Sumatera Barat memiliki segalanya untuk menarik pelancong berkunjung dan berlama-lama untuk tinggal. Di pedalaman, negeri di tengah Pulau Sumatera ini memiliki banyak danau, gunung-gunung yang diantaranya aktif, dataran tinggi yang menawarkan view yang indah, dan budaya yang eksotis. Dan di pesisir Sumbar memiliki pantai putih yang panjang, dan di perairannya, hadir pulau-pulau yang masih perawan.
Mengacu hal demikian, semestinya Sumbar menjadi destinasi andalan Indonesia. Tapi kenyataannya, potensi alam yang begitu elok dan indah bukan jaminan untuk manarik banyak pelancong. Jumlah wisatawan mancanegara ke Sumbar hanya sekitar 50 ribu orang pertahun.
Banyak praktisi pariwisata melihat, pelayanan wisatawan dan promosi yang kurang, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya arus wisatawan ke Sumbar. Dengan wilayah yang dekat dengan Malaysia dan Singapura (1 jam penerbangan), Sumbar sebenarnya difokuskan untuk mengambil 5% wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Malaysia dan Singapura dengan mengingat waktu penerbangan dari Kuala Lumpur dan Singapura ke Padang hanya 1 Jam.
Dengan data dua negara ini tiap tahun dikunjungi total Wisman 40 juta, maka tidak kurang 2 juta Wisman berkunjung ke Sumbar. Jika 2 Juta Wisman itu membelanjakan uang masing-masing Rp2 juta saja, maka uang akan masuk ke Sumbar 4 Triliun tiap tahun.
Jika membandingkan keindahan alam di darat dan dilaut antara Indonesia dan dua negara tetangga tadi angka 50 ribu memang amat sangat kecil.
Diantara sekian potensi destinasi yang menggiurkan tapi belum tergarap secara serius adalah Kawasan Mandeh.
Kawasan Mandeh (Mandeh resort) adalah sebuah kawasan kepulauan yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Kawasan itu berbatasan langsung dengan Kota Padang yang jaraknya sekitar 56 kilometer dari Ibu Provinsi Sumatera Barat tersebut. Waktu tempuh sekitar 70 menit dengan menaiki mobil. Luas kawasannya 18.000 hektar.
Lokasi itu disebut sebagai Kawasan Wisata Mandeh karena salah satu kampung yang ada dikawasan itu bernama Kampung Mandeh, Kawasan Mandeh merupakan perpaduan perbukitan yang alami dengan keindahan teluk yang dihiasi dengan gugusan pulau-pulau kecil yang terletak di bagian tengah Teluk Carocok Tarusan.
Teluk itu cukup landai dan tidak berombak karena disekitarnya terdapat beberapa pulau kecil di antaranya, Pulau Traju, Pulau Setan Kecil, Sironjong besar dan kecil dan Pulau Cubadak.
Kawasan Mandeh sangat cantik bila dilihat dari ketinggian terutama dari atas udara. Gugusan pulaunya membentuk laguna-laguna yang memancarkan air biru dan kehijauan. Kesadaran atas Kawasan Mandeh yang begitu mempesona, maka beberapa orang merasa penting untuk mempromosikan Kawasan Mandeh dengan mengadakan kegiatan Mandeh Joy Sailing 2014.
Acara ini berlangsung Hari Minggu (12/10/2014), yang dimulai dari Pelabuhan Muaro Padang, Kota Padang Menuju Kawasan Mandeh dengan Menggunakan Kapal Pesiar. Kegiatan ini dipusatkan di Kawasan Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan.
Kegiatannya akan melibatkan Tokoh-tokoh Nasional, Aparat Pemerintah, LSM, Dunia Usaha, Pimpinan BUMN, Media Cetak/Elektronik, Pelajar/Mahasiswa dan Masyarakat.
Penggagas acara Mandeh Joy Sailing 2014, Andrinof A. Chaniago mengatakan Mandeh Joy Sailing bermula dari seringnya dilihat dari udara dan sudah beberapa kali berkunjung langsung, sehingga menjadi beban pikiran untuk bagaimana Mandeh seperti halnya Raja Ampat di Papua.
“Saya ambil inisiatif dan sounding ke beberapa orang untuk mengadakan aksi inspiratif, AYO BERLAYAR KE MANDEH. Alhamdulillah, banyak yang siap terjun dengan tenaga. Lalu, satu demi satu bergabung mendukung,” ujarnya.
Awalnya direncanakan cuma pakai kapal dengan muatan 20 penumpang. Isinya penggemar ekowisata pesisir, penggemar fotografi dan beberapa rekan wartawan. Tapi kemudian berkembang menjadi acara besar. Jadi berubah dengan rencana berlayar membawa 80 orang-orang terkemuka dari Jakarta dan Sumbar.”
Kegiatan Mandeh Joy Sailing 2014 bertujuan Menggugah dan menginspirasi semua stakeholders, mulai masyarakat bawah di Kawasan Mandeh, Pemkab Pessel, Pemko Padang, Pemprov Sumbar, Pelaku usaha terkait pariwisata, pelestari seni-budaya, dan lainnya untuk memanfaatkan keelokan Mandeh untuk kesejahteraan bersama.
Dengan kegiatan Mandeh Joy Sailing 2014 diharapkan, Mempromosikan potensi pariwisata Kawasan Mandeh pada khususnya dan Sumatera barat pada umumnya kepada dunia Internasional; Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara; Mengembangkan potensi perekonomian dan sosial masyarakat di Kawasan Mandeh; dan Mendorong investor untuk berinvenstasi mengembangkan Kawasan Mandeh.
“Saya sendiri heran, banyak tokoh politik, pemerintahan dan pengusaha asal Sumbar yang sudah bolak-balik ke luar negeri, tetapi tidak terpikir untuk mengangkat kawasan seperti Mandeh,” jelas akademisi di Universitas Indonesia ini.
Menurutnya, Sumbar bisa menjadi penampug dari gelembung wisatawan dari Malaysia dan Singapura, dengan syarat membangun infrastruktur dan sarana dasar, didik mental masyarakat dan aparat, lalu promosi yang terintegrasi oleh Pemprov.
“Cukup itu saja yang dilakukan, saya yakin ekonomi Sumbar terangkat,” katanya.
Aksi inspirasi promosi wisata Sumbar ini, mendapat dukungan dari Pak Arnol Dt. Batuduang Ameh, Pak Danlantamal beserta jajarannya, pemilik kapal Mentawai Fast, klub diving dan beberapa pihak lain. Belakangan, aksi menginspirasi ini disambut oleh Bupati Pessel Nasrul Abit. Bupati Pessel nantinya menyiapkan dua kapal penyambut di Mandeh yang akan membawa peserta menikmati pemandangan lepas sambil berkeliling di kawasan mandeh, di samping akan dijamu dengan makan siang dengan hidangan masakan-masakan dari hasil laut buatan tangan masyarakat mandeh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar