Jumat, Februari 3

Tari Pasambahan Versi Baru...



Jujur...
semula, ingin kucelotehkan dengan dada membusung tentang kotaku nan eksotik pada semua orang...
sepotong nagari Nan Rancak Bana..
setumpuk ranah di antara Marapi, Singgalang dan Tandikek.
buah muncung si orang lalu...
buah mulut si orang datang...
di gunjing manis sampai ke tanah sebrang.

Semula ingin kutebar kabar dengan mata berbinar.
tentang, kota seribu jenjang..
negeri seribu gonjong..
menjadi sorganya para fotografer
menjadi kamus kuliner para pecandu makan
menjadi lahan basah dari kaki lima sampai saudagar besar...
menjadi literatur para pemburu cerita legenda...cerita tokoh sejarah..tokoh ulama..tokoh politik yg berkiprah dimasa lalu..

Yah...semestinya kubanggakan Bukittinggi-kotaku dengan keping hatiku yg utuh...
semestinya begitu..
tapiii...aahhh.. tak jadi di hari itu....

Pagi menjelang siang...
tak jauh dari pelataran kaki JamGadang..
sepojok sketsa pedih menoreh biji mataku.
potret satu dari puluhan pengemis yang bergelimpangan di pojok-pojok kotaku tlah mengiris hampir separoh rasa banggaku itu...
pengemis yg tengadah..
pengemis yg telentang...
pengemis yang menggapai-gapai..
yg memelas...
yg meraungkan ayat ayat suci..

sungguh...sketsa pedih itu serasa menohok jidatku..

Sampai malamnya aku bermimpi...
tangan2 pengemis yg menggapai gapai itu laksana lentik jemari tangan Penari Minang yg meliuk liukan carano dalam sajian Tari PASAMBAHAN....menyambut tamu yang datang berduyun-duyun, haus akan pesona dan rancaknya kotaku......

oleh Erison J Kambari 

Tidak ada komentar: