Jumat, April 25

Koleksi Sejarah Minangkabau di Museum Rumah Adat Baanjuang

Museum Rumah Adat Baanjuang

Rumah Adat Baanjung merupakan sebuah bangunan khas Minangkabau yang terletak di dalam Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi. Selain berfungsi sebagai rumah adat dengan model yang sangat khas, Rumah Adat Baanjuang di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan juga berfungsi sebagai museum.

Museum Rumah Adat Baanjung memang memiliki nilai historis yang tinggi. Bangunan ini dibuat pada masa pemerintahan kolonial Belanda oleh Mondelar Countrolleur pada 1 Juli 1935. Bangunan yang dulunya bernama Museum Bundo Kanduang ini dibuat dengan tujuan untuk menghimpun benda-benda bersejarah dan budaya di Tanah Minang.

Bentuk bangunan Rumah Adat Baanjuang sangat khas dan bergaya Minang dengan ujung kanan dan kiri menjulang tinggi. Meskipun tampilannya cukup sederahana, tapi Rumah Adat Baanjuang dengan atap berupa ijuk, dinding berupa paduan kayu dan bambu, serta lantai yang terbut dari kayu ini memberikan kesan yang sangat berkelas.

Untuk dapat masuk ke Museum Rumah Adat Baanjuang, pengunjung Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan cukup menambah uang sebesar Rp 1.000 saja. Selanjutnya pengunjung bisa menikmati aneka koleksi yang ada di dalam museum.

Sebagai museum, Rumah Adat Baanjuang memiliki koleksi yang terdiri dari beberapa kelompok, di antaranya etnografi, numismatik, dan biologi. Hal ini terlihat dari adanya koleksi-koleksi berupa pakaian adat dari berbagai daerah di Ranah Minang, perlengkapan rumah tangga tradisional Minang, perlengkapan dapur dan barang-barang antik, perlengkapan bertani, perlengkapan kesenian dan berbagai benda bersejarah peninggalan Minang.

Berbagai koleksi binatang yang telah diawetkan juga ada di sini. Binatang-binatang ini terlahir tidak normal karena beberapa anggota tubuhnya berlebih. Hal tersebut dapat dilihat pada koleksi binatang yang dipajang di vitrin. Ada kerbau berkepala dua dan berkaki delapan, serta kambing yang bermuka dua. Binatang-binatang tersebut hidupnya tidaklan bertahan lama dan yang paling lama hanya dua hari. Setelah mati binatang ini diawetkan dan menjadi bagian dari koleksi museum ini.

Selain itu, pengunjung yang datang di Museum Rumah Adat Baanjuang juga bisa menyaksikan replika-replika rumah adat yang ada di Sumatera Barat, sepertu Surau, Rumah Gadang, Balairaun dan Lapau. Replika-replika rumah adat ini berjajar dengan rapi dan cantik di sebuah sudut bangunan museum.

Tidak hanya itu, di bagian lain Museum Rumah Adat Baanjuang terdapat sebuah panggung pelaminan yang umumnya digunakan sebagai tempat pernikahan di Sumatera Barat. Pengunjung bisa menyewa pakaian adat khas Minangkabau untuk kemudian berpose di pelaminan tersebut.

Museum Rumah Adat Baanjuang
Museum Rumah Adat Baanjuang
Museum Rumah Adat Baanjuang
Museum Rumah Adat Baanjuang
Museum Rumah Adat Baanjuang

Museum Rumah Adat Baanjuang

Tidak ada komentar: