Bukittinggi merupakan salah satu tempat dimana kita bisa menemukan Ampiang Dadiah. Ampiang sendiri berarti “Emping”, dan Dadiah adalah hasil fermentasi susu kerbau murni. Nah nanti Ampiang sama Dadiah akan berkolaborasi indah dengan air jahe gula merah plus serutan es diatas nya. Hmm rasanya nano-nano, ada manis, asam, dingin. Jika anda berkunjung ke daerah bukit tinggi, jangan lupa untuk mencicipi Kuliner ini..
Ampiang Dadiah merupakan kudapan yang mengkombinasikan Ampiang (emping) yang terbuat dari beras dengan dadiah, sejenis yoghurt tradisional Minangkabau.
Dadiah dibuat dari fermentasi susu kerbau. Banyak diproduksi di Darek, wilayah pusat Minangkabau seperti Tanah Datar, Agam dan Bukittinggi, antara lain di Sungai Pua, Sungai Tarab, Lambah dan Canduang.
Susu yang menjadi bahan baku pembuatan Dadiah ini diperoleh dari peternak kerbau tradisional di kawasan tersebut. Susu terbaik diambil dari kerbau beranak kecil, kerbau yang sedang menyusui.

Akan tetapi ada pembeda tegas. Dadiah, seperti dikatakan Syahrial(52), pembuat dadiah di Lambah, dekat Ngarai Sianok, merupakan fermentasi susu kerbau yang langsung dikeraskan dengan menggunakan wadah bambu. Bentuknya pun keras dan padat.
Sedangkan yoghurt merupakan hasil fermentasi bakteri yang lebih didominasi susu sapi dan lebih kental, tidak padat. Berbeda dengan dadiah yang hanya satu rasa, yoghurt punya rasa yang beragam, seperti vanila, coklat, dan kedelai. Bahkan sekarang juga dikombinasikan dengan buah-buahan.
Dengan kandungan asam laktat pada yoghurt yang diperoleh dari fermentasi gula susu atau laktosa yang dirubah menjadi protein, yoghurt dipercaya sebagai minuman yang cocok untuk program diet.

Menurut Syahrial, bekunya susu tersebut cuma terjadi di bambu yang ditutup pakai plastik.
Hingga saat ini, dadiah diproduksi secara tradisional berbasis home industry. Pengerjaannya pun dilakukan secara manual menggunakan alat alami seperti bambu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar