Sebanyak 34 menteri dalam jajaran Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, resmi dilantik di Istana Negara, Senin 27 Oktober 2014. Ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang pembentukan kementerian dan pengangkatan menteri periode 2014-2019. Foto: Biro Pers Istana
Selasa, Oktober 28
Photo Pelantikan 34 Menteri Kabinet Kerja
Sebanyak 34 menteri dalam jajaran Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, resmi dilantik di Istana Negara, Senin 27 Oktober 2014. Ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang pembentukan kementerian dan pengangkatan menteri periode 2014-2019. Foto: Biro Pers Istana
Ini 8 Menteri Perempuan di Kabinet Kerja Jokowi-JK
Presiden Jokowi telah mengumumkan nama-nama menterinya pada hari Minggu (26/10/2014), tepat pukul 17.16 WIB. Pengumuman susunan kabinet Jokowi-JK yang diberi nama Kabinet Kerja, berlangsung di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta.
Seperti pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, total jumlah menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK, 34 orang. Bedanya, pada pemerintahan Jokowi-JK terdapat perubahan nama di 6 kementerian.
Dari 34 menteri tersebut, 8 di antaranya adalah perempuan. Mereka adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Jumlah keterwakilan perempuan di Kabinet Kerja Jokowi-JK lebih banyak dibandingkan pada kabinet-kabinet sebelumnya.
Sebelum mengumumkan anggota Kabinet Kerja, Presiden Jokowi terlebih dulu menyeleksi menteri-menterinya dengan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK.
Menurut Jokowi, pengumuman Kabinet Kerja ini sesuai undang-undang yang berlaku dan lebih cepat dari yang ditentukan dalam undang-undang.
"Oleh undang-undang kita diberi waktu 14 hari untuk menyusun kabinet ini. Anggota Kabinet Kerja ini diumumkan hari ke-6 setelah saya dan Pak JK dilantik jadi presiden dan wakil presiden. Dan pengumuman ini lebih cepat 8 hari dari batas maksimal yang diamanatkan oleh UU tentang Kementerian Negara," jelas dia.
Jokowi mengatakan, proses penetapan menteri ini dilakukan dengan hati-hati dan cermat. "Ini menjadi keutamaan karena kabinet ini akan bekerja 5 tahu ke depan. Dan kita ingin mendapatkan orang-orang terpilih, bersih, sehingga kita mengkonsultasikan ke KPK dan PPATK," ujar Jokowi.
Senin, Oktober 27
Profil Ferry Mursyidan Baldan: Menteri Menteri Agraria dan Tata Ruang 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Ferry Mursyidan Baldan |
Ini profil singkat Ferry.
Ferry lahir pada 16 Juni 1961. Dia terakhir kali menjadi anggota DPR pada periode 1999-2009, dari Partai Golkar. Namun, sekarang dia adalah salah satu Ketua DPP Partai Nasional Demokrat.
Lahir dan besar di Jakarta, Ferry menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Slipi II Pagi Jakarta pada 1973.
Ferry melanjutkan pendidikan menengah di SMP Al-Azhar Jakarta dan SMA Negeri XI (belakangan berubah nama menjadi SMA N 70) Jakarta.
Gelar sarjana Ferry didapat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad).
Selepas kuliah, Ferry menjadi peneliti Lapangan Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Bandung.
Ferry sudah berkiprah di parlemen sejak 1992. Karier tertingginya adalah menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar dan Ketua Pansus RUU Pemilu Legislatif yang menghasilkan UU Pemilu untuk Pemilu 2004.
Sejak mahasiswa, Ferry sudah tercatat menjadi aktivis. Selain bergiat di organisasi intra kampus, Ferry juga adalah aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam. Di HMI, dia pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI periode 1990-1992.
Selepas dari aktivitas kemahasiswaan, Ferry terjun ke Kosgoro, dan menjadi Ketua DPP Kosgoro pada 1994-1999. Dia juga aktif di AMPI, dengan jabatan tertinggi Sekretaris Jenderal DPP AMPI pada 1998-2003. Di Partai Golkar, dia juga pernah menjadi Ketua Departemen Pemuda DPP Partai Golkar pada 1998.
Profil Yasonna Hamonangan Laoly: Menteri Hukum dan HAM 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Yasonna Hamonangan Laoly |
Yasonna Hamonangan Laoly dilahirkan di Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada tanggal 27 Mei 1953. Meskipun lebih dikenal sebagai politisi dari PDIP, namun Yasonna Laoly punya latar belakang di bidang hukum. Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum dari Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1978 dan melanjutkan studinya ke Virginia Commonwealth University serta meraih penghargaan Outstanding Graduate Student Award.
Tahun 1983, Yasonna Hamonangan Laoly berkesempatan mengikuti Internship in Higher Education Administration Roanoke College di Salem, Virginia, Amerika Serikat. Sebelas tahun kemudian, suami Eliaye Widya Ketaren ini meraih gelar doktor dari North Carolina University.
Terpilihnya Yasonna Hamonangan Laoly sebagai Menteri Hukum dan HAM memperoleh apresiasi positif dari banyak pihak. Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR-RI yang juga politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Almuzzammil Yusuf, misalnya, menilai Yasonna H Laoly sebagai sosok yang berdedikasi.
“Saya mengenal Pak Yasonna Hamonangan Laoly cukup lama. Beliau mantan Anggota Komisi III DPR RI pada periode 2004-2009 yang vokal dan berdedikasi tinggi,” kata Almuzzammil Yusuf.
“Saya berharap beliau bisa memberikan terobosan-terobosan baru dalam bidang hukum dan HAM terutama terkait dengan masalah kepadatan lapas dengan segala masalah yangg mengitarinya. Semoga Pak Laoly bisa sukses membenahinya,” harapnya.
Nama Lengkap : Yasonna Hamonangan Laoly
Profesi : -
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Sorkam
Tanggal Lahir : Rabu, 27 Mei 1953
Zodiac : Gemini
Profil Tedjo Edhy Purdijatno: Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno |
Berikut profil mantan Tedjo Edhy, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
Nama Lengkap:
Tedjo Edhy Purdijatno
Tempat, Tanggal Lahir: Magelang, Jawa Tengah/20 September 1952
PENDIDIKAN:
Umum:
- Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) ( 1975 )
Khusus:
- Suspaja (1976)
- Sekolah Penerbang ABRI (1978)
- Conversion Nomad (1978)
- Alih Pesud N-22 (1979)
- Sus (Kusus) Tar P-4 (1980)
- Captainci N-22 (1982)
- Alih Pesud C-212 (1983)
- Alih Pesud C-212 ( 1984 )
- Sus (Kursus) Flight Inst. ( 1984 )
- Inst. FLT N-22 (1984)
- Conversion C-47 (1984)
- Sus (Kursus) Protis (1985)
- Diklapa-II (1986)
- Ahli Pesud F-33-A (1987)
- Pendidikan Seskoal (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut) Angkatan 29 (1992)
- Pendidikan Sesko (Sekolah Staf dan Komando) ABRI Angkatan 25 (1998)
- Pendidikan KRA-34 Lemhannas (Lembaga Pertahanan Nasional) (2001)
PERJALANAN KARIER:
TNI/POLRI:
Jabatan:
- Instruktur Pilot Pesawat TNI AL Nomad N-22
- Instruktur Pilot Pesawat TNI AL Cassa NC-212
- Instruktur Pilot Pesawat TNI AL Dakota C-47
- Instruktur Pilot Pesawat TNI AL Darter Commandar
- Instruktur Pilot Pesawat TNI AL Tampiko
- Instruktur Pilot Pesawat TNI AL Bonanza
- Peserta Satuan Udara Armada (1976)
- Pilot Skuadron 800 Satudarma (1978)
- Pilot Skuadron 600 Satudarmatim (1986)
- Wakil Komandan Skuadron 600 (1990)
- Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Telik Penyu-513, Satfib Armatim (1991)
- Komandan KRI Teluk Lampung-540, Kolinlamil (1994)
- Komandan KRI Teluk Semangka-512, Satfib Armatim (1996)
- Komandan KRI Multatuli-516, Satfib Armatim (1996)
- Paban VI Binkuat, Staf Operasi Kasal (1998)
- Komadan Satuan Kapal Amphibi, Koarmatim (1998)
- Asrena (Asisten Perencanaan dan Anggaran), Koarmatim (2000)
- Staf Ahli bidang Wilnas (2001)
- Komandan Guskamlabar (2002)
- Kepala Staf Koarmatim (2003)
- Wadan Seskoal (2004)
- Staf Ahli Panglima TNI bidang Hubintek (2004)
- Staf Ahli Gubernur Lemhannas bidang Manajemen Nasional (2005)
- Pangarmabar (Panglima Armada ABRI Kawasan Barat) (2005 - 2006)
- Asisten Perencanaan KSAL (2005)
- Dirjen Perencanaan Pertahanan Dephan (2007)
- Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (2007)
- Kepala Staf Umum TNI (2007)
- KSAL (1 Juli 2008-9 November 2009)
PENGHARGAAN:
- Satya Lencana Kesetiaan VIII
- Satya Lencana Kesetiaan XVI
- Satya Lencana Kesetiaan XXIV
- Satya Lencana Dwidya Sistha
- Satya Lencana GOM IX/Raksaka Dharma
- Bintang Jalasena Nararya
- Bintang Jalasena Pratama
KELUARGA:
- Yusfien Karlina (istri)
- 1. Dian Avianti Yus Tedjo (anak)
- 2. Devi Novani Yus Tedjo (anak)
- 3. Deka Oktaviani Yus Tedjo (anak)
- 4. Mahendra Adji Pratama (anak)
Profil Marwan Jafar: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
H. Marwan Ja’far, S.E., S.H., BBA |
Menteri yang satu ini berasal dari unsur partai politik dan mantan aktivis mahasiswa. Marwan Jafar adalah Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR-RI. Tak hanya itu, ia pernah menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dan mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Usianya masih cukup muda, 43 tahun. Marwan Jafar dilahirkan pada tanggal 12 Maret 1971 di Pati, Jawa Tengah. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta sekaligus Sarjana Ekonomi dari Ekonomi Universitas Gajayana Malang pada tahun yang sama, yaitu 1998. Program S2 ia tempuh di Universitas Kebangsaan Malaysia dan lulus tahun 2008.
Sebelum terjun ke politik, Marwan Jafar sempat merintis karir di bidang lain, termasuk menjadi konsultan hukum di Rusdiono & Partners Law Firm, Direktur PT. Madu Buana Abadi, Marketing Manager PT. Sentra Mekanindo, Direktur dan Komisaris PT. Wahana Sarana Jati, Direktur PT. Wahana Sarana Jati, serta Senior Partners di Marwan & Sidabutar Partners Law Firm.
Profil Lukman Hakim Saifuddin: Menteri Agama 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Lukman Hakim Saifuddin |
Lahir di Jakarta tanggal 25 November 1962, Lukman Hakim Saifuddin menghabiskan masa kecil hingga remajanya di ibukota. Setelah lulus dari SMP Negeri 11 Jakarta, ia berguru ke Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Selepas itu, ia kembali ke Jakarta untuk menempuh kuliah S1 di Universitas Islam As-Syafiiyah.
Suami dari Trisna Willy dan bapak tiga orang anak ini ditunjuk sebagai Menteri Agama oleh presiden RI sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada tanggal 9 Juni 2014 untuk menggantikan Suryadharma Ali yang tersangkut kasus korupsi haji.
Kinerja Lukman Hakim Saifuddin yang cukup baik dalam waktu yang relatif singkat di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II membuat Presiden Jokowi menunjuk kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu untuk kembali mengampu jabatan sebagai Menteri Agama.
Untuk diketahui, Lukman Hakim adalah putera dari Menteri Agama RI ke-9, yakni Saifuddin Zuhri. Sebelum menjabat sebagai menteri, ia pernah menjadi anggota DPR RI periode 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014 dari PPP. Selain itu, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini juga tercatat sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014.
Profil Muhammad Nasir: Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Muhammad Nasir |
Muhammad Nasir sebelumnya dikenal sebagai pakar anggaran sekaligus Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ia akan memimpin kementerian baru yang merupakan gabungan dari Kementerian Riset dan Teknologi yang dipadukan dengan Ditjen Pendidikan Tinggi.
Lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada tanggal 27 Juni 1960, M Nasir meraih gelar sarjana dari Universitas Diponegoro, lalu merampungkan program S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sebelum akhirnya menggamit gelar doktor dari University of Science di Penang, Malaysia.
Muhammad Nasir pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II dan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Ia terpilih sebagai Rektor Undip pada 9 September 2014 dan baru akan dilantik tanggal 18 Desember 2014 mendatang. Namun, sebelum itu terlaksana, Jokowi telah menunjuknya sebagai Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi di Kabinet Kerja untuk periode 2014-2019.
Sebagai Menteri Ristek dan Dikti pertama dalam sejarah pemerintahan di Indonesia, ayah dari empat orang anak ini bertekad untuk menjadikan riset pendidikan tinggi negeri ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa maju di dunia.
Profil Bambang Brodjonegoro: Menteri Keuangan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.UP., Ph.D |
Nama dan gelar lengkapnya adalah Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.UP., Ph.D. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2014 atau saat ini berusia 48 tahun. Usianya terbilang masih cukup muda untuk seorang yang telah memperoleh seabrek gelar serta memiliki segudang pengalaman dan prestasi.
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.UP., Ph.D sebelumnya adalah Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boedhiono. Oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bambang Brodjonegoro dinilai layak untuk menjabat sebagai Menkeu periode 2014-2019.
Riwayat pendidikan Menkeu penerus Muhammad Chatib Basri ini antara lain Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (S1), kemudian menempuh program magister dan doktoral di University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat.
Selain aktif di berbagai lembaga, terutama di bidang ekonomi maupun sosial, ia juga telah meraih banyak penghargaan dan beasiswa, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebut saja Mahasiswa Berprestasi Universitas Indonesia tahun 1989, Academic Scholarship awarded by the Indonesian Government (Agustus 1991-Desember 1995).
Kemudian Visiting Fellow dari The Institute of East Asian Studies, Thammasat University, Thailand (Maret 1999), Visiting Fellow dari The Institute of Southeast Asian Studies, Singapura (Maret-Juni 1999), Eisenhower Fellowships dalam program The Single Region Program-Southeast Asia di Amerika Serikat (September-November 2002).
Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga pernah mendapatkan Visiting Fellow dalam program The Indonesia Project-Australian National University (ANU) di Canberra, Australia, (Desember 2004), dan memperoleh penghargaan World Bank Research Fellowship Award.
Profil Anies Baswedan: Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Anies Rasyid Baswedan Ph.D |
Nama Anies Baswedan sebenarnya sudah cukup lama menjadi salah satu tokoh yang diprediksi akan mengisi Kabinet Kerja Jokowi-JK. Tokoh intelektual dan akademisi yang sempat mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat ini juga dikenal sebagai salah satu pilar di balik kesuksesan Jokowi-JK memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Anies Rasyid Baswedan Ph.D. dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, pada tanggal 7 Mei 1969. Saat ini, cucu dari pejuang kemerdekaan Indonesia, Abdurrahman Baswedan, dan putera pasangan Rasyid Baswedan-Aliyah Rasyid ini berusia 45 tahun. Pada tahun 2007, Anies Baswedan dilantik sebagai Rektor Universitas Paramadina dan menjadi rektor termuda di Indonesia pada usia 38 tahun.
Suami Fery Farhati Ganis dan bapak 4 orang anak ini cukup lama menghabiskan masa kecil dan remajanya di Yogyakarta hingga lulus sarjana. Saat duduk di bangku SMA Negeri 2 Yogyakarta. ia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.
Anies Baswedan menempuh S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, lulus tahun 1995, dan sangat kenyang pengalaman di dunia organisasi mahasiswa. Ia juga pernah memperoleh beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo, Jepang.
Sempat bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, Anies Baswedan meraih gelar master dari School of Public Affairs, University of Maryland, College Park, pada tahun 1997. Dua tahun kemudian, tokoh yang terkenal sebagai penggagas dan penggerak gerakan “Turun Tangan” ini memperoleh gelar doktor dari Northern Illinois University. Anies Baswedan menempuh kuliah S2 dan S3 di luar negeri dari beasiswa.
Karir intelektual Anies Baswedan sangat panjang. Dari peneliti Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM, Manajer Riset IPC, Inc. di Chicago Amerika Serikat, Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan, Direktur Riset Indonesian Institute Center, Rektor Universitas Paramadina, Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar , dan lain-lain.
Profil Yohana Susana Yembise: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Yohana Susana Yembise |
Wanita berusia 56 tahun ini sebelumnya dikenal sebagai seorang profesor di Universitas Cenderawasih Jayapura. Yohanan Yambise juga menjadi guru besar perempuan pertama dari tanah Papua.
Lahir di Manokwari, Papua, pada 1 Oktober 1958, Yohanan Yambise menempuh SD di Jayapura, kemudian SMP dan SMA di Nabire, kemudian memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih di bidang Bahasa Inggris.
Tahun 1992, Yohanan Yambise memperoleh beasiswa dari Regional Language Center (RELC), SEAMEO Singapura, untuk memperdalam ilmu linguistik terapan. Dua tahun berselang, ibu dari tiga anak ini meraih gelar master dari Departemen Pendidikan Simon Fraser University di Kanada. Tahun 2001, ia menempuh pendidikan doktoral di Universitas Newcastle, Inggris, dan lima tahun kemudian Yohanan Yambise meraih gelar Ph.D.
Yohana Susana Yembise cukup lama mengabdi di almamaternya, dari asisten dosen, dosen tetap, hingga Kepala Laboratorium Bahasa di Universitas Cenderawasih. Seabrek kiprahnya bersama sejumlah lembaga dari dalam maupun luar negeri pun turut menambah pengalaman dan kapabilitas wanita yang pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Biak Numfor pada tahun 2013 ini.
Profil Rachmat Gobel: Menteri Perdagangan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Rachmat Gobel |
Lahir di Jakarta pada tanggal 3 September 1962, Rachmat Gobel adalah pemilik perusahaan besar bernama Panasonic Gobel Group (dulu bernama National Gobel Group) yang memiliki jejaring usaha yang cukup besar.
Rachmat Gobel memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional dari Chuo University, Tokyo, Jepang, pada tahun 1987. Di perguruan tinggi yang sama, ia juga menerima gelar sebagai Doktor Kehormatan pada tahun 2014.
Sebelumnya, di tahun 2002, ia mendapat gelar serupa dari Takushoku University, Tokyo, Jepang. Rachmat Gobel juga pernah mengikuti pelatihan di Matsushita Electric Industrial Co., Ltd., di Osaka, Jepang pada tahun 1988.
Tak hanya sibuk di perusahannya, Rachmat Gobel juga aktif di berbagai lembaga lain, termasuk Komite Inovasi Nasional, Majelis Wali Amanat (Board of Trustees) Millenium Challenge Account Indonesia (MWA MCA-Indonesia),Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), DPN APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Tim HLNS (Hutang Luar Negeri Swasta).
Kemudian, METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia), FGABEL (Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Telematika & Elektronika), GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika), PMI (Palang Merah Indonesia), PERSADA (Persatuan Alumni dari Jepang), PPIJ (Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang), dan lainnya.
Seabrek penghargaan pernah diterima Rachmat Gobel. Beberapa di antaranya adalah Anugerah Dharma Cipta Karsa, ANTARA Achievement Award, Tokoh Standardisasi Indonesia, Special Achievement Award for Extraordinary Leadership and Personal Commitment to Energy Saving and Industry, The Jewel of Muslim World Award.
Selanjutnya adalah Anugerah Olah-raga Indonesia, Man of the Year- Seputar Indonesia Award, Asian Productivity Organization Regional Award, ANTARA Award, Perekayasa Utama Kehormatan dalam Bidang Teknologi Manufaktur, Competency Award dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil, dan masih banyak lagi.
Profil Siti Nurbaya Bakar: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc |
Terlahir dari keluarga Betawi asli di Jakarta pada tanggal 28 Juli 1965, Siti Nurbaya Bakar, adalah kader kebanggaan Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang menempati posisi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) parpol pimpinan Surya Paloh tersebut.
Latar belakang akademis Siti Nurbaya Bakar sebagai lulusan Institut Pertanian Bogor (ITB) sekaligus selaku staf pengajar di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia itu membuat Jokowi dan JK memberinya mandat untuk menjalankan tugas sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia periode 2014 hingga 2019.
Setelah lulus dari ITB pada tahun 1979, wanita yang kini berusia 49 tahun ini melanjutkan studinya ke International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda, dan meraih gelar master pada tahun 1988. Satu dasawarsa kemudian, yaitu tahun 1998, Siti Nurbaya Bakar merampungkan jenjang S3 di ITB.
Riwayat Siti Nurbaya Bakar di pemerintahan cukup panjang, yakni Kepala Seksi Penelitian Fisik Bappeda Lampug (1983-1985), Kepala Seksi Pengairan Bappeda Lampung (1985-1988), Kasubid Analisis Statistik Bappeda Lampung (1981-1983), Kepala Seksi Tata Ruang Bappeda Lampung (1988-1990), Kepala Bidang Penelitian , Bappeda Lampung (1990-1995), dan Wakil Ketua Bappeda Tingkat I Pemda Lampung (1996-1998).
Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan Depdagri (1998-2001), Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi di Lingkungan Kopertis Wilayah III (2001-Sekarang), Pelaksana Manajemen STPDN (2003-2004), Sekjen Depdagri (2001-2005), Dewan Komisaris PUSRI (2011-Sekarang), Sekjen DPD RI (2006-2013), dan Ketua Komite Investasi dan Manajemen Resiko PUSRI (2013).
Beberapa anugerah yang pernah diterimanya antara lain Bintang Jasa Utama (2011), Bintang Satya Lencana Wirakarya (2010), Bintang Jasa Satya Lencana Wirakarya (2004), Penghargaan Dewan Pers Nasional untuk Partisipasi Pejabat (2004), PNS Teladan Nasional (2004), Penghargaan Penerapan Informasi Teknologi (2003), Penghargaan Nasional dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografi (1993), dan masih banyak lagi.
Profil Muhammad Hanif Dhakiri: Menteri Ketenagakerjaan Indonesia 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Muhammad Hanif Dhakiri |
Dilahirkan di Salatiga, Jawa Tengah, pada 6 Juni Maret 1972, Hanif Dhakiri sebelumnya adalah anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lelaki 42 tahun ini merupakan salah satu kader awal PKB yang bergabung sejak tahun 1998 silam. Sebelum menjadi menteri, Hanif Dhakiri adalah Sekjen PKB.
Muhammad Hanif Dhakiri telah aktif di organisasi sejak usia belia. Ia berkiprah di gerakan pemuda yang bernaung di bawah Nahdlatul Ulama (NU), yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia juga pernah menjadi Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Gerakan Pemuda Partai Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa).
Aktif di ranah pergerakan mahasiswa membuat lulusan IAIN Salatiga (S1) dan Universitas Indonesia (S2) ini cukup paham dengan bidang ketenagakerjaan, khususnya buruh. Hanif Dhakiri pernah memimpin Lembaga Studi dan Advokasi Buruh (LSAB) Pengurus Besar (PB) PMII pada 1997 hingga 2000.
Tak hanya itu, Hanif Dhakiri juga pernah menjadi staf Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Erman Soeparno, untuk mengurusi masalah perburuhan. “Kelas buruh kita harus menjadi skilled labour. Para pekerja kita harus menguasai alih teknologi. Ini modal membangun keunggulan produksi nasional,” tandasnya.
Ia telah menulis beberapa buku, antara lain: Menggagas Fiqh Perburuhan (1999); Paulo Freire, Islam, dan Pembebasan (2000); Post-Tradisionalisme Islam (2000); Politik Melayani Basis (2001); Menjadi Politisi Manajer (2001); Kiai Kampung dan Demokrasi Lokal (2007); Mengapa Memilih PKB? (2008); 41 Warisan Kebesaran Gus Dur (2011); NU: Jimat NKRI, Jimat Indonesia; Pedoman Berpolitik Warga NU (2013), dan lain-lain.
Profil Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga: Menteri Koperasi dan UMKM 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga |
Sebelum menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga adalah Walikota Denpasar untuk periode 2000-2005 dan 2005-2008, kemudian terpilih sebagai Wakil Gubernur Bali untuk periode 2008 hingga 2013 mendampingi I Made Mangku Pastika.
Setelah selesai masa baktinya sebagai Wakil Gubernur, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga maju sebagai calon Gubernur Bali untuk periode 2013-2018 berpasangan dengan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng 2009-2014, Dewa Nyoman Sukrawan, namun gagal terpilih dan kalah tipis dari pasangan I Made Mangku Pastika dan Ketut Sudikerta.
Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga lahir di Denpasar, Bali, pada tanggal 7 Juli 1965. Saat ini, tokoh yang pada pemilihan Gubernur-Wakil Gubenur Bali diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini adalah lulusan Universitas Ngurah Rai pada tahun 1991.
Pria berusia 49 tahun ini merintis karir politiknya dari PDIP dan masih setia sampai kini. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga pernah menjabat sebagai Ketua PDIP Desa Denpasar Timur pada tahun 1982, Wakil Ketua DPC PDIP periode 1995 hingga 1997, dan Ketua PDIP Denpasar pada periode 1997 hingga 2000.
Profil Amran Sulaiman: Menteri Pertanian 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP |
Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP., dilahirkan di Bone, Sulawesi Selatan, pada tanggal 27 April 1968. Sebelum dipercaya untuk menjabat sebagai menteri pertanian, pria yang memiliki darah keturunan dari Raja Bone ini dikenal sebagai sosok petani muda yang sukses, juga seorang praktisi pemikir dan wirausahawan yang berhasil.
Koordinator Tim Sahabat Rakyat untuk Indonesia Timur ini merampungkan SD, SMP, dan SMA di tanah kelahirannya. Tahun 1988, Amran Sulaiman menempuh kuliah S1 di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar dan lulus pada tahun 1993. Di perguruan tinggi yang sama, ia meraih gelar master dan doktor dalam bidang Ilm Pertanian.
Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP diyakini merupakan sosok yang tepat untuk menjabat sebagai Menteri Pertanian. Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 2007 ini dikenal sebagai seorang pekerja keras, ulet, dan berprestasi.
Presiden Jokowi percaya, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP mampu menjalankan tugasnya dengan baik di bidangnya dalam pemerintahan lima tahun ke depan. “Beliau ini praktisi, pemikir dan wirausahawan muda bidang pertanian. Petani muda yang berhasil bangun modal wirausaha bidang pertanian,” kata Jokowi saat memperkenalkan Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian RI.
Profil Saleh Husin: Menteri Perindustrian 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Saleh Husin, SE, M.Si |
Saleh Husin, SE, M.Si adalah putera daerah Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang lahir pada tanggal 16 September 1963. Ia berasal dari keluarga miskin yang hidupnya jauh dari kemewahan. Ayah Saleh Husin bekerja sebagai nelayan, sedangkan ibunya adalah pembuat dan penjual roti kecil-kecilan.
Kondisi inilah yang membuat Saleh Husin untuk bersekolah setinggi mungkin demi memperbaiki nasib keluarga. Lulus dari bangku SMA, tahun 1982 ia mendaftar masuk AKABRI dan lulus tes, namun gagal di ujian terakhir karena ada gangguan pada matanya. Dua tahun kemudian, ia mencoba tes masuk militer lagi tapi kembali gagal.
Hingga akhirnya, Saleh Husin memutuskan untuk merintis bisnis sendiri dan itulah awal dari kegemilangan karirnya. Ia mencapai sukses setapak demi setapak dan akhirnya menjabat sebagai direktur di PT. Ades Alfindo Putra Setia, sebuah perusahaan di Jakarta dengan pamor yang cukup besar.
Saleh Husin, SE, M.Si adalah meraih gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Khrisnadwipayana Jakarta pada tahun 1996. Kemudian ia melanjutkan S2 di program Magister Administrasi Publik di perguruan tinggi yang sama dan lulus pada tahun 2007.
Selain itu, Saleh Husin juga mengikuti pendidikan di sejumlah lembaga non formal, seperti English Course di Universitas Oregon, Eugene, Amerika Serikat pada tahun 1992, Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXXIX Lemhannas pada tahun 2006, dan kursus public speaking serta belajar pendidikan kepribadian kepada John Robert Power.
Saleh Husin turut terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pada tahun 2001. Hingga akhirnya, Saleh Husin dikenal sebagai politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) sampai saat ini.
Profil Retno Lestari Priansari: Menteri Luar Negeri 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Retno Lestari Priansari |
Retno Lestari Priansari telah memiliki rentang karier yang luar biasa sebelum ditunjuk masuk dalam kabinet Jokowi JK. Ia adalah dubes karir termuda dalam sejarah Indonesia, dan terakhir menjabat sebagai duta besar untuk kerajaan Belanda. Dalam keseharian, Retno dikenal sebagai pribadi yang energik, tegas, dan ramah.
Lulusan termuda Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM pada 1985 ini berasal dari almamater yang sama dengan Jokowi. Bahkan sebelum merampungkan kuliah, Retno sudah direkrut oleh Departemen Luar Negeri berkat prestasi akademik yang cemerlang.
Retno pernah terlibat sebagai Tim Pencarian Fakta (TPF) dalam kasus meninggalnya aktivis HAM, Munir. Selain itu dikutp oleh VIVAnews, Retno juga berpengalaman sebagai utusan khusus presiden untuk masalah Aceh (2004) dan Moratorium Utang (2005).
Ia juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk Norwegia dan Islandia. Ia juga pernah mencicipi jabatan sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa selama empat tahun sejak 2008.
Seperti halnya menteri-menteri lain dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK, Retno Lestari Priansari diyakini memiliki filosofi yang klop dengan presiden. Ia dikenal terbuka dengan perubahan. Retno juga memiliki konsep bahwa diplomasi Indonesia di tingkat internasional akan lebih mengutamakan diplomasi ekonomi.
Berikut ini profil singkat Retno Lestari Priansari.
Nama : Retno Lestari Priansari Marsudi
Tempat/ Tanggal Lahir: Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962
Pendidikan Terakhir : Magister dari Haagsche Hooge School Den Haag
Jabatan Terakhir: Duta Besar RI di Den Haag, Belanda
Profil Ignasius Jonan: Menteri Perhubungan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Ignasius Jonan |
Ignasius Jonan adalah sosok yang sudah tidak asing di bidang perhubungan di tanah air. Jabatan terakhir yang disandang lelaki berusia 51 tahun ini adalah Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang diembannya sejak tahun 2009. Di bawah pimpinan Ignasius Jonan, masyarakat dapat melihat dan merasakan peningkatan pelayanan PT KAI.
“Kita tahu semuanya bahwa dia (Ignasius Jonan) adalah Dirut PT Kereta Api Indonesia kemudian profesional yang berpengalaman dalam pengelolaan sektor transportasi publik,” ujar Presiden Jokowi saat mengumumkan nama Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan RI.
Lahir di Singapura pada tanggal 21 Juni 1963, Ignasius Jonan adalah lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga Surabaya. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke Fletcher School, Tufts University, Amerika Serikat.
Ignasius Jonan sempat merintis karir di bidang lain sebelum berkiprah di PT KAI. Ia menjabat sebagai Direktur Citibank/Citigroup dari tahun 1999 hingga 2001, kemudian mengampu jabatan selaku Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dari tahun 2001 hingga 2006 dan berlanjut sebagai Managing Director hingga 2009.
Mengenai penunjukannya sebagai Menteri Perhubungan oleh Presiden Jokowi, Ignasius Jonan hanya mengatakan biasa saja. Yang jelas, ia berjanji untuk bekerja maksimal demi lebih baiknya transportasi di Indonesia. ”Biasa saja. Karena ini bekerja, bukan jabatannya,” ujarnya.
Biodata Singkat
Nama: Ignasius Jonan
Tempat, Tanggal Lahir: Singapura, 21 Juni 1963
Pendidikan: Universitas Airlangga Surabaya, Tufts University AS
Jabatan Terakhir: Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI)
Jabatan Terkini: Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Profil Indroyono Soesilo: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc |
Sebelum dipercaya untuk menjabat sebagai menteri di Kabinet Jokowi-JK, Indroyono Soesilo adalah Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur Food and Agriculture Organization (FAO), salah satu badan yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 27 Maret 1955. Ia meraih gelar S1 di Fakultas Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1979, kemudian S2 di Universitas Michigan Amerika Serikat tahun 1981, S3 di Universitas Lowa Amerika Serikat tahun 1987, dan mengikuti Program Khusus di Remote Sensing Satellite Ground Station Management Training, Kanada, pada 1992.
Karir suami dari Dr. Ir. Nining Sri Astuti, MA ini sangat panjang. Dari mengabdi untuk almaternya di ITB, lalu menjadi pegawai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pengajar dosen luar biasa Kursus Staf Senior TNI-AD Seskoad Bandung, juga pernah menjadi research asistant dan teaching assistant di Department of Geology, University of Iowa, AS.
Selain mengajar di ITB, Indroyono Soesilo juga pernah menjadi dosen Program Pascasarjana di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Trisakti Jakarta, dan Universitas Indonesia. Tahun 1999, ia menjabat sebagai Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut di Departemen Kelautan dan Perikanan.
Penghargaan yang pernah diterima Indroyono Soesilo sangat banyak. Di level nasional, ia menerima anugerah Adhicipta Rekayasa Persatuan Insinyur Indonesia (1993), Satya Lencana Pembangunan RI (1995), Satya Lencana Karya Satya X (1999), dan Bintang Ajasa Utama (1999).
Sedangkan penghargaan dari luar negeri yang pernah diterimnya antara lain Worldwide Permina Foundation Award USA (1980), Indonesian Cultural Foundation Award USA (1981), Isabel-Demple Foundation Award USA (1984), Scientific Research Honor Society USA (1987), hingga Who’s Who of The World (1998).
Profil Andrinof Achir Chaniago: Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah menunjuk Andrinof Chaniago sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) untuk periode 2014-2019 dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK. Berikut ini profil dan biodata Andrinof Chaniago.
Andrinof Achir Chaniago dilahirkan di Padang pada 3 November 1962. Setelah merampungkan sekolahnya di Sumatera Barat, ia kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI). Gelar Master Perencanaan dan Kebijakan Publik diperolehnya dari Fakultas Ekonomi di perguruan tinggi yang sama. Ia juga menuntut ilmu di Fu Hsing Kang College, Taipei, Taiwan.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas di Kabinet Kerja Jokowi-JK, Andrinof Chaniago adalah Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia, serta pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group.
Andrinof Achir Chaniago juga dikenal sebagai orang yang menggagas Visi Indonesia 2033, suatu gerakan yang mencetuskan konsep pembangunan Indonesia menuju negara maju pada tahun 2033 mendatang. Tak hanya itu, pria berusia 51 tahun ini juga tercatat sebagai pengajar di Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Jakarta.
Pada tahun 1999, ia bersama rekan-rekannya mendirikan Center for Indonesian Regional dan Urban Studies atau CIRUS. Di tahun 2008, ia mendirikan CIRUS Surveyors Group (CSG). Di sini, ia menjabat sebagai direktur eksekutif.
Ia juga aktif dalam organisasi sosial non profit seperti Anggota Dewan Redaksi Jurnal Galang. Jurnal ini mengupas pemikiran tentang penggalangan dana sosial. Selain itu, ia juga sempat menjadi Ketua III Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI).
Karya tulis yang dihasilkan Andrinof Chaniago cukup banyak, antara lain “Dampak Kenaikan Harga BBM pada Kelompok Masyarakat Near Poor Komuter di Bodetabek” (2006), “Upaya Inovasi Sistem Rekrutmen CPNS Pasca-Orde Baru” (2006), Profesionalitas dan Netralitas Birokrasi: Menuju Daya Saing Ekonomi Daerah (2007), dan lain-lain.
Ia menikah dengan Ir. Yultifani dan memiliki seorang anak yang bernama Auzi Amazia Domasti. Saat ini, ia menjabat sebagai anggota tim Visi Indonesia 2033. Tujuan sederhana dari tim ini adalah supaya pembangunan yang ada harus sejalan dengan konsekuensi dari kondisi yang ada dan bisa mewujudkan pertumbuhan dalam hal kesejahteraan masyarakat. Tim ini beranggotakan empat orang yang sama-sama memiliki keahlian yang mumpuni, yaitu Andrinof Achir Chaniago, Ahmad erani Yustika, Mohammad Jehansyah Siregar, dan Tata Mustasya.
Nama Lengkap : Andrinof Achir Chaniago
Profesi : Dosen di FISIP UI
Agama : Islam
Tempat Lahir : Padang
Tanggal Lahir : Sabtu, 3 November 1962
Zodiac : Scorpion
PENDIDIKAN
- - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
- - Program Master Perencanaan dan Kebijakan Publik, FE, UI
- - Fu Hsing Kang College, Taipei, Taiwan
- - S3 di Pasca Sarjana Ilmu Filsafat UI
KARIR
- - Dosen
- - Research Fellow di The Habibie Center
- - Direktur Eksekutif CIRUS Surveyors Group
- - Penulis
Profil Biodata Yuddy Chrisnandi: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Yuddy Chrisnandi |
Lelaki muda asal Bandung, Jawa Barat, ini merupakan salah seorang menteri yang diambil dari unsur partai politik. Ya, Yuddy Chrisnandi adalah Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Ia juga pernah dipercaya untuk mengampu posisi sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (BAPPILU) periode 2010-2015.
Meskipun orang parpol, namun pria kelahiran 29 Mei 1968 ini bukannya tanpa kemampuan dan pengalaman. Yuddy Chrisnandi tercatat sebagai pengajar di sejumlah perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Darma Singaraja Bali, STIE Latifah Al Mubarokah Tasikmalaya, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Indonesia, dan Universitas Nasional Jakarta.
Sebelum bergabung dengan Hanura, peraih gelar doktor dari Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2004 ini adalah politisi Partai Golkar. Bahkan, Yuddy Chrisnandi sempat bersaing memperebutkan posisi Ketua Umum Partai Golkar pada tahun 2009.
Riwayat pendidikan tinggi Yuddy Chrisnandi antara lain: meraih gelar S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung, gelar S2 diterimanya dari Universitas Indonesia pada bidang ilmu ekonomi, dan di perguruan tinggi yang sama, Yuddy Chrisnandi mendapatkan gelar S3 pada bidang ilmu politik.
Nama Lengkap : Yuddy ChrisnandiTempat, Tanggal Lahir : Jawa Barat, 29 Mei 1968
PENDIDIKAN :
Umum :
- SD Negeri Panitran III Cirebon ( 1980 )
- SMP Negeri I Cirebon ( 1983 )
- SMA Negeri I Cirebon ( 1986 )
- Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung ( 1991 )
- Fakultas Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ( 1997 )
- Program doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ( 2004 )
PERJALANAN KARIER :
Pekerjaan :
- Dosen Fakultas Ekonomi , Universitas Trisakti
- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nasional
- Dosen PPS Ilmu Politik Universitas Indonesia
- Karyawan Bank Bukopin Pusat ( 1991 - 1992 )
- Karyawan Bank Bumi Daya Pusat ( 1992 - 1994 )
- Staf Khusus Ketua Ketua BPPN ( 1998 - 2000 )
- Staf Khusus Kapolri ( 1999 - 2000 )
- Staf Khusus Wapres Wakil Presiden RI ( 2001 - 2003 )
Legislatif :
- MPR dari Partai Golkar ( 1997 - 1999 )
Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar
- DPR dari Partai Golkar ( 2004 - 2009 )
Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar
KEGIATAN LAIN :
- Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK) DPP Golkar
- Ketua Pimpinan Majelis Nasional KAHMI (Korps Alumni HMI)
- Ketua Bidang Internasional MKGR (Musyawarah Keluarga Gotong Royong)
- Ketua Bidang Organisasi Lemkari (Lembaga Karatedo Indonesia)
- Pokja PP-OKK Golkar ( DPP) ( 1991 - 1995 )
- Bappilu DPP Golkar ( Bidang seni budaya ) ( 1995 - 1997 )
- Pengurus DPP Golkar ( Dept Pemuda) ( 1998 - 2004 )
- Pengurus Golkar (Dept Hukum dan Ham) ( 1998 - 2004 )
- Ketua DPP Partai Hanura ( 2010 - 2015 )
PUBLIKASI :
- Kontributor Buku : Membangun Kemandirian Indonesia Penerbit : Yayasan Kebangsaan Bersatu ( 1995 )
- KPP HAM Bukan Pengadilan HAM Penerbit : Yayasan Kebangsaan Bersatu ( 1999 )
- Editor Buku : Orang Berkata Tentang Wiranto Penerbit : Yayasan Kebangsaan Bersatu ( 2001 )
- Kurator Buku : Pemimpi Perubahan; PR Untuk Presiden RI 2005-2009 Penerbit : Kota Kita Press ( 2004 )
- Reformasi TNI, Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia Penerbit : LP3ES ( 2005 )
- Kesaksian Para Jenderal Penerbit : LP3ES ( 2007 )
- Post Soeharto Civil-Military Relations in Indonesia Penerbit : Rajaratnam School of International Studies Singapore ( 2007 )
- Beyond Parlemen; Dari Politik Kampus Hingga Suksesi Kepemimpinan Nasional Penerbit : Transwacana ( 2008 )
KELUARGA :
- Velly Elvira, SH (isteri)
Profil Ryamizard Ryacudu: Menteri Pertahanan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Ryamizard Ryacudu |
Ryamizard Ryacudu memulai karir militernya dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) lulus tahun 1974, kemudian mengikuti pendidikan khusus Suscapa selama satu tahun dari 1985 hingga 1986, dan pada tahun 1991 lulus dari Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).
Menantu tokoh militer nasional sekaligus mantan Wakil Presiden Try Sutrisno ini dikenal sebagai sosok berkarakter tegas dan disiplin yang sudah kenyang pengalaman di kancah kemiliteran. Ryamizard Ryacudu pernah mengampu jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada tahun 2002 hingga 2005.
Sebelumnya, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, pada 21 April 1950 ini menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya (14 Januari 1999 hingga 4 November 1999), Pangdam Jaya/Jayakarta (4 November 1999 hingga 1 Agustus 2000), dan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat atau Pangkostrad (1 Agustus 2000 hingga 4 Juni 2002).
Sebagai Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu telah memiliki gambaran mengenai apa yang akan dilakukannya selama menjabat nanti, “Pertahanan itu kan darat laut udara. Fisik dan non fisik. Itu garis besar saya. Jadi kan berkaitan semua. Jadi ya saling dukung. Maritim mendukung pertahanan juga dong. Kalau maritim tidak mendukung pertahanan ya bolong begitu.”
Profil Tjahjo Kumolo: Menteri Dalam Negeri 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Tjahjo Kumolo |
Tjahjo Kumolo merupakan salah satu tokoh sentral di PDIP dan dikenal cukup dekat dengan sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri. Lahir di kota yang sama dengan Jokowi, yakni Solo, pria berkacamata ini merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia periode 2009-2014 dari partai moncong putih.
Saat masih menjadi anggota DPR-RI, politisi kelahiran tanggal 1 Desember 1957 ini juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP. Tjahjo Kumolo tercatat sebagai sebagai anggota Komisi I DPR-RI yang membawahi bidang pertahanan, luar negeri, dan informasi.
Meskipun lahir di Solo, namun Tjahjo Kumolo menghabiskan masa kecil dan remajanya di Semarang. Ia menempuh bangku SD, SMP, hingga SMA di ibukota Provinsi Jawa Tengah itu, juga saat tercatat sebagai peraih gelar sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang pada 1985.
Pada tahun 1994, Tjahjo Kumolo lulus dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Jakarta. Sebelum itu, ia sudah berkecimpung di kancah politik bersama Golkar sejak tahun 1987 hingga akhirnya Tjahjo Kumolo pindah ke PDIP pada tahun 1999 dan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di partai tersebut hingga kini.
Profil Rini Soemarno: Menteri BUMN 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Rini Soemarno |
Menjadi menteri bukanlah hal baru bagi Rini Mariani Soemarno. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) Kabinet Gotong Royong yang diusung Megawati pada periode 2001-2004. Kini, Rini hadir kembali dengan pujian setinggi langit dari Jokowi.
Dalam perkenalan kabinetnya Minggu (26/10) lalu Joko Widodo berkomentar, “Beliau (Rini) profesional. Kaya pegalaman sebagai CEO di perusahaan besar. Pekerja keras, ketua Tim Transisi, pernah menjadi Menteri Perindustiran dan Perdagangan. Saya menilai ia adalah pekerja yang cepat … saya ralat, super cepat, lincah sekali.”
Rini Soemarno terpilih sebagai salah satu dari 18 menteri kalangan profesional. Lulusan Wellesley College, Massachusetts tercatat sebagai menteri Kabinet Kerja terkaya dengan harta Rp 48.07 miliar. Pengalamannya luar biasa, termasuk menjadi presiden direktur PT Astra Internasional pada 1998-2000.
Rini tidak hanya mendapatkan dukungan dari Jokowi. Ia juga dipuji Dahlan Iskan, sosok yang posisinya digantikan Rini pada pemerintahan baru. Disampaikan oleh Dahlan kepada MetroTVNews, “Pengganti saya harus bisa menjaga BUMN dari intervensi politik. Juga menjaga dari campur tangan pihak luar dan asing.”
Tantangan sebagai menteri di wilayah ‘basah’ akan dijawab Rini Soemarno lima tahun mendatang. Suara-suara sumbang terhadapnya, termasuk dari kalangan pendukung Jokowi, semestinya akan dijawab dengan prestasi. Jika tidak, nilai minus tidak hanya dialamatkan pada Rini, tetapi Jokowi dan Megawati Soekarno Putri.
Nama Lengkap : Rini Mariani Soemarno
Tempat/ Tanggal Lahir : AS, 9 Juni 1958
Agama : Islam
Pendidikan: Fakultas Ekonomi, Wellesly College Massachusetts, USA (1981)
Karier Utama:
Direktur Utama PT Astra International, Jakarta (1998-2000)
Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia (2005)
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004)
Profil Retno Lestari Priansari: Menteri Luar Negeri 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Retno Lestari Priansari yang ditunjuk sebagai Menlu (Menteri Luar Negeri) Indonesia 2014-2019 dalam kabinet kerja Jokowi JK memiliki sejarah tersendiri. Retno merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama di negara ini. Latar belakang sebagai diplomat kenyang pengalaman adalah modal besar bagi istri Agus Marsudi tersebut.
Retno Lestari Priansari telah memiliki rentang karier yang luar biasa sebelum ditunjuk masuk dalam kabinet Jokowi JK. Ia adalah dubes karir termuda dalam sejarah Indonesia, dan terakhir menjabat sebagai duta besar untuk kerajaan Belanda. Dalam keseharian, Retno dikenal sebagai pribadi yang energik, tegas, dan ramah.
Lulusan termuda Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM pada 1985 ini berasal dari almamater yang sama dengan Jokowi. Bahkan sebelum merampungkan kuliah, Retno sudah direkrut oleh Departemen Luar Negeri berkat prestasi akademik yang cemerlang.
Retno pernah terlibat sebagai Tim Pencarian Fakta (TPF) dalam kasus meninggalnya aktivis HAM, Munir. Selain itu dikutp oleh VIVAnews, Retno juga berpengalaman sebagai utusan khusus presiden untuk masalah Aceh (2004) dan Moratorium Utang (2005).
Ia juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk Norwegia dan Islandia. Ia juga pernah mencicipi jabatan sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa selama empat tahun sejak 2008.
Seperti halnya menteri-menteri lain dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK, Retno Lestari Priansari diyakini memiliki filosofi yang klop dengan presiden. Ia dikenal terbuka dengan perubahan. Retno juga memiliki konsep bahwa diplomasi Indonesia di tingkat internasional akan lebih mengutamakan diplomasi ekonomi.
Berikut ini profil singkat Retno Lestari Priansari.
Nama : Retno Lestari Priansari Marsudi
Tempat/ Tanggal Lahir: Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962
Pendidikan Terakhir : Magister dari Haagsche Hooge School Den Haag
Jabatan Terakhir: Duta Besar RI di Den Haag, Belanda
Profil Susi Pudjiastuti: Menteri Kelautan dan Perikanan 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Gayanya yang eksentrik, bicaranya ceplas-ceplos. Selain nada suaranya yang berat, layaknya kaum adam, tak jarang wanita ini juga menghisap sebatang rokok filter membuat kesan 'angker' dengan orang yang berhadapan di depannya.
Ditambah gambar tato di beberapa bagian tubuh serta kerut di wajah wanita ini mungkin bisa menggambarkan betapa keras jalur hidup yang ditempuhnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru, Susi Pujiastuti (50) sebagai wanita bisnis memang merangkak dari bawah. Dilahirkan dari kalangan pedagang, Susi memulai karirnya sebagai pedagang ikan segar. Ia sukses di industri perikanan modern dan penerbangan carter beraset ratusan miliar rupiah.
Masing-masing adalah PT ASI Pujiastuti Marine Product yang bergerak di bisnis perikanan, dan Susi Air yang merupakan maskapai sewa dengan hampir 50 pesawat propeler jenis Cessna Grand Caravan dan Avanti. Dari dua perusahaan itu, Susi bisa menghidupi ribuan karyawan.
Jalan hidup wanita ini memang penuh liku. Seusai memutuskan keluar dari bangku SMA di daaerah perbatasan Cilacap dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, pada 1983, Susi mulai menjalani pekerjaannya sebagai pengepul ikan dengan modal pas-pasan.
Usahanya terus berkembang. Tidak puas hanya berbisnis ikan laut di satu daerah, Susi mulai melirik daerah Pangandaran di pantai selatan Jawa Barat. Ternyata, di sana keberuntungan Susi datang. Usaha perikanannya maju pesat. Jika semula dia hanya memperdagangkan ikan dan udang, maka Susi mulai memasarkan komoditas yang lebih berorientasi ekspor, yaitu lobster.
Dia membawa dagangannya sendiri ke Jakarta untuk ditawarkan ke berbagai restoran seafood dan diekspor. Ternyata pasar yang lebih luas masih membentang luas, ekspor lobster. Karena besarnya permintaan luar negeri, untuk menyediakan stok lobster, Susi pun harus berkeliling Indonesia mencari sumber suplai lobster.
Saat itu masalah timbul. Problem justru karena stok melimpah, namun transportasi, terutama udara, sangat terbatas. Untuk mengirim dengan kapal laut terlalu lama karena lobster bisa terancam busuk atau menurun kualitasnya.
Pada saat itulah timbul ide Susi lainnya untuk membeli sebuah pesawat. Gayung bersambut, sang suami Christian von Strombeck, yang merupakan pilot berkewarganegaraan Jerman mendukungnya. Sebagai pilot pesawat carteran, Christian sudah berpengalaman dalam bisnis pesawat.
Sebuah pesawat jenis Cessna dia beli. Alat transportasi itu sangat membantunya mengangkut lobster dari daerah-ke daerah lainnya.
Dibandingkan diangkut dengan darat yang butuh waktu relatif lama dan banyak lobster yang mati di jalan, tentu pengangkutan dengan pesawat ini lebih ekonomis. Ia juga mampu meningkatkan produktivitas perdagangan ikannya. Nilai jual komoditas nelayan di daerah juga naik.
“Nelayan bisa mendapatkan nilai tambah. Misalnya saja, lobster di Pulau Mentawai yang tadinya hanya dijual Rp 40.000 per kilo ke tengkulak, setelah itu bisa dinaikkan menjadi Rp 80.000 per kilo saat itu. Uang lebih bisa dikantongi nelayan, karena tanggungan biaya transportasi turun drastis,” kata Susi kepada Tribunnews.com, saat itu.
Jadi, kebutuhan terhadap pesawat penumpang pun semakin meningkat seiring dengan ekspor yang terus bertambah. Belakangan, pesawat yang tadinya hanya untuk mengangkut barang dagangan laut, dia coba sewakan kepada masyarakat yang ingin menumpang.
“Ternyata, permintaan transportasi sangat besar karenanya kita pun mengembangkan bisnis pesawat carter ini dan Susi Air,” ujarnya.
Saat ini, Susi Air memiliki 46 pesawat kecil, antara lain jenis Cessna Grand, Avanti, dan Porter. Harga pesawat Cessna hampir mencapai Rp 20 miliar per unit. Adapun harga pesawat Avanti bisa empat kali lebih mahal. Bisa dibilang, Susi Air saat ini telah merajai dari maskapai carteran di Indonesia.
Susi tidak puas begitu saja dengan pencapaiannya. Wanita beranak tiga ini juga telah membangun sekolah pilot di Pangandaran. Ia beralasan, selain untuk memenuhi kebutuhan pilot juga membangun SDM dari Pangandaran dan sekitarnya, tempat kantor pusat Susi Air itu berdiri. Hal ini juga untuk mengurangi jumlah pilot asing yang masih mewarnai maskapai tersebut.
Bisnis Lobsternya sempat goyang saat terjadi bencana tsunami di selatan Pulau Jawa pada pertengahan 2000-an. Menurutnya, saat itu hampir seluruh nelayan lobster bangkrut bahkan banyak yang menjadi korban. Dari ekspor yang setahunnya bisa mencapai 10 juta dollar AS, saat itu jatuh hingga menjadi 1 juta dollar saja.
"Cukup lama untuk merecovery, butuh bertahun-tahun agar nelayan bisa kembali mendapatkan bisnis mereka kembali," ujarnya.
Salah satu menteri yang cukup menyedot perhatian adalah Susi Pudjiastuti. Menteri Kelautan dan Perikanan di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla ini ramai dibicarakan di media sosial. Mulai dari gayanya hingga masalah tatoo-nya. Harian KONTAN pernah menuliskan kisah Susi Pudjiastuti ini. Ternyata, perempuan yang tidak berpendidikan tinggi ini adalah seorang yang luar biasa. Berikut kisahnya:
Pendidikan bukan satu-satunya tiket untuk menggapai sukses dalam hidup. susi pudjiastuti telah membuktikannya. Meski hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia berhasil membangun bisnis perikanan dan penerbangan dengan omzet ratusan miliar per tahun.
Ulet dan tekun dalam mengembangkan usaha menjadi kunci sukses susi pudjiastuti mengembangkan bisnis perikanan dan penerbangan. Ia mengawali bisnis pada 1983 dengan menjadi pedagang pengumpul (pengepul) ikan bermodal pas-pasan di Pangandaran, Jawa Barat. Tahun 2005, ia mulai merambah bisnis penerbangan.
Susi pudjiastuti mendirikan Susi Air seorang diri dari nol. Saat itu ia sudah menikah dengan seorang pilot pesawat carteran asal Jerman bernama Christian von Strombeck. Ceritanya, setelah menikah dengan pilot asal Jerman itu, susi berangan-angan mengangkut ikannya menggunakan pesawat. Keinginan itu timbul karena transportasi darat memakan waktu lama dan membuat ikan-ikannya mati begitu tiba di Jakarta. Selain risiko kematian, harga ikan juga jatuh.
Tetapi dengan pesawat, Susi cuma membutuhkan waktu satu jam, dari Pangandaran sampai ke Jakarta, sehingga harga ikan pasti tinggi karena lebih segar. Ketika itu, Strombeck mendukung keinginan isterinya itu.
Walau kini sudah berpisah, banyak orang mengaitkan kemajuan susi Air dengan kehadiran Strombeck. Namun susi menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki share ownership dengan mantan pasangannya tersebut. "Karena ada orang kita yang enggak appreciate bangsa sendiri," keluh Susi.
Dari hasil pernikahannya dengan Strombeck, Susi dikaruniai tiga orang anak. Di pertengahan tahun antara bulan Mei hingga bulan September, ia rutin mengambil liburan panjang untuk menghabiskan waktu bersama anak-anaknya tersebut.
Maklum, kedua anaknya kini tinggal di Amerika Serikat sehingga tak mungkin bertemu setiap saat. "Itulah kesempatan bagi saya untuk bertemu dan melepas rindu bersama mereka," katanya. Meskipun memiliki tiga orang anak, Susi tidak berencana mewariskan bisnisnya kepada anak-anaknya itu.
Untuk meneruskan kelanjutan usahanya, ia sudah membentuk sebuah yayasan sejak tahun 1998. Yayasan ini yang nantinya mengambil alih bisnis ketika dirinya meninggal. "Karena saya menyadari bahwa bisnis ini kan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, juga tujuan lainnya untuk kepentingan rakyat kecil seperti nelayan," tutur Susi.
Profil Rudiantara: Menteri Komunikasi dan Informasi 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Rudiantara |
Ketika mengumumkan susunan menteri dalam kabinetnya pada Minggu (26/10), Jokowi mengungkapkan sosok Rudiantara sebagai “CEO profesional yang telah memajukan sektor teknologi informasi publik di Indonesia”.
Bukan tanpa alasan. Rudiantara pernah menjabat posisi penting di Telkomsel dan XL Axiata. Pengalamannya tidak terbatas hanya dalam dunia IT. Rudiantara pernah berkecimpung sebagai wakil direktur utama PLN dan wakil direktur utama Semen Gresik. Kini, pria kelahiran Bogor tersebut masih merangkap jabatan di beberapa perusahaan seperti Telkom dan Indosat.
Tugas berat menanti Rudiantara sebagai Menkominfo. Ia harus berpacu dengan waktu untuk membawa Indonesia tidak lagi tertinggal dengan negara lain.
Dilansir oleh Kompas setidaknya ada dua tantangan utama baginya. Pertama, meningkatkan infrastruktur dan kecepatan internet di Indonesia; dan yang berikutnya, membereskan masalah tata kelola frekuensi di Indonesia. Rudiantara juga perlu membenahi masalah infrastruktur telekomunikasi wilayah Indonesia bagian Timur yang cukup ada di belakang.
Dengan modal latar belakang profesional yang kuat, Rudiantara diprediksi mampu memberikan yang terbaik sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi. Berikut profil singkat pria yang diyakini memiliki filosofi yang sama dengan Presiden Jokowi ini.
Nama: Rudiantara
Tempat/Tanggal Lahir: Bogor, 3 Mei 1959
Pendidikan Terakhir : Magister Ilmu Administrasi IPPM
Jabatan Terakhir : Komisaris PT Indosat Tbk
Profil Imam Nahrawi: Menteri Pemuda dan Olahraga 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Imam Nahrawi |
H. Imam Nahrawi, S.Ag lebih dikenal dengan sepak terjangnya di dunia politik. Ia sudah dua periode menjadi anggota MPR RI secara beruntun. Pengalaman organisasinya cukup matang. Nahrawi pernah berstatus Ketua Umum PMII Jawa Timur dan Ketua Umum DKN Garda Bangsa.
Banyak harapan yang disematkan pada Nahrawi. Misalnya dari E.F Hamidi, Sekjen KONI. Dikatakannya kepada Antara, “Kami berharap menteri Menpora dapat mampu belajar dengan cepat mengenai perkembangan pemuda dan olahraga ke depan. Serta harus cepat bekerja.
Secara tersirat, Imam Nahrawi kurang memiliki pengalaman berarti dalam pembinaan olahraga daerah dan nasional. Oleh karenanya, target Indonesia berprestasi di Asian Games 2018 kala ia menjadi Menpora, dianggap sesuatu yang kurang relevan.
Legenda Tenis, Yayuk Basuki yang sekarang menjadi anggota DPR mengungkapkan kegelisahannya atas penunjukan Nahrawi. Disebutkannya, “Aku no comment deh, pesimis aja. Sepertinya pemimpin kita tidak serius ingin memperbaiki olah raga.”
Tantangan besar bagi Imam Nahrawi tidak hanya datang dari ajang Asian Games semata. Banyak cabang olahraga yang sedang mengalami kemunduran. Jika tidak, prestasi yang stagnan.
Kebijakan yang tepat bisa mengubah pesimisme publik pada sosok Menpora yang baru. Namun jika gagal, suara miring bahwa Nahrawi masuk hanya untuk memenuhi kuota parpol bisa terdengar lantang.
Nama: H. Imam Nahrawi, S.Ag
Tempat/ Tanggal Lahir: Bangkalan, 8 Juli 1973, Jawa Timur
Pendidikan
– SDN Bandung Bangkalan tahun 1980-1986
– SMPN Konang Bangkalan tahun 1986-1989
– MAN Bangkalan tahun 1989-1991
– IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1998
Profil Arief Yahya: Menteri Pariwisata 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Ir. Arief Yahya, M.Sc. telah dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menduduki posisi Menpar di kabinet pemerintahannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Berikut ini akan dibahas mengenai profil singkat dan biodata Arief Yahya, Menteri Pariwisata Kabinet Kerja Jokowi JK 2014-2019.
Sebelum dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai Menteri Pariwisata Republik Indonesia, putera daerah Banyuwangi, Jawa Timur, ini adalah CEO PT Telekomunikasi Indonesia. Arief Yahya menjabat sebagai CEO PT Telkom sejak tanggal 11 Mei 2014 untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Rinaldi Firmansyah.
Arief Yahya lahir di Banyuwangi pada tanggal 2 Maret 1961 dan di wilayah paling timur di Pulau Jawa itulah ia menghabiskan masa kecil hingga remajanya. Selepas lulus dari SMA/SMPP 1 Banyuwangi, Arief Yahya pergi ke barat untuk melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung.jurusan Teknik Elektro.
Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Surrey, Inggris, untuk program Telematics atau Software & Telecommunications). Setelah itu, Arief Yahya pulang ke tanah air untuk menempuh program doktoral di Universitas Padjadjaran Bandung dan akhirnya bergabung dengan Telkom.
Selama berkarir di Telkom, Arief Yahya telah mengukir banyak prestasi, sebut saja The Best Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi), Pemasaran Telepon Terbaik Telkom Jakarta, hingga meraih penghargaan Gema Telkom Award sebanyak 2 kali.
Selain itu, ia juga mendapatkan penghargaan atas keberhasilan kecepatan Recovery Fastel akibat bencana banjir di Kawasan Segitiga Emas Jakarta untuk Telkom Jakarta Barat tahun 2002, Kandatel Terbaik Malcolm Baldrige National Quality Award, Kepala Divisi Regional (Kadivre) Terbaik The Best Sponsor.
Kemudian, Zero Accident Award Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil 2003 dari Menakertrans, Penghargaan Management War Room Terbaik 2003, The Best Jalur Komando Award dari Panglima Daerah VI Kalimantan, Divre Terbaik Rocky of The Year 2003, dan masih banyak lagi prestasi yang pernah ditorehkan oleh Arief Yahya.
Lama di bidang telekomunikasi, lantas apa alasan Jokowi menempatkan Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata? Ternyata, keandalan Arief Yahya di bidang marketing menjadi dasar utamanya. Jokowi berharap Arief Yahya bisa mengembangkan dan mengenalkan pariwisata Indonesia ke mancanegara dengan maksimal.
“Pak Arief Yahya adalah CEO PT Telekomunikasi Indonesia yang profesional dan mumpuni dan pemasaran, dan penerima anugerah Marketer of the Year 2013,” ujar Jokowi saat mengenalkan Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata di Istana Negara, Minggu (26/10/2014) lalu.
Profil Pratikno: Menteri Sekretaris Negara 2014-2019 Kabinet Kerja Jokowi JK
Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc |
Jika para menteri lain dalam Kabinet Jokowi JK baru ‘bekerja’ setelah pelantikan, lain lagi Pratikno yang disebut-sebut sudah berkiprah di pemerintahan baru beberapa hari sebelumnya. Disampaikan oleh Andi Widjajanto, mantan Deputi Tim Transisi, “Mensesneg yang baru sudah bekerja sejak Kamis (23/10). Dialah yang mempersiapkan semua pelantikan.”
Pratikno memiliki prestasi akademik yang spektakuler. Pria berusia 52 tahun ini mendapatkan gelar profesor bidang Ilmu Politik dari UGM.
Ia juga mendapatkan gelar master Development Administration dari Birmingham University, Inggris (1991). Juga, helar Doktoral bidang Political Science dari Flinders University, Australia (1997). Pada 2009 lalu ia juga pernah menjadi moderator debat pilpres.
Kedekatan Pratikno dengan Jokowi tidak perlu dipertanyakan lagi. Bersama Andrinof Chaniago (UI) dan Cornelis Lay (UGM) ia termasuk dalam tim tiga yang menyelesaikan kerja Tim Transisi. Ia konon juga banyak membantu sang presiden dalam kampanye pemilu lalu.
Dalam perkenalan kepada rakyat Indonesia Minggu (26/10) lalu, Joko Widodo menyebut, “Beliau (Pratikno) anak desa yang juga sama dengan saya, masuk kota. Sekarang anak desa masuk Jakarta.”
Bukan anak desa biasa. Ditempa pengalaman hidup yang istimewa, rektor UGM sejak 2012 ini kini akan semakin besar dalam memberikan sumbangsih untuk Indonesia.
Satu visi dengan Jokowi, peran Pratikno diyakini akan sangat besar untuk Kabinet Kerja yang banyak diharapkan rakyat ini.
Sederhana, kata itulah yang secara spontan dapat mewakili sosok seorang Pratikno. Seorang anak desa yang mementingkan pendidikan dan pemberdayaan sosial sampai akhirnya Jokowi kepincut dan menunjuknya sebagai menteri di kabinetnya.
Pratikno adalah anak desa yang lahir pada 13 Februari 1962 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sejak lulus sekolah dasar, ia melanjutkan ke SMP yang jaraknya puluhan kilometer dari rumah sehingga terpaksa indekos. Kedua orangtuanya yang berprofesi sebagai guru SD mengizinkannya indekos demi satu makna, yakni melanjutkan pendidikan.
Kampung halaman Pratikno dikelilingi hutan jati dan perkebunan tembakau. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro dan baru dialiri listrik pada awal 1990-an.
"Saya kos karena sekolahnya jauh dari kampung saya. Waktu saya itu kan enggak ada teman yang melanjutkan ke SMP, dari 13," kata Pratikno
Pratikno bercerita, ia dan keluarganya selalu hidup dalam kesederhanaan. Semuanya ia nikmati meski akrab dengan kesulitan.
Ia melanjutkan SMA di Kota Bojonegoro dan lulus tahun 1980. Setelah itu, Pratikno melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM.
"Saya kan anak desa, kalau universitas yang kami kenal dan ternama, ya hanya UGM," ujarnya.
Semasa menjadi mahasiswa di UGM, Pratikno sempat merasa minder karena status sosialnya. Tetapi, berbekal tekad kuat, ia pernah menjadi mahasiswa terbaik di jurusannya saat memasuki semester III. Ia juga bergabung dengan kelompok diskusi dan sering memenangi lomba riset mahasiswa.
Selain itu, pada pertengahan tahun 1980, Pratikno telah mulai mengirimkan tulisan ke beberapa media terkemuka di Pulau Jawa. Honor yang ia dapat digunakan untuk biaya hidup di Yogyakarta.
Pratikno melanjutkan pendidikan master dan doktornya di luar negeri. Ketika kembali ke desanya pada medio 1990-an, ia membentuk sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Ademos Indonesia. Lembaga ini merupakan wadah untuk masyarakat bersama-sama mengembangkan diri, mengadvokasi, serta membentuk kelompok peternak dan mengembangkan teknologi peternakan.
"Selesai saya studi, saya merasa harus membuat masyarakat happy, harus membantu masyarakat, makanya saya dirikan lembaga untuk sinau bareng (belajar bersama)," ucap pria yang sejak 2012 menjabat sebagai Rektor UGM itu.
Dalam bayangannya, ia tak pernah berpikir akan menjadi seorang menteri. Pada awal masa kuliahnya, sempat tebersit mimpi ingin menjadi camat.
"Camat itu sangat dihormati di desa saya, rumah saya dari kantor kecamatan itu jaraknya 18 kilometer," tuturnya.
Sebagai seorang akademisi, Pratikno mengenal Jokowi cukup dekat. Ia dipercaya menjadi anggota tim sinkronisasi Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla. Pratikno, bersama Andrinof Chaniago dan Cornelis Lay, adalah orang yang menyatukan semua usulan kelompok kerja Tim Transisi dan menetapkan langkah prioritas pelaksanaannya sebagai masukan kepada Presiden.
Saat ditanya soal tawaran menteri, ia tak pernah memikirkannya sampai akhirnya namanya diumumkan Jokowi sebagai Menteri Sekretaris Negara di Kabinet Kerja pada Minggu (26/10/2014) sore.
"Saya enggak pernah dihubungi Pak Jokowi dan berbicara soal menteri. Ibarat wawancara, itu wawancara sudah lama terjadi," pungkasnya saat itu.
Langganan:
Postingan (Atom)