Selasa, Mei 6

Bareh Randang Payakumbuh



DENGAN pengucapan yang hampir sama, ada satu makanan manis bernama bareh randang.

Seperti apa tampilannya?

Bila ingin mencicipi santapan manis, bareh randang bisa menjadi pilihan. Rendang kurang lebih artinya "menggongseng" ataupun "mengaduk terus-menerus", proses bareh randang atau biasa disebut beras rendang juga begitu adanya.

Di Kabu Gadang, Payakumbuh, Sumatera Barat, banyak usaha rumahan membuat bareh randang. Salah satunya adalah Mak Inu, sebenarnya nama lengkapnya Nurbaiti.

Reno Andam Suri, dalam bukunya Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang menuliskan bahwa dirinya datang ke rumah Mak Inu, dengan letak dapur di bawah rumah dan terbuat dari semen. Konsepnya hampir mirip dengan dapur rumah gadang.

Mak Inu mulai proses memasak dengan marendang beras ketan putih. Kadang ia meniup api yang terlihat mati dengan batang bambu. Apinya harus kecil dan masakan harus tetap diaduk agar tidak gosong.

Aduk terus ketan sampai keseluruhannya berwarna kuning. Ketan ini harus dipastikan kering betul, karena jika kurang kering maka yang terjadi adalah keluarnya getah dari beras ketan saat ditumbuk.

Sebelumnya, Mak Inu sudah membuat air gula untuk mencampur tepung beras ketan menjadi bareh randang. Air gulanya terbuat dari gula putih yang dicampur gula merah, kira-kira setengah kilogram gula putih dan setengah kiloram gula merah.

Gula putih bertujuan untuk mendapatkan rasa manis sedangkan gula merah untuk mendapatkan aromanya. Campuran gula ini direbus bersama santan kental dari tiga butir kelapa. Proses karamel menjadikan santan bergula ini menjadi lengket. Kalau ditarik dengan sendok, maka karamel akan menjuntai seperti benang. Itu tandanya gula santan sudah siap untuk didinginkan.

"Gula santan ini bisa tahan disimpan sampai tiga hari. Sebaiknya dipakai jika sudah dingin, kalau masih panas bareh randang bisa menjadi keras," tulis Reno.

Barulah kemudian beras ketan yang digongseng tadi ditumbuk halus. Karena ditumbuk menggunakan lesung, maka perlu diayak dan ditumbuk lagi berulang kali.

Barulah setelah halus benar dicampur dengan air gula tadi. Sedikit-sedikit tuangkan air gula sampai didapat kepadatan yang diinginkan. Biasanya memang tidak terlalu padat, karena kalau dingin akan menjadi keras.

Letakkan dalam piring, kemudian gunakan sendok untuk meratakannya, sama seperti menghias cake. Ratakan kiri ke kanan hingga berbentuk bulat seperti piring.

Jika sudah rata permukannya, kemudian bareh randang dapat dipotong. Biasanya bentuk wajik, miring-mirng. Nikmat dimakan saat masih hangat. Sekarang, silakan kinyam alias silakan mencoba!

"Perpaduan gula aren dan tepung ketan, terasa gregesnya. Manis, lembut, dan menyenangkan untuk memberikan vairiasi lain dari randang yang sudah ada," tambah Reno.

Tidak ada komentar: