Batu Batikam merupakan batu tertusuk yang melambangkan pentingnya perdamaian dan musyawarah-mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Destinasi wisata cagar budaya di Batusangkar memang tidak tertandangi oleh daerah lainnya di Propinsi Sumatera Barat. Selain situs Istano Baso Pagaruyung dan Batu Angkek-Angkek, peninggalan sejarah lainnya adalah Batu Batikam. Dalam bahasa Indonesia, Batu Batikam berarti batu yang tertusuk.
Mengapa dikatakan demikian?
Keunikan Batu Batikam
Jawaban dari pertanyaan mengapa batu ini dinamakan batu tertusuk adalah karena adanya bekas tusukan pada bagian batu tersebut. Secara logika, hal ini mungkin sulit diterima oleh akal mengingat batu adalah sebuah benda yang sangat keras sehingga tidak mungkin untuk ditusuk dan menyisakan sebuah lobang yang tembus.
Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, Batu Batikam merupakan bekas tusukan keris milik Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang menjadikan batu batikam sebagai simbol perdamaian antar pemimpin yang berkuasa pada masa itu.
Cerita lain menyatakan bahwa peninggalan sejarah ini dahulu kala merupakan suatu tempat musyawarah para kepala suku. Hal lain yang menambah keunikan Batu Batikam adalah adanya sebuah pohon beringin yang sangat besar dii sekitar kawasan tersebut. Pohon beringin berukuran raksasa ini suasana di sekitar situs terasa berbeda.
Sejarah singkat Batu Batikam
Tersebutlah dua orang saudara tiri seibu yang bernama Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan.Datuak Parpatiah adalah putra seorang cerdik dan pandai, sedangkan Datuak Katumanggungan merupakan putra seorang Raja yang berada.
Parpatiah menginginkan masyarakat yang demokratis sedangkan Kartumanggungan menginginkan kekuasaan hirarkhis. Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah. Karena tidak ingin saling melukai, maka Batu Batikam menjadi pelampiasan emosi keduanya sehingga menikam kerisnya pada batu ini.
Meskipun terkesan menyeramkan, namun Batu Batikam menjadi salah satu lokasi wisata yang masih menarik minat wisatawan. Selain memiliki keunikan yag membuat wisatawan penasaran, batu ini juga dinilai mengandung unsur pelajaran, pengetahuan dan hikmah tentang pentingnya perdamaian.
Hingga saat ini, pendapat yang berbeda antara Datuk Parpatih nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan masih terlihat dari adanya dua keselaran di Minangkabau, yakni Keselarasan Koto Pilang, yang mencerminkan sistem kekuasaan ala Datuk Katumanggungan dan Keselarasan Bodi Chaniago yang merupakan perwujudan sistem pemeirntah ala Datuk Parpatih Nan Sabatang.
Lokasi Wisata Batu Batikam terletak di Nagari Limo Kaum, sekitar 10 menit perjalanan dari Kota Batusangkar dan termasuk dalam rangkaian kunjungan wisata ke Batu Sangkar. Sehingga, anda tidak akan mengalami masalah akses transportasi dan akomodasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar