Ikan bilih (Mystacoleuseus Padangensis) adalah ikan endemik yang hanya ada di Danau Singakarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Berukuran dari 4 hingga 6 centimeter dan memiliki bentuk badan yang pipih dan lonjong. Walaupun dalam bahasa Minangkabau sendiri bilih sendiri berarti iblis atau setan. Namun asal nama ikan ini merupakan dialek minang untuk ikan bilis yaitu sebangsa ikan anchovy, karena bentuk yang menyerupai satu sama lain walaupun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya.
Di daerah asalnya, tepian danau Singkarak, banyak kedai (warung, Red.) yang menjual ikan bilih ini untuk dimakan atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Umumnya ikan-ikan itu segera dimasak setelah ditangkap. Jika Anda berwisata ke Danau Singkarak maka Anda dapat menikmati pemandangan danau yang indah disertai suguhan nasi berlauk ikan bilih. Rasa ikan ini sangat lezat, bahkan dengan hanya mengudapnya saja bisa menghabiskan sepiring ikan ini karena kelezatannya tersebut.
Di Tepian danau Singkarak, ikan bilih dapat ditemui di pasar-pasar hingga di toko-toko yang khusus menjual makanan khas untuk oleh-oleh. Mencarinya tidak terlalu sulit. Cukup bertanya sedikit, maka akan ada orang yang menunjukkan lokasi penjualan ikan yang rasanya sangat gurih tersebut.
Harga ikan bilih bermacam-macam, tergantung lokasi pembelian dan keberhasilan menawar. Bila kita membeli langsung dari Danau Singkarak, tentu harganya lebih murah. Di pasar di kota Padang, masih ada toko yang menjual satu plastik ikan bilih (sekitar satu kilogram) dengan harga Rp. 10.000. Di daerah Bukittinggi, harganya lebih bervariasi, antara 25.000 hingga 50.000. Semuanya sudah dimasak.
Ikan bilih (masak) dapat langsung dimakan tanpa bumbu apapun. Biasanya, ikan ini menjadi salah satu opsi lauk bagi pencinta alam untuk makan selama mendaki gunung. Untuk acara piknik keluarga, ikan ini juga sering menjadi pilihan makanan.
Saat ini, ikan bilih sudah mulai menyusut jumlahnya akibat endemiknya spesies ini dan kurangnya perhatian dari para penduduk di sekitar danau dan pemerintah. Secara khusus, Usaha penangkapan ikan yang intensif dan kurang ramah lingkungan serta perubahan pola pengaturan tata air di danau Singkarak diduga sebagai penyebab menurunnya populasi ikan bilih. Dan bila hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan dalam waktu sepuluh tahun lagi bilih akan punah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar