari 6

Tips Bermain Poker di Facebook



Dalam bermain Poker Texas Holdem di Facebook banyak sekali Tips yang bisa kita gunakan dan Tips-tips itu saya dapat dari pengalaman pribadi dan berguru kepada master-master poker yang sudah mempunyai chips sampai ratusan M, gilaa gimana mereka bisa ngumpulin chips sebanyak itu ya. Dan kabarnya lagi ada cheat poker yang bisa buat kita menang dan juga ada cara untuk Hacking Chips Poker wah …wah banyak jalan menuju roma ternyata.. khusus untuk hacking ini saya belum bisa kasih tipsnya karena saya juga belum tahu baru mau belajar dan mengexplore lebih jauh, ntar kalau sudah bisa akan saya bagi tips nya disini Ok langsung kita bahas Tips Bermain Texas Holdem Poker di Facebook

1. Level Poker Dalam bermain poker Level juga menentukan, orang yang punya Level Pro 100K dengan orang yang mempunyai level 10M tentu beda lucky kartu yang keluar, semakin tinggi level Anda akan semakin tinggi presentasi lucky kartu anda yang keluar. contoh : ada dua pemain si A (pro 100K) dan si B (pro 5M) . kartu awal si A (AS dan 10) dan kartu awal si B (King dan Jack) jika di uji sama2 all in maka presentasi kemenangan lebih besar ada pada kartu si B, kartu tengah yang akan naik lebih condong pada kartu si B. Coba saja sendiri saya sudah membuktikannya.

2. Jika kartu awal anda AS 10, K 10, Q 10, J 10, Pair jangan ragu untuk all in, hal ini berguna untuk menggertak lawan yang tidak mempunyai kartu bagus seperti anda, kalau anda raise sedikit demi sedikit maka lawan akan coba membeli kartu dan berharap kartu tengah yang akan dibuka ada naik kartu nya, tapi jika anda sudah all in dari awal di jamin lawan anda pasti akan takut, paling yang ikut yang punya kartu agak bagus misalnya pair, tapi tetap presentase kemenangan ada pada anda. Saya juga heran saya sering mengalami hal seperti ini, mungkin udah rumus dari sananya kali ya.

3. Jika anda habis menang besar, segeralah untuk tabung duit anda, jangan dibiarkan tertumpuk di meja table karena itu akan membuat duit anda terkuras, orang yang punya kartu bagus akan memancing anda sedikit demi sedikit untuk mengeluarkan chips anda sampai anda di paksa untuk all in.

4. Pasang modal chips jangan banyak2, misalnya anda main di tabel $500 / 1K ketika anda SIT angka yang tertera untuk membeli chips adalah 100.000 jangan langsung di enter, anda beli sedikit saja, misalnya 50.000, biar tidak lekas habis chips anda.

5. Sesekali tidak ada salahnya untuk menggertak lawan-lawan anda meskipun kartu anda tidak bagus, hal ini berguna agar musuh anda susah dan bingung membaca gaya permainan anda, kalau anda selalu Fold ketika mendapat kartu jelek dan Raise atau all in ketika anda mendapat kartu Pair maka lawan akan mudah membaca gaya permainan anda, ketika anda All in maka tidak ada musuh yang berani ikut sekedar membeli kartu.

6. Kalau kartu anda jelek terus maka jangan dipaksa main di table itu, cobalah keluar ganti table, cari table baru dan mulai main lagi.

7. Keberuntungan atau lucky,ini faktor yang paling penting dalam bermain poker, biar 6 Tips diatas sudah anda ikuti dan jalani tapi kalau Keberuntungan tidak ada pada anda, maka kartu anda akan selalu jelek terus, jadi berdoa saja semoga Keberuntungan ada pada anda.

OK teman-teman Pokerholic, Tips diatas adalah tips dari pemula poker, jadi mohon masukan dan tambahan tips lainnya yang lebih dahsyat, kalau ada yang salah mohon dikoreksi di form komentar bawah ya...?



Selamat bermain Poker semoga beruntung

Instal Windows 7 Menggunakan Flashdisk (USB)

Kalau anda punya Netbook yang notabene tanpa disertai dengan sebuah Drive DVD, ada beberapa alternatif Instalasi Windows 7 di netbook anda.

1. Mengkopi semua file Installasi ke Hardisk anda. Ini bisa anda lakukan bila anda berencana untuk menjadikan Netbook anda dual boot alias mempunyai dua sistem Operasi. Misalnya Windows XP di Drive C dan kemudian Windows 7 di Drive D.

2. Menggunakan Eksternal DVD Drive

3. Alternatif yang bisa dijadikan pilihan adalah Install Windows 7 dengan menggunakan Flashdisk. Alternatif ketiga ini, telah diakomodir oleh Microsoft khusus bagi pemilik Netbook yang tidak dilengkapi dengan DVD drive, dengan sebuah utility khusus bernama Windows 7 USB/DVD Tool anda bisa membuat sebuah Flashdisk bootable untuk keperluan Instalasi Windows 7 di Netbook anda.

• Pastikan anda mendownload dan menginstall Windows 7 USB/DVD Tool, setelah itu sediakan sebuah Flashdisk (minimal yang 4GB).

• Jalankan Windows 7 USB/DVD Tool kemudian pada kotak source tentukan lokasi file ISO dari Windows 7 anda (Kalau anda belum mempunyai file ISO Windows sebaiknya beli dulu di situs resmi Microsoft atau download di Situs File Sharing kesayangan anda)

• Pilih USB untuk membuat sebuah bootable USB sekaligus Instalasi Windows 7 kemudian klik NEXT

Setelah selesai membuat sebuah USB Instalasi Windows 7, saat menginstal Windows 7 di Netbook anda. Pastikan juga urutan boot (di BIOS Netbook) telah dirubah dengan Boot dari USB Drive di posisi pertama. Langkah berikutnya tinggal ikuti petunjuk instalasi yang diberikan.

Sebuah catatan, agar lebih smooth alias bisa sedikit lancar dalam menggunakan Windows 7 di Netbook, sebaiknya memori minimum adalah 2GB. Sesuai pengalaman penulis, dengan menggunakan Asus EeePC 1000He (Prosesor Intel Atom N240 + Memori 2GB) performa Windows 7 ternyata lebih baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan Windows XP. Jadi kalau Netbook anda masih menggunakan Windows XP, sudah saatnya mencoba Windows 7 dan rasakan perbedaan yang cukup signifikan.

Kevin Mitnick, Sang Legenda Hacker



Sebuah ketukan terdengar dari pintu apartemennya, Kevin Mitnick membuka pintu dan mendapati lusinan agen FBI dan penegak hukum lain sudah bersiap untuk menangkapnya.
Ini adalah akhir perjalanan seorang hacker yang terpaksa buron demi menghindari hukuman penjara. Hacker yang selama masa buronannya itu telah mendapatkan status legendaris, bahkan telah tumbuh menjadi sebuah mitos yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Penangkapan yang terjadi pada 1995 itu menandai awal dari kasus penahanan yang paling kontroversial terhadap seorang pelaku kejahatan cyber. Mitnick adalah seorang penyusup pada sistem komputer dan menjelma sebagai America's Most Wanted Hacker.

Kecanduan Komputer

Karena keluarganya tidak cukup berduit untuk memiliki komputer sendiri, Mitnick mempelajari komputer dengan nongkrong di toko radioshack atau di perpustakaan umum.
Pada periode 1990-an, Mitnick mudah sekali keluar masuk sistem komputer. Namun pada akhir 1980-an ia sebenarnya ingin meninggalkan hobinya itu dan mulai mencari pekerjaan yang sah. Sayangnya, sebelum mendapatkannya, pada 1987 ia tertangkap karena menyusup perusahaan Santa Cruz Organization, sebuah perusahaan piranti lunak yang terutama bergerak di bidang sistem operasi Unix.

Ketika itu pengacara Mitncik berhasil menurunkan tuduhan kejahatan menjadi tindakan yang kurang baik, Mitnick pun hanya diganjar 3 tahun masa percobaan.

Tidak sampai setahun Mitnick kembali tersandung kasus hukum. Gara-garanya seorang teman yang komputernya ia gunakan untuk membobol komputer lain melaporkan Mitnick ke pihak berwajib. Computer yang dibobol Mitnick adalah milik Digital Equipment Corporation (DEC).

Setiap kali membobol komputer yang dilakukan Mitnick adalah mengambil code penyusun dari piranti lunak. Kode itu kemudian dia pelajari dengan sungguh-sungguh, terkadang menemukan beberapa kelemahan di dalamnya. Dalam sebuah kesempatan Mitnick hanya mengaku mengambil kode penyusun dari piranti lunak yang ia sukai atau yang menarik baginya.

Dalam kasus DEC Mitnick mendapatkan masa tahanan yang lebih berat. Ketika itu pengacaranya menyebut Mitnick memiliki "kecanduan pada komputer yang tidak bisa dihentikan". Ia diganjar 1 tahun penjara.

Di penjara Mitnick mendapatkan pengalaman yang buruk. Pada saat itu, nama Mitnick atau yang lebih dikenal dengan nama samaran ‘the Condor' sebagai seorang penjahat komputer demikian melegenda. Sehingga sipir di Lompoc, penjara tempat Mitnick ditahan, mengira Mitnick bisa menyusup ke dalam komputer hanya dengan berbekal suara dan telepon.

Walhasil, Mitnick bukan hanya tidak boleh menggunakan telepon, ia juga menghabiskan waktu berbulan bulan dalam ruang isolasi. Tak heran jika kemudian ia dikabarkan mengalami sedikit gangguan jiwa saat menjalani hukuman di Lompoc.
Tahun 1989 Mitnick dilepaskan dari penjara. Ia berusaha mencari pekerjaan yang resmi, namun statusnya sebagai mantan narapidana membuat Mitnick sulit mempertahankan pekerjaan.

Akhirnya ia bekerja sebagai pendulang informasi untuk kantor penyelidik kantor swasta. Tentunya ini menyeret Mitnick kembali kepada dalam dunia maya. Pada awal 1990-an, Mitnickpun dicari lagi oleh FBI. Kali ini takut akan masuk ruang isolasi selama bertahun-tahun, Mitnick memutuskan untuk kabur.

Hacking The Human Side

Keahlian Mitnick sebagai hacker tidak terbatas pada kemampuan teknis belaka. Ia merupakan seorang yang memahami betul bahwa keamanan sistem komputer terdiri dari aspek kebijakan organisasi, sumber daya manusia, proses yang terlibat serta teknologi yang digunakan.

Seandainya ia seorang pahlawan super, kemampuan utama Mitnick adalah orang yang mempraktekan ilmu social enggineering alias rekayasa sosial. Ini adalah sebuah teknik mendapatkan informasi penting, semisal password, dengan memanfaatkan kelemahan manusiawi.

Kemampuan Mitnick paling baik diilustrasikan dalam cerita berikut, cerita yang dikisahkan Mitnick sendiri pada sebuah forum online Slasdot.org
"Pada satu kesempatan, saya ditantang oleh seorang teman untuk mendapatkan nomor (telepon) Sprint Foncard-nya. Ia mengatakan akan membelikan makan malam jika saya bisa mendapatkan nomor itu. Saya tidak akan menolak makan enak, jadi saya berusaha dengan menghubungi Customer Service dan perpura-pura sebagai seorang dari bagian teknologi informasi. Saya tanyakan pada petugas yang menjawab apakah ia mengalami kesulitan pada ssitem yang digunakan. Ia bilang tidak, saya tanyakan sistem yang digunakan untuk mengakses data pelanggan, saya berpura-pura ingin memverifikasi. Ia menyebutkan nama sistemnya."

"Setelah itu saya kembali menelepon Costumer Service dan dihubungkan dengan petugas yang berbeda. Saya bilang bahwa komputer saya rusak dan saya ingin melihat data seorang pelanggan.

Ia mengatakan data itu sudah berjibun pertanyaan. Siapa nama anda? Anda kerja buat siapa? Alamat anda dimana? Yah, seperti itulah. Karena saya kurang riset, saya mengarang nama dan tempat saja. Gagal. Ia bilang akan melaporkan telepon-telepon ini pada keamanan."

"Karena saya mencatat namanya, saya membawa seorang teman dan memberitahukannya tentang situasi yang terjadi. Saya meminta teman itu untuk menyamar sebagai 'penyelidik keamanan' untuk mencatat laporan dari petugas Customer Service dan berbicara dengan petugas tadi. Sebagai 'penyelidik' ia mengatakan menerima laporan adanya orang berusaha mendapatkan informasi pribadinya pelanggan. Setelah tanya jawab soal telepon tadi, 'penyelidik menanyakan apa informasi yang diminta penelepon tadi. Petugas itu bilang nomor Foncard. 'penyelidik' bertanya, memang berapa nomornya? Dan petugas itu memberikan nomornya. Oops. Kasus selesai"

Buron

Sebagai buronan Mitnick sering berpindah-pindah tempat tinggal dan selalu menanggalkan berbagai kebiasaannya. Namun, satu hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah hobinya mengoprek komputer dan jaringan Internetnya.

Bahkan beberapa keahliannya konon digunakan untuk mendapatkan identitas baru. Selama buron reputasinya semakin menjadi. Ia menjelma sebagai 'Ninja Cyber' yang konon bisa membobol komputer Pentagon hanya dengan remote televisi, sebuah rumor yang melebihi cerita fiksi apapun.

Mengapa Mitnick, seorang buron dalam kasus pembobolan komputer, bisa menjadi penjahat yang paling dicari? Ini tak lepas dari peran media massa. Secara khusus adalah serangkaian artikel sensasional dari John Markoff yang dimuat di New York Times.

Markoff mengutuk Mitnick bagaikan seorang teroris. Dalam sebuah pernyataan setelah lama dibebaskan, Mitnick menyebut citra dirinya yang ditampilkan Markoff bagaikan seorang teroris yang berusaha mengendalikan nuklir dunia.

"Saya seakan-akan seorang Osama bin Mitnic," ujarnya bercanda.

Markoff menggambarkan Mitnick sebagai seorang yang mematikan, tak bisa dihentikan dan layak menjadi buronan sepuluh besar FBI maupun penegak hukum lainnya. Artikel Mafkoff, yang kadang muncul di halaman depan, menjadikan Mitnick kandidat terkuat proyek percontohan atas kejahatan cyber. Maka masa depan Mitnick dalam penjara boleh dibilang sudah dituliskan saat itu juga.

Selama menjadi buron Mitnick tetap menjalankan aksinya. Ia membobol berbagai komputer perusahaan besar. Termasuk Sun Microsystem. Ia membobol rekening seorang pada layanan penyimpanan online untuk menyimpan backup dari hasil aksinya. Sebenarnya Mitnick tidak bekerja sendirian namun saat tertangkap ia tak pernah mengungkapkan siapa saja rekannya.

Salah satu korban Mitnick adalah T. Shimomura, seorang ahli komputer yang dalam beberapa tulisan di internet diragukan kebersihannya. Ada dugaan bahwa Shimomura juga seorang hacker yang kerap melakukan perbuatan ilegal. Satu hal yang banyak disetujui adalah Shimomura memiliki sikap yang arogan dan nampaknya ingin muncul sebagai pahlawan dalam kisah perburuan Mintick.

Shimomura, Markoff dan FBI bahu membahu untuk menangkap sang buronan. Panduan dari berita sensasionalnya Mafkoff, kemampuannya hacking Shimomura dan kekuatan hukum FBI pada akhirnya melacak kediaman Mitnick.

Seperti biasanya kisah tertangkapnya seoarang buron, Mitnick melakukan keteledoran. Layanan penyimpanan yang ia gunakan rupanya memiliki program otomatis untuk mencek isi file yang disimpan. Pemilik rekening yang digunakan Mitnick mendapatkan peringatan dari sistem mengenai kapasitas berlebih. Ini adalah awal tertangkapnya Mitnick.

Mitnick mengakui bahwa dirinya ceroboh karena tidak menduga bahwa FBI, Shimomura, Markoff, dan penyedia layanan telepon selular melakukan kerja sama yang begitu erat dan terpadu.

"Operator seluler melakukan pencarian dalam database penagihan mereka terhadap dial-up ke layanan Internet Netcom POP. Ini, seperti bisa diduga, membuat mereka bisa mengidentifikasi area panggilan dan nomor MIN (mobile identification number) yang saya gunakan saat itu. Karena saya kerap berganti nomor, mereka mengawasi panggilan data apapun yang terjadi di lokasi tersebut. Lalu, dengan alat Cellscope 2000 Shimomura, melacak sinyal telepon saya hingga ke lokasi yang tepat," Mitnick menuturkan.

Dua minggu sebelum tertangkapnya Mitnick baru pindah ke Raleigh. Lokasi baru membuat kurang waspada dan ia lupa melacak jalur dial-up yang digunakannya. Beberapa jam sebelum tertangkapnya Mitnick, pelacakan dan pengawasan sedang dilakukan terhadap jalur yang ia gunakan.

Saat ia berusaha melacak sejauh mana pengawasan telah dilakukan hingga siapa dibalik pelacakan tersebut, ia mendengar ketukan pintu. Mitnick membuka pintu dan berhadapan dengan lusinan U.S Marshall dan FBI.

Empat Setengah Tahun Digantung

Setelah tertangkap Mitnick ditahan tanpa kemungkinan jaminan. Ia juga tak diajukan untuk pengadilan. Kurang lebih empat tahun ia habiskan tanpa kepastian. Hal ini benar-benar membuat Mitnick frustasi.

Selama dalam penjara FBI ia tak mendapatkan kesempatan mengetahui kasusnya. Bahkan, Mitnick dan pengacaranya tak bisa melihat data kasus tersebut karena terdapat di laptop dan akses laptop bagi Mitnick dianggap membahayakan. Mitnick dituding bisa membuat misil meluncur hanya berbekal laptop atau telepon. Larangan itu tetap berlaku meskipun pengacaranya menggunakan laptop tanpa modem dan kemampuan jaringan apapun.

Mitnick pada akhirnya dituding menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dollar. Mitnick menyangkalnya. Karena menurutnya perusahaan yang dirugikan bahkan tidak melaporkan kerugian tersebut dalam laporan tahunan mereka.

Kesepakatan akhir bagi Mitnick adalah pengakuan bersalah. Bersalah dalam kasus pembobolan komputer dan penyadapan jalur telepon. Mitnick menyerah dan mengikuti itu, dengan imbalan 4 tahun tahun lebih waktunya dalam penjara diperhitungkan sebagai masa tahanan. Total Mitnick dihukum adalah 5 tahun dipenjara , 4 tahun dalam tahanan yang terkatung-katung dan 1 tahun lagi sisanya.

Ia dibebaskan pada tahun 2000 dengan syarat tak boleh menyentuh komputer atau telepon. Pada tahun 2002 baru ia boleh menggunakan komputer tapi tidak yang tersambung ke Internet. Baru tahun 2003 ia menggunakan Internet lagi untuk pertama kalinya.

Sejak dibebaskan Mitnic berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Ia menuliskan dua buku mengenai hacking, selain itu ia juga mendirikan perusahaan konsultan keamanan sendiri.

"Hacker adalah satu-satunya kejahatan yang keahliannya bisa digunakan lagi untuk sesuatu yang etis. Saya tidak pernah melihat itu dibidang lain, misal perampokan etis," ungkap Mitnick.

Inilah dia 5 Hacker Paling Sadis sepanjang masa

1.Jonathan James



James adalah orang Amerika, saat baru umur 16 taun dia dikirim ke penjara karena kelakuannya di dunia maya. Situs departemen pertahanan Amerika dibobol olehnya dan dia cuma bilang itu tantangan bagi dia dan merupakan suatu kesenangan tersendiri. NASA juga terkena dampak keisengan dia, James mencuri software NASA yang diperkirakan seharga $1.7 juta dollar AS. Sehingga NASA dipaksa untuk mematikan server dan sistemnya. Karena kelakuannya, dia juga tidak boleh menyentuh komputer selama 10 tahun. Tapi sekarang dia sudah di jalan yang benar dan bikin sebuah perusahaan keamanan di bidang komputer.

2.Adrian Lamo



Dia membobol New York Times untuk mendapatkan info personal dan beberapa security number dan membobol Microsoft. Dia akhirnya didenda $65.000 dollar US. Saat ini dia jadi pembicara di beberapa acara seminar.

3.Kevin Mitnick



Inilah legenda hidup yang saat ini benar-benar mantap dalam dunia hack.
Inilah kelakuan dia:
-Menggunakan Los Angeles bus transfer system buat mendapatkan tumpangan gatis
-Mengelabui FBI
-Hacking kedalam DEC system (Digital Equipment Corporation)
-Mendapatkan administrator positon dalam satu komputer IBM biar menang judi, karena adminnya yang punya laptop IBM tersebut
-Hacking Motorola, NEC, Nokia, Sun Microsystems dan Fujitsu Siemens systems
Dan masih banyak lagi kelakuan dia yang luar biasa.
seorang white hat hacker pun yang bernama Tsutomu Shimomura pun (ahli juga dia dan merupakan top 5 white hat hacker), dihack komputer systemnya, dan terjadilah perang luar biasa. Dia dilacak dan ditangkap oleh FBI dengan bantuan Tsutomu Shimomura yang melacak (tracking) lewat jaringan HP’ yang dibawa ama Mitnick saat itu. Tapi sekarang dia sudah tobat dan menjadi seorang penulis buku, konsultan security, dan pembicara.

4.Kevin Poulsen



Juga dikenal dengan Dark Dante. Dia menghack database FBI. Selain itu dia juga menghack seluruh lines phone station karena Memang kemahiran dia menghack lewat phone lines. Saat ini dia jadi senior editor di Wired News, dan berhasil menangkap 744 penawaran sex melalui profiles Myspace.

5.Robert Tappan Moris



Dia berasal dari hannover Jerman yang menamakan komputernya FUCKUP (First Universal Cybernetic-Kinetic Ultra-Micro Programmer). Dia melakukan beberapa keberhasilan dalam menghack pada kurun waktu 1985-1988. Dia juga seorang cocaine addict.
Dia berhasil membobol beberapa sistem militer AS dan menghack sebuah pusat tenaga nuklir AS pada jaman perang dingin dan hasil hack’annya dijual ke KGB (Agen Rahasia Uni Soviet). Dia ditemukan tewas pada tahun 1988, menurut info dia membakar tubuhnya sendiri, namun siapa tahu ini merupakan konspirasi tingkat tinggi antara US dan Soviet pada perang dingin.