Gedung tenis in door yang dibangun di kawasan Gulai Bancah, merupakan sarana olahraga multi guna. Selain untuk olahraga tenis, fasilitas representatif itu nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk cabang olahraga lainnya serta berbagai kegiatan yang lain. "Yang kita bangun itu memang gedung tenis in door, tapi pemanfaatannya multi-purpose", kata Sekda Drs. H. Khairul. Keberadaan gedung ini sangat diperlukan, terutama sekali dalam pelayanan kegiatan olahraga di cabang tenis dan cabang-cabang lainnya serta kegiatan kemasyarakatan dan kepemerintahan.
Pembangunan tenis in door dengan dana Rp2,3 milyar itupun sudah didasarkan pengkajian sebelumnya, baik aspek pemanfaatan untuk menunjang kegiatan keolahragaan maupun kegiatan lainnya dalam upaya mengembangkan fungsi pelayanan wisata olahraga. Dari pengkajian atas pemanfaatannya untuk kepentingan jangka panjang itulah, tenis in door ini diprioritaskan, sehingga dapat terlaksana tahun 2007. Di Bukittinggi saat ini belum ada prasarana olahraga berupa gedung terutup.
Sementara, kegiatan keolahragaan sangat banyak. Eksistensi tenis in door itu nantinya, sekaligus diharapkan menunjang sektor pariwisata sebagai salah satu andalan Bukittinggi. Sebagai kota wisata bertaraf nasional dan internasional, Bukittinggi sudah seharusnya memiliki prasarana dan fasilitas yang lengkap dan representatif, termasuk untuk bidang olahraga. Jika selama ini fokus kepariwisataan diandalkan kepada wisata konvensi, kini andalan itu secara alamiah juga sudah berkembang kepada wisata olahraga. Keberadaan tenis in door ini akan dapat menjawab tuntutan dan tantangan eksistensi wisata olahraga itu di masa datang. "Artinya, adanya tenis in door ini nantinya diharapkan dapat memperpanjang masa tinggal wisatawan di Bukittinggi", sebut Khairul menambahkan. Selain tenis, banyak cabang olahraga dapat dilaksanakan di tempat ini. Misalnya bulutangkis, basket, bolavoli dan footsal. Demikian pula aktivitas kemasyarakatan seperti pertemuan akbar, kampanye pada masa Pilkada serta berbagai bentuk kegiatan kepemudaan, kesenian dan kebudayaan. Ia mencontohkan di Bukittinggi, atau kota besar lainnya di Jawa.
Sudah menjadi hal biasa jika rapat-rapat dengan jumlah peserta yang besar diselenggarakan di gedung olahraga, sepertti tennis in door. “Kita pernah menghadiri undangan pertemuan di Bukittinggi yang tempatnya memanfaatkan gedung olahraga tertutup”, jelasnya menambahkan. Terkait aktivitas kepemudaan, menurut Khairul, justru pemanfaatan fasilitas itu nantinya akan berdampak sangat positif. Saat ini, bukan sesuatu yang baru lagi anak-anak muda ngebut di jalan raya. Tak pandang waktu siang atau malam. Mereka turun ke jalan ngebut-ngebutan. Salah satu alasan mereka melakukan hal yang membuat nyawa terancam itu, karena tidak adanya sarana lengkap dan representatif.
Dengan adanya tennis in door ini, lanjut Khairul kita dapat mengarahkan anak-anak muda itu untuk menggelar berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat. Namun, lanjut Khairul lagi, pemanfaatan sarana olahraga tertutup itu nantinya tentu di bawah pengelolaan yang baik dan terarah. Sebagaimana prasarana olahraga lainnya, ada aturan untuk pemanfaatannya. Menyinggung mengapungnya berbagai tanggapan seputar pembangunan tennis in door sebagaimana dimuat di salah satu media, Khairul menyatakan hal itu biasa. “Kita menyampaikan terima kasih atas tanggapan kawan-kawan”,
ujarnya. Mengapungnya pandangan tersebut sebagai bukti tingginya kepedulian warga Bukittinggi terhadap pembangunan daerahnya. Namun, Khairul berharap tanggapan tersebut idealnya bukanlah berbentuk praduga negatif. “Silahkan kritik, tapi hilangkan praduga bernuansa negatif”, ujarnya. - www. bukititinggi.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar