oleh Erison J Kambari
Apakah anda kira, siang yang benderang adalah waktu yang aman untuk anak-anak kita menikmati tayangan di layar kaca..?
Oops…tunggu dulu…!
Tak bisa dipungkiri….
Hari ini, televisi bukanlah sahabat sejati.
Televisi juga bukan kotak ajaib, yang akan menyulap kehidupan ini selalu jadi lebih baik.
Televisi juga bukan bingkai jendela berhias permata yang akan membuka cakrawala anak-anak kita…
Percayalah…
Televisi hari ini adalah ‘tepi jurang’…; wilayah dimana anak-anak kita mesti melangkah dalam kehati-hatiannya….tergelicir setapak saja, maka petakalah akhirnya.
Televisi hari ini adalah juga ‘tiang menjulang’…: tempat anak-anak kita bisa tegak tinggi menikmati cakrawala dunia, namun sekaligus juga menjadi tiang gantungan untuk membunuh kekanakannya..
Televisi hari ini adalah juga ‘telaga’…; wadah indah buat anak kita berenang mengarungi genangan ilmu, namun sekaligus juga menjadi pusaran maut yang bisa menenggelamkan mereka ke ceruk terdalam yang kelam dan berlumpur hitam...
Dan, bahwa IKLAN adalah denyut jantungnya pertelevisian….; semua kita memahaminya…
Iklan adalah energi..
Iklan adalah sari pati bergizi tinggi yang membuat tulang-tulang televisi terus berdiri dan tak henti menemani kita sehari-hari.
Tapi sadarkah kita, kalau ‘iklan’ juga yang telah menjadi belati..?
Belati bermata dua yang saban hari menyapa dan menggoda anak-anak kita..?
Iklan menjadi tamu tak diundang yang selalu mengetok-ngetok pintu rumah kita lewat bingkai jendela layar kaca…
Terserah kita…mempersilakannya masuk….atau membiarkan dia berlalu begitu saja….
Sudah pasti, iklan adalah sah.
Tapi kenapa kian hari tayangan iklan di layar kaca kita semakin tak ramah…?
Sekat-sekat estetika seperti diubah…
Sisi-sisi moralitas seperti dirambah…
Ketika pada suatu siang yang ceria..
Ketika kita asyik kumpul sanak saudara..
Ketika kita bercengkerama dengan anak-anak tercinta…
Tiba-tiba…
Iklan menyela….
Di layar televisi swasta.... dalam semua mata menatap ke arah yang sama….
perempuan cantik menawarkan, perkakas untuk memperbesar payudara…
“Ingin bokong yang besar..begini caranya…!” kata wanita itu dalam gaya menggoda.
Anak-anak kita ikut terpana….
Tak tahulah ayah bunda , apa yang melintas dalam benak anak mereka…
Tak lama setelahnya….masih dalam tayangan yang sama…:Revalina menjajakan pula pembalutnya dengan manja…….mmmh.
Kutatap dalam-dalam bola mata-anakku yang bening,.. masih saja terpana dan tak bergeming….
Aku bingung..kalau saja mereka bertanya,...ah, bagaimana menceritakan pada mereka tentang benda ‘ajaib’ milik wanita dewasa..yang bersayap tapi tak bisa terbang itu….?
Lengkaplah sudah kegamanganku sebagai orang tua, ketika Ikang Fauzi menunjukkan rahasia ‘kekuatan sexual’nya lewat iklan lainnya….
Memang…tak ada yang salah dengan produknya.
Tak perlu pula diumpat bintang iklannya...
Hanya saja persoalannya;….mo jual bokong kok di siang bolong..?
Memang…tak ada yang salah dengan produknya.
Tak perlu pula diumpat bintang iklannya...
Hanya saja persoalannya;….mo jual bokong kok di siang bolong..?
Atau memang kita tak boleh untuk bertanya..?
Atau memang dunia iklan memang sudah begitu adanya…?
Atau memang mari kita telan saja carut marut persaingan dagang yang semakin gila..?
Jangankan iklan pembalut..
Jangankan iklan perkakas untuk memperbesar bokong dan payudara..
Jangankan iklan rahasia kekuatan di atas ranjang..
Iklan Capres Megawati saja sudah sebegitu naifnya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar