Taman Monumen Bung Hatta berada di samping gedung Istana Bung Hatta, Bukittinggi, pada sebuah lereng bukit yang rendah, diteduhi oleh banyak pepohonan besar yang rindang. Taman Monumen Bung Hatta ini cukup luas, memanjang di sepanjang Jl. Jam Gadang menuju ke bawah sampai bertemu pertigaan dengan Jl. H. Agus Salim.
Di puncak bukit kecil itu, patung perunggu Bung Hatta terlihat berdiri dengan kepala sedikit menunduk dan sebelah tangan terangkat ke atas seakan menyapa setiap orang yang tak henti berlalu lalang di jalanan di bawahnya. Di bawah patung terdapat tulisan besar dari pelat logam di atas keramik yang berbunyi “Taman Monumen Bung Hatta Bukittinggi”.
Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta memang dilahirkan di Fort de Kock, kini Bukittinggi, pada 12 Agustus 1902. Perjalanan hidupnya membawanya menjadi seorang pelajar, tokoh pergerakan, pejuang, negarawan, dan Wakil Presiden Indonesia pertama yang kemudian memilih mundur pada 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Bung Hatta juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, serta dikenal sebagai Bapak Koperasi.
Dari jalanan di bawah bukit Taman Monumen Bung Hatta, sesungguhnya pengunjung bisa meniti anak tangga yang terbuat dari keramik berwarna abu-abu gelap menuju ke arah patung. Sayang, pagar di depan anak tangga terkunci rapat ketika saya berada di sana, mungkin juga dikunci sepanjang waktu untuk memelihara kebersihan dan keindahan taman.
Kebersihan dan keasrian Taman Monumen Bung Hatta ini tampak terjaga dengan sangat baik, menjadikannya semacam taman surga kecil bagi Kota Bukittinggi yang semakin banyak disesaki dengan tembok-tembok rumah dan bangunan beton tak beraturan lainnya.
Taman Monumen Bung Hatta di Bukittinggi dibangun untuk memperingati seabad kelahiran putera Minangkabau ini, yang jatuh pada 12 Agustus 2002.
Sayang sekali tidak ada semacam prasasti yang menceritakan secara singkat tentang sosok Bung Hatta, yang bisa dilihat dan dibaca oleh para pejalan dari jalur pedestrian di bawah bukit Taman Monumen Bung Hatta ini, sebagaimana yang telah dibuat di depan Jam Gadang.
Taman Monumen Bung Hatta dilihat dari seberang jalan, dengan jalur pedestrian di sebelah luar pagarnya yang tinggi, serta Jl. Jam Gadang yang dibuat satu arah.
Di puncak bukit kecil itu, patung perunggu Bung Hatta terlihat berdiri dengan kepala sedikit menunduk dan sebelah tangan terangkat ke atas seakan menyapa setiap orang yang tak henti berlalu lalang di jalanan di bawahnya. Di bawah patung terdapat tulisan besar dari pelat logam di atas keramik yang berbunyi “Taman Monumen Bung Hatta Bukittinggi”.
Berpeci dan berkaca-mata, dengan model celana dan baju khas yang sekarang sudah sulit ditemukan, Patung Bung Hatta di Taman Monumen Bung Hatta ini terlihat dengan senyum tipisnya.
Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta memang dilahirkan di Fort de Kock, kini Bukittinggi, pada 12 Agustus 1902. Perjalanan hidupnya membawanya menjadi seorang pelajar, tokoh pergerakan, pejuang, negarawan, dan Wakil Presiden Indonesia pertama yang kemudian memilih mundur pada 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Bung Hatta juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, serta dikenal sebagai Bapak Koperasi.
Dari jalanan di bawah bukit Taman Monumen Bung Hatta, sesungguhnya pengunjung bisa meniti anak tangga yang terbuat dari keramik berwarna abu-abu gelap menuju ke arah patung. Sayang, pagar di depan anak tangga terkunci rapat ketika saya berada di sana, mungkin juga dikunci sepanjang waktu untuk memelihara kebersihan dan keindahan taman.
Kebersihan dan keasrian Taman Monumen Bung Hatta ini tampak terjaga dengan sangat baik, menjadikannya semacam taman surga kecil bagi Kota Bukittinggi yang semakin banyak disesaki dengan tembok-tembok rumah dan bangunan beton tak beraturan lainnya.
Taman Monumen Bung Hatta di Bukittinggi dibangun untuk memperingati seabad kelahiran putera Minangkabau ini, yang jatuh pada 12 Agustus 2002.
Sayang sekali tidak ada semacam prasasti yang menceritakan secara singkat tentang sosok Bung Hatta, yang bisa dilihat dan dibaca oleh para pejalan dari jalur pedestrian di bawah bukit Taman Monumen Bung Hatta ini, sebagaimana yang telah dibuat di depan Jam Gadang.
Taman Monumen Bung Hatta dilihat dari seberang jalan, dengan jalur pedestrian di sebelah luar pagarnya yang tinggi, serta Jl. Jam Gadang yang dibuat satu arah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar