Selasa, Mei 31

Misteri Candi dan Piramida di Nusantara (1)

 Sejarah memang penuh dengan misteri. Banyak orang menganggap jika sejarah itu telah final, statis, dan sama sekali tidak dinamis, tidak hidup. Anggapan ini tentu saja tidak benar. Sejarah itu hidup dan terus berkembang dengan bukti-bukti baru. Bukti-bukti termutakhir tentang sejarah masa lalu terus bermunculan di masa sekarang. Berbagai situs, candi, fosil, dan sebagainya terus bermunculan ke permukaan kehidupan kita kini. Kita bahkan tidak tahu bukti-bukti apa lagi yang esok akan terus bermunculan, sehingga kita hari ini harus terus merekonstruksi sejarah itu sendiri, harus terus mendesain ulang sejarah kita di masa lalu.
Entah sampai kapan hal ini terus ada dan semuanya merupakan modal penting bagi kehidupan umat manusia di masa depan.
Kita saat ini merasa jika manusia sekarang telah mencapai puncak peradaban, puncak ilmu pengetahuan, dan puncak kejayaan teknologi. Namun tahukah Anda jika hal itu hanyalah pengulangan dari sejarah masa silam?
Kaum Aad dan Tsamud dahulu kala telah memiliki kemampuan untuk membangun gedung-gedung pencakar langit dan mengubah gunung baru menjadi istana. Sisa-sisa kejayaan mereka sampai hari ini masih bisa disaksikan siapa pun di Lembah Petra, Yordania. 
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al A’raaf, 7: 74)
Lalu Hiram, sang arsitek Kerajaan Nabi Sulaiman, telah begitu mahir membangun dan mengkonstruksi sebuah istana megah di mana lantainya terlihat bagaikan permukaan air yang sangat jernih hingga membuat Ratu Bilqis terperdaya.
Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.” Berkatalah Balqis, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.”(QS An Naml 44)
Kita sampai hari ini masih saja terheran-heran, bagaimana manusia-manusia dahulu bisa membangun candi seindah dan semegah Borobudur, bagaimana mereka bisa mengangkat dan memindahkan bebatuan besar guna menyusun Stonehedge, membangun situs-situs raksasa di Pulau Paskah, membuat garis Nazca di Pegunungan Peru, dan lain sebagainya.
Manusia sekarang juga masih bertanya-tanya mengapa di lahan bekas pertempuran besar antara kaum Pandawa melawan Kurawa di Padang Khurusetra, yang sekarang menjadi gurun di Mahendjo Daro, terdapat sisa radiasi nuklir. Apakah Bharatayudha itu merupakan perang modern sehingga dipergunakan senjata berbahan nuklir?
Dan yang paling menarik, tentu saja, kisah kegemilangan nenek moyang kita yang dahulu kala, beribu tahun sebelumnya, telah menghuni apa yang sekarang disebut sebagai Nusantara. Sejarah Nusantara masih teramat banyak yang belum tergali dengan sempurna. Masih teramat banyak misteri yang melingkupinya. Beberapa di antaranya akan dipaparkan di sini.
Bangunan Candi dan Piramida
Indonesia atau Nusantara dahulu kala, puluhan ribu tahun silam, adalah Atlantis. Banyak pihak yang mencemoohkan hal ini, termasuk sebagian orang Indonesia sendiri. Mereka menyatakan jika hal itu hanya sebagai pseudoscientism, ilmu ilmiah jadi-jadian. Lantas siapakah orang yang berani dengan tegas menyatakan Indonesia sekarang adalah Atlantis di zaman dahulu?
Adalah Profesor Arysio Santos des Nunes. Dia Pakar Fisika Nuklir dari Brasil yang menjadi pengajar di sejumlah perguruan tinggi bergengsi di Amerika dan pernah menjadi anggota Dewan Nuklir Dunia di Swiss. Selama tigapuluhan tahun, Santos meneliti Timoeus dan Critias, dua manuskrip tertua karya Plato yang menyinggung keberadaan Atlantis. Hasilnya sungguh mengguncang dunia. Santos dengan sangat yakin menegaskan jika Nusantara merupakan sisa-sisa Atlantis di masa lalu. Tentang Santos dan Atlantisnya bisa dibaca di Eramuslim Digest edisi 11. Demikian juga dengan ulasan dari Profesor Oppenheimer yang menyatakan jika Sunda Land merupakan asal muasal pusat peradaban dunia.
Tentang Santos dan Oppenheimer, kini artikelnya sudah bisa kita baca di mana-mana. Bahkan buku hasil penelitiannya pun sudah diindonesiakan dan dengan mudah bisa diperoleh di berbagai toko buku. Lepas dari keduanya, ada sejumlah temuan unik dan misterius yang berbeda pada bangunan candi dan piramida yang ada di Nusantara, namun memperkuat temuan Santos dan Oppenheimer, terkait dengan Nusantara sebagai pusat peradaban dunia. Beberapa temuan itu akan dipaparkan satu persatu di dalam serial tulisan ini. Inilah di antaranya:
Candi Cetho, Sukuh, dan Penataran
Cetho dalam bahasa Jawa berarti “Nyata”. Candi Cetho terletak di kaki Gunung Lawu, di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada ketinggian 1400 m di atas permukaan laut. Dilihat dari bentuknya, Candi Cetho berbeda dengan candi-candi lain yang ada di Nusantara. Cetho bentuknya menyerupai piramida, mirip dengan candi-candi yang ada di peradaban bangsa Inca dan Suku Maya di Amerika Latin.

Menurut perhitungan sejumlah arkeolog, Cetho dibangun pada akhir zaman Majapahit, di kala kekuasaan Prabu Brawijaya ke V. Namun melihat bentuk fisik dari Cetho, anggapan itu sepertinya kurang tepat. Candi-candi yang dibangun di era akhir Majapahit biasanya terbuat dari batu bata merah, bukan batu kali seperti halnya Cetho. Lalu relief-relief yang ada pada candi-candi Majapahit di era yang sama biasanya detil dan rapih, sedangkan Cetho tidak. Relief-relief di candi Cetho, pemahatannya terlihat sangat sederhana. Ini semua mengindikasikan jika candi Cetho diduga kuat lebih tua usianya ketimbang Kerajaan Majapahit itu sendiri.    
Belum lagi bentuk dan rupa aneka patung yang ada di candi Cetho yang sama sekali tidak menggambarkan manusia Jawa yang ada pada zamannya. Namun patung-patung tersebut lebih mirip dengan orang-orang Sumerian yang berasal dari abad ke 3.000 SM.

Baca sambungannya: Misteri Candi dan Piramida di Nusantara (2)

Misteri Candi dan Piramida di Nusantara (2)


Sekurangnya ada tiga buah candi yang sampai hari ini masih diselimuti misteri besar. Ketiganya adalah Cetho, Sukuh, dan Penataran. Yang dua pertama terletak di Karanganyar Jawa Tengah, sedangkan yang ketiga berdiri di Blitar Jawa Timur.  

Misteri Candi Cetho dan Sukuh
Cetho maupun Sukuh berbentuk piramida terpenggal. Kedua pun sama-sama berada di lereng Gunung Lawu dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Sejumlah arkeolog Indonesia mengatakan bahwa Candi Cetho dan Sukuh dibuat pada akhir Jaman Majapahit di abad ke-15 M. Jika benar demikian, keduanya tergolong masih muda dalam kacamata sejarah.

Selain bentuknya yang tidak lazim seperti candi-candi Hindu lainnya yang ada di Nusantara maupun di seluruh dunia, Cetho dan Sukuh juga menyimpan simbolisme yang aneh yang sangat berbeda dengan candi-candi Hindu lainnya. Keanehan inilah yang menarik perhatian dari Yayasan Turangga Seta, sebuah komunitas penyuka sejarah kebesaran Nusantara, sehingga mereka membuat daftar beberapa kejanggalan yang terdapat di Candi Cetho, Sukuh, dan juga Penataran ini. Menurut catatan mereka terhadap Cetho dan Sukuh antara lain:

Pertama, bebatuan asal candi. Baik Cetho maupun Sukuh terbuat dari batuan kali yang dipahat dan disusun menjadi satu. Padahal, candi-candi pada era Majapahit, biasanya terbuat dari susunan batu bata karena di zaman Majapahit sudah dikenal luas produksi pembuatan batu bata dari tanah liat.
Kedua, berbagai relief yang terdapat pada Candi Cetho dan Sukuh, tingkat presisi dan kerapian pemahatannya masih sangat sederhana seolah di kala itu belum ditemukan alat-alat pahat yang lebih ‘modern’ dan belum ada tukang pahat yang terampil, belum ditemukan teknik pahat yang lebih maju. Hal ini sangat berbeda dengan relief-relief di era Majapahit yang lebih detil dan rumit.

Ketiga, bentuk beberapa patung yang tidak menggambarkan sosok orang Jawa yang ada pada masa itu, namun patung tersebut justru lebih menyerupai sosok orang Sumeria. Memang, tidak semua patung seperti ini karena ada banyak pula patung yang sosoknya mewakili orang Jawa pada masa itu. Walau bagaimana pun, tetap saja pertanyaan mengapa ada patung-patung mirip orang Sumeria di tempat ini mengemuka.
 
Selain itu, pahatan wajah, bentuk mata, potongan rambut, pakaian, serta perhiasan pada patung-patung di sini juga ada yang tidak mencerminkan model orang Jawa, melainkan bangsa Sumeria, Viking, Mayan, Romawi (Rum), dan Yunani. Kita mengetahui jika sampai sekarang, para sejarawan mengklaim jika peradaban Sumeria merupakan peradaban tertua yang pernah ditemukan di bumi. Ada pula patung ‘orang Sumeria’ yang digambarkan dengan wajah memelas atau ketakutan dengan posisi badan seperti orang yang menyerah atau takluk?
 
Salah satu contoh, patung ini telinganya tidak menggunakan sumping seperti orang Jawa kebanyakan, namun menggunakan anting-anting. Pada lengan tangan, orang Jawa biasanya menggunakan kelat bahu seperti yang sekarang masih tersimpan di Museum Gajah Jakarta, namun pada patung ini tidak. Pergelangan tangan orang Jawa biasanya juga memakai gelang jenis keroncong, tetapi pada patung ini malah terlihat menggunakan gelang yang sangat mirip dengan jam tangan atau arloji. Asal tahu saja, gelang sejenis ini merupakan gelang ciri khas orang-orang Sumeria. Cobalah mengamati kedua gambar di bawah ini untuk bisa mengetahui di mana persamaannya.
 
Sudah menjadi tradisi orang Sumeria jika perhiasan berupa gelang yang menyerupai jam tangan hanya digunakan oleh mereka yang berasal dari kalangan bangsawan dan ksatria. Begitu juga dengan bentuk mahkota rambut dan jenggotnya.
Pertanyaannya, mengapa ada patung mirip orang Sumeria yang menurut literatur telah ada pada zaman 3.000-4.000 tahun sebelum Masehi di Candi Cetho? Jika mereka dianggap manusia pertama yang beradab, maka mengapa mereka dibuat seperti orang takluk di lereng Gunung Lawu ini? Benarkah Cetho dan Sukuh dibangun pada abad ke-15 Masehi atau malah usianya jauh lebih tua lagi? Apakah nenek moyang kita dahulu kala pernah bergaul dengan orang Sumeria dalam satu waktu, yang berarti ribuan tahun sebelum masehi?
Tak jauh dari Candi Cetho, terdapat Candi Sukuh. Keduanya sama-sama berdiri di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1.186 meter diatas permukaan laut. Candi ini berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam penulisan banyak artikel, Sukuh lebih terkenal dibandingkan Cetho. Namun sering pula selalu digandengkan. Kepopuleran Sukuh disebabkan bentuknya yang unik, mirip dengan bangunan-bangunan piramida yang ada di Mesir, Chichen Itza, dan Tenochticlan di Mexico, serta Copan di Honduras, hanya saja ukurannya lebih kecil.

Garuda Atau Horus di Sukuh?
Selain bentuknya, salah satu yang menarik di Sukuh adalah patung berbadan manusia namun memiliki sayap. DI depan, patung ini kepalanya hilang, namun di belakang candi terdapat beberapa patung dengan sosok yang sama namun kepalanya masih ada dan berbentuk kepala burung.
Para arkeolog menganggap ini sebagai penjelmaan dari Burung Garuda atau Jatayu. Namun boleh saja mereka menganggapnya demikian, namun dunia lebih mengenal simbol manusia bersayap dengan kepala burung sebagai Horus, “The Famous Bird-head Haggadah”, yang berasal dari bangsa Yahudi.

Piramida Sebagai Bangunan Pengumpul Energi
Coba berhenti sejenak dan kita mulai memikirkan mengapa di berbagai belahan dunia sejak zaman dahulu kala sampai hari ini masih saja ada sejumlah bangunan berbentuk piramida yang terus-menerus didirikan? Ada berbagai gambar dan simbol piramida yang terus-menerus disosialisasikan? Apakah ini hanya kebetulan?
Dahulu, para Firaun Mesir membangun piramida sebagai cungkup makamnya, sebuah cungkup yang amat sangat besar. Bangsa Maya juga membangun piramida sebagai bangunan untuk bisa berkomunikasi dengan Yang Tertinggi. Dan ternyata di lereng Gunung Lawu, juga terdapat bangunan sejenis. Di masa modern, piramida kaca dibangun di depan Louvre Paris, di Washington, juga ada di banyak bangunan di dunia, termasuk di Jakarta. Belum lagi sosialisasi piramida, baik piramida utuh maupun sebagai simbol dan gambar. Bahkan sebuah bank swasta nasional besar di Indonesia pernah memajang gambar Piramida Illuminaty sebagai ikon promosinya.
Bentuk bangunan piramida, kepercayaan esoteris, dan kedatangan Dajjal di akhir zaman sesungguhnya saling terkait. Bagaimana keterkaitannya satu dengan yang lain?

Senin, Mei 30

Tata Rias Film Hollywood Yang Spektakuler

Foto Pembangunan Menara EIFFEL

Pembangunan : Tahun 28 Januari 1887 – 30 Maret 1889 (2 tahun, 2 bulan, 5 hari).
Yang membangun : Gustave Alexandre Eiffel.
Arsitek : Charles Leon Stephen Sauvestre.
Biaya : 7.400.000 Frances.
Bahan bangunan : Menara terbuat dari besi tempa.
Pondasi terbuat dari beton bertulang.
Tinggi : 300,65 m (tanpa antena), 324 m dengan antena).
Panggung 1 : Tinggi 57,63 m, luas permukaan dasar 4.200 m2.
Panggung 2 : Tinggi 115,73 m, luas permukaan dasar 1.400 m2.
Panggung 3 : Tinggi 276,13 m, luas permukaan dasar 350 m2.
Berat : 7.000 ton.
Lift (elevator): Pada tahun 1889 dilengkapi dengan elevator (lift).
Jumlah tangga : 1710 langkah (step).
Lokasi : Paris, Perancis.









Kamis, Mei 19

2 Kali Disambar Petir, Namun Masih Hidup






Saat itu hujan turun dengan gerimis. Lelaki malang ini berlari kecil di sebuah jalan di taman kota Washington. Tapi nasib sial telah membuatnya tersambar petir hingga dua kali. Dan yang menajubkan, pria ini masih bisa berdiri dan mencari bantuan. Berikut foto shoot screen dari video CCTV yang diunggah dari youtube.

Foto Ekslusif Penemuan Tengkorak Monalisa Model Lukisan Leonardo Da Vinci

Foto Ekslusif Penemuan Tengkorak Monalisa Model Lukisan Leonardo Da Vinci

Apakah rahasia di balik senyum misterius Mona Lisa? Anda juga tahu lukisan ini paling terkenal di dunia. Berbagai kontroversi mengungkap rahasia ini. Dugaan besar selama ini, Monalisa yang model lukisan Leonardo adalah istri rahasianya sendiri. Lalu akhirnya memutuskan menjadi biarawati di Sion. Dan spekulasi lain mengatakan bahwa Leonardo adalah seorang gay, dan lukisan Monalisa adalah cerminan Leonardo pribadinya sendiri.

Para arkeolog telah melakukan penggalian di Italia dan mengklaim telah menemukan tengkorak wanita yang berpose untuk karya Leonardo da Vinci. Tim penggalian mengungkapkan selama akhir pekan bahwa mereka telah menemukan ruang bawah tanah setelah melakukan pencarian dua minggu di sebuah biara ditinggalkan di Florence.

Tetapi kuburan bawah biara St Ursula, diyakini menjadi tempat peristirahatan terakhir dari Lisa Gherardini Del Giocondo, kini telah menjadi tengkorak wanita raksasa.
Berikut foto-foto tengkorak Monalisa yang seorang model lukisan Leonardo Da Vinci.

Key discovery: an italian archaeology team has uncovered a skull it believes to be that of the woman who posed for leonardo da vinci's mona lisa Enigmatic find: the human bones found at the excavation site in the saint ursula convent in florence are thought to be those of lisa gherardini del giocondo
Resting place: the courtyard of the saint ursula convent in florence, where archaeologists have been digging for the last two weeks Cameras ready: researchers dig into the underground tombs inside the convent while a crowd of media watches for discoveries

Foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah Yang Telah Dihancurkan Wahabi-Salafy

Beberapa foto yang membuktikan tentang kebejatan kaum Wahabi-Salafy yang telah dengan brutal menghancurkan Rumah Nabi Saw dan istri tercintanya, Sayyidah Khadijah as, yang merupakan peninggalan bersejarah, yang semestinya dirawat dan dijaga dengan baik.
Peninggalan-peninggalan seperti ini merupakan situs-situs penting yang bisa menjadi pelajaran yang baik bagi orang-orang terkemudian.

rumah-nabi-sayyidah-khadijah-tempat-mereka-berdua-tinggal-selama-25-tahun-pun-dibongkar.jpg
Ini adalah foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah as, tempat mereka berdua tinggal selama 28 tahun. Inilah bukti penghancuran yang dilakukan oleh Wahabi-Salafy terhadap situs-situs sejarah Islam.

reruntuhan-rumah-khadijah_o.jpg
Di atas ini foto sisa reruntuhan rumah Nabi Saw & Sayyidah Khadijah as yang dilihat lebih dekat.

pintu-masuk-kmr-rasul-di-rmh-khadijah_o.jpg
Foto di atas ini adalah reruntuhan pintu masuk ke kamar Rasul Saw di rumah Sayyidah Khadijah as.

kamara-nabi-sayyidah-khadijah.jpg
Foto di atas adalah sisa reruntuhan kamar Rasul Saw dan Sayyidah Khadijah as.

tempat-ketika-sayyidah-fathimah-zahra-dilahrirkan_o.jpg
Di atas ini adalah foto reruntuhan tempat Sayyidah Fatimah as, putri kesayangan Rasulullah Saw dilahirkan.

mihrab-tempat-rasulullah-biasa-shalat-di-rmh-khadijah_o.jpg
Di atas ini adalah foto reruntuhan mihrab tempat Rasulullah saw biasa melakukan shalat.

kuburan-sayyidah-khadijah-al-kubra-putranya-qasim-di-pojok_o.jpg
Foto di atas ini adalah makam Sayyidah Khadijah as (yang besar) dan putranya, Qasim (yang kecil) di sudut.
Pada postingan selanjutnya, saya akan memaparkan foto-foto makam-makam ahlul bayt, para sahabat, dan istri-istri serta kerabat dekat Rasulullah Saw yang dibiarkan terlantar oleh Wahabi-Salafy. Insya Allah.

Catatan :
Sebagian besar foto-foto tersebut saya peroleh dari kitab : Ummul Mu’minin, Khadijah binti Khuwaylid, Sayyidah Fie Qalby al-Mushtafa karya DR. Muhammad Abduh Yamani yang telah diterjemahkan oleh penerbit Pustaka IIMaN dengan judul : Khadijah Drama Cinta Abadi sang Nabi. Penulis adalah mantan Menteri Penerangan Kerajaan Arab Saudi.

Perahu Nabi Nuh AS Telah Ditemukan Melalui Penelitian Ilmiah (revised and completed)

Umat Nabi Nuh A.S yang ditenggelamkan oleh Allah SWT karena kedurhakaannya seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an, sudah menemukan pembuktian kebenarannya secara ilmiah. Sejak tahun 1949, sudah ditemukan lokasinya dan kemudian dilakukan penggalian oleh penelitian tim antropolog yang dipimpin oleh Prof. Ron Wyatt di Turki sejak tahun 1977. Ini adalah sebagian foto-fotonya.


1. Awal Penemuan
Pemotretan awal oleh Angkatan Udara AS di tahun 1949 tentang adanya benda aneh di atas Gunung Ararat-Turki, dengan ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter).
Kemudian, awal tahun 1960, berita dalam Life Magazine: Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500 kaki (150 meter) yang diduga perahu Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark)
a
a
2. Foto-foto tahun 1999-2000
Seri pemotretan oleh Penerbangan AS IKONOS tahun 1999-2000 tentang dugaan adanya perahu di Gunung Ararat yang tertutup salju.

3. Peta Lokasi Perahu Nabi Nuh
a
a
a
6. Pengukuran di Atas Perahu

a
7. Struktur Perahu menurut para arkeolog yang menemukannya
picture3.jpg a
a
8. Bentuk Perahu Nabi Nuh AS




Pidato dan Wasiat Terakhir Nabi SAW Sebelum Wafatnya

Ali bin Abi Tholib r.a. berkata :
"Ketika telah turun surat An-Nashr, Rasulullah saw sakit dan pada hari kamis Rasulullah keluar dengan kepala diikat. Kemudian naik di atas mimbar dan duduk di atas mimbar dengan muka yang pucat dan air mata yang berlinang. Lalu memanggil Bilal dan menyuruhnya berseru di Madinah mengajak orang – orang supaya berkumpul untuk mendengar dan menerima wasiat Nabi saw sebagai wasiat yang terakhir.
Maka berkumpullah semua penduduk Madinah, kecil, besar, laki–laki dan perempuan sehingga mereka tinggalkan rumah terbuka dan pasar kosong, serta tidak ketinggalan gadis–gadis pingitan keluar untuk mendengarkan wasiat Rasulullah saw sehingga penuhlah masjid. Nabi saw berkata : “Berilah kesempatan kepada orang–orang yang di belakang supaya masuk.”

Kemudian Nabi saw berdiri sambil menangis dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu memuji syukur kepada Allah sebagaimana lazimnya dan membaca shalawat untuk semua Nabi juga pada dirinya. Lalu bersabda :

“Aku Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bangsa Arab kelahiran haram Mekkah yang tiada nabi sesudahku.

Hai semua manusia, diriku ini telah diberitakan akan mati, telah dekat akan meninggalkan dunia ini dan aku telah rindu kepada Tuhanku, maka alangkah sedihnya meninggalkan ummatku, apakah yang mereka katakan kelak sepeninggalku, 

Ya Allah selamatkan, selamatkan. 

Hai manusia, dengarlah wasiyatku, perhatikan dan ingat – ingatlah, yang hadir harus menyampaikan kepada yang tidak hadir. Karena ini wasiatku yang terakhir kepada kamu.
Hai manusia, Allah telah menerangkan kepada kamu dalam kitab yang diturunkanNya, apa yang halal dan yang haram, yang harus kamu lakukan dan yang kamu tinggalkan, maka gunakanlah yang halal, tinggalkanlah yang haram, percayalah pada yang mutasyabih, laksanakan yang muhkam (tegas) dan jadikan sebagai peringatanmu yang berupa contoh–contoh itu.”

Nabi saw melihat ke langit sambil berkata :
“Ya Allah saya telah menyampaikan maka saksikanlah. Hai manusia, awaslah kamu dari hawa nafsu yang sesat menyesatkan yang jauh dari tuntunan rahmat Allah dan surga, bahkan dekat kepada neraka. Hendaklah kamu menjaga jama’ah (persatuan) dan istiqomah (tetap lurus) karena ini dekat kepada Allah dan surga, jauh dari api neraka.

Ya Allah, aku telah menyampaikan.

Hai manusia, takutlah kapada Allah, takutlah kepada Allah dalam menjaga agama dan amanat yang diamanatkan kepadamu. Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah dalam memelihara budak – budakmu, berilah mereka makan dari apa yang kamu makan, pakaian dari apa yang kamu pakai dan jangan memaksa mereka apa yang mereka tidak kuat, karena mereka itu juga tercipta dari daging dan darah, makhluk yang sama seperti kamu, ingatlah yang aniaya pada mereka, maka akulah lawannya pada hari kiamat dan Allah hakimnya. Takutlah kepada Allah dalam memelihara istri, tepatilah mahar mereka dan jangan menganiaya mereka niscaya kamu akan diharamkan dari hasanat – hasanatmu di hari kiamat.

Ingatlah, aku telah menyampaikan.

Hai manusia, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, ajarkan kepada mereka akhlak sopan santun, sebab mereka ditanganmu bagaikan tawanan dan amanat, ingatlah saya telah menyampaikan. Hai manusia, patuhlah pada pemerintahmu dan jangan menentang mereka meskipun dari turunan budak Habasyi yang terpotong hidungnya, sebab yang patuh pada amir itu berarti ta’at padaku, siapa yang taat padaku berarti taat kepada Allah dan siapa yang menentang mereka berarti menentang aku dan siapa yang menentang aku berarti ma’siyat kepada Allah. Ingatlah jangan keluar dari mereka dan jangan memutuskan janjimu pada mereka.

Ingatlah, aku telah menyampaikan.

Hai manusia, hendaklah kamu cinta pada keluargaku, ahli – ahli Al Qur’an dan cinta pada ulama – ulamamu, jangan kamu membenci atau hasud kepada mereka, jangan kamu menghina kepada mereka, ingatlah siapa yang cinta kepada mereka berarti cinta kepadaku, siapa yang cinta padaku maka cinta kepada Allah dan siapa yang benci pada mereka berarti benci padaku, siapa benci padaku maka benci kepada Allah.

Ingatlah, aku telah menyampaikan.

Hai manusia, jagalah sholat lima waktu dengan menyempurnakan wudhu’, menyempurnakan ruku’ dan sujudnya. Hai manusia, keluarkan zakat hartamu, ingatlah siapa yang tidak mengeluarkan zakat, maka tidak dianggap sholatnya, tidak beragama, tidak dianggap puasa, haji dan jihadnya.

Ya Allah saya telah menyampaikan.

Hai manusia, sungguh Allah telah mewajibkan haji pada orang yang kuasa melakukan perjalanannya dan siapa yang tidak melaksanakannya, boleh pilih apakah akan mati yahudi, nasrani atau majusi, kecuali jika ia berudzur penyakit yang menahannya atau raja yang dzalim. Ingatlah bahwa ia tidak akan mendapat syafa’atku dan tidak akan minum dari haudh (telaga)-ku.

Ingatlah saya telah menyampaikan.

Hai manusia, sesungguhnya Allah akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat di suatu lapangan dalam kedudukan yang sangat berat, mengerikan, pada hari yang tidak berguna harta atau anak buah, kecuali orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang suci bersih dari syirik.

Ingatlah, aku telah menyampaikan.

Hai manusia, jagalah lidahmu, tangiskan matamu, tundukkan hatimu, letihkan badanmu, berjihadlah melawan musuhmu, makmurkan mesjidmu, ikhlaskan imanmu, nasihatilah teman – temanmu, berbuatlah kebaikan untuk dirimu, jagalah kemaluanmu, bersedekahlah dari hartamu, jangan hasud menghasud niscaya akan hilang hasanatmu dan janganlah ghibah (menyebut aib orang lain) niscaya binasa kamu.
Ingatlah, aku telah menyampaikan.
Hai manusia, berusahalah kamu untuk memerdekakan budak – budakmu dan berbuatlah kebajikan untuk hari kebutuhan dan hajatmu. Hai manusia, jangan menganiaya sebab Allah sendiri yang akan menuntut terhadap siapa yang kejam aniaya, kamu yang menanggung perhitunganmu dan kepada Allah kamu akan kembali, Allah tidak rela jika kamu berbuat ma’siyat.
Hai manusia, sesungguhnya siapa yang berbuat kebajikan maka untungnya untuk dirinya sendiri, begitu pula sebaliknya jika berbuat kejahatan maka ditanggung sendiri, dan Tuhan tidak menganiaya pada hamba – hambanNya. Jagalah dirimu dari hari dimana kamu dihadapkan kepada Allah, kemudian tiap orang akan dibalas atas segala amal usahanya dan mereka tidak dianiaya.

Hai manusia, sesungguhnya saya akan menghadap kepada Tuhanku dan saya telah diberitahu akan meninggal karena itu aku titipkan kamu kepada Allah yaitu agama dan amanatmu.

Wassalamu alaikum hai para sahabatku dan semua ummatku. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh”.

Kemudian beliau turun dari mimbar lalu masuk rumah dan tidak keluar lagi sesudah itu.
Shalawat dan salam atas beliau saw, keluarga, sahabat dan umatnya

Ditemukan Rongsokan Kareta Kuda Fir’aun

Masih ingatkah dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika kita selama ini baru mengetahui kisah itu dari Kitab Suci dan belum menemukan bukti historisnya, sekarang simaklah penemuan menarik si bawah ini.

Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.


Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama. Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.


Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan,yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang,sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.


Sekarang mari kita perhatikan gambar diatas
Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah),menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab.

Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat. Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter. Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.

Jalan-jalan di Sekitar Atmosfir Bumi yang Indah Menakjubkan

Pemandangan di sekitar atmosfir ini sangat indah yang menggiring kita pada kesadaran kemahakuasaan dan kebesaran Tuhan. Allaahu … Akbar !! Sarana tafakkur yang indah nan menggetarkan …!!
a
Pertama, pesawat ulang-alik kita melesat dari bum menuju bulan.
a
Kemudian pesawat kita semakin mendekat ke bulan.
a
Setelah semakin jauh, tampaklah planet bumi yang indah membiru …
a
Bayangkanlah kita keluar sebagai astronot dari pesawat kita, kemudian terbang melayang-layang di atas atmosfir bumi yang indah membiru. Bagaimana perasaan Anda? Subhanallah indahnya …
a
Lalu kita pun melihat bulan sabit dari garis tipis atmosfir bumi di kejauhan (Foto Nasa, 4 September 2010)
a
Pesawat luar angkasa, atmosfir bumi dan bulan

Biasanya kita melihat bulan sabit dari bumi dan yang tampak oleh mata kita hanya lekukan cahaya sabit. Kini kita balik, melihatnya dari balik sisi gelapnya bulan.
a
Bila kita terus berjalan semakin jauh meninggalkan bumi, lihat bumi dan bulan dari jauh, hanya dua titik kecil di alam jagat raya. (Gambar diambil oleh pesawat ruang angkasa Messenger milik NASA pada 6 Mei 2010, dengan jarak 183 juta kilometer (114 juta mil).